Senin, 25 Juni 2012

KOMUNITAS JAMBI: Bhiksu Rinpoche Naik Sepeda Keliling Candi Muaroja...

KOMUNITAS JAMBI: Bhiksu Rinpoche Naik Sepeda Keliling Candi Muaroja...: JAMBI – Bhiksu Rinpoche segaja terbang dari Singapure ke Jambi untuk melihat peninggalan prasejahra yang terbesar di asia tenggara dan ke...

Bhiksu Rinpoche Naik Sepeda Keliling Candi Muarojambi


JAMBI – Bhiksu Rinpoche segaja terbang dari Singapure ke Jambi untuk melihat peninggalan prasejahra yang terbesar di asia tenggara dan keindahan panorama di Candi Muaro Jambi, Bhiksu Rinpoche sengaja datang ke Jambi bersama beberapa warga Singapure via Bandara Soekarno Hatta Jakarta.


Bhiksu berkebangsaan Tibet ini tertarik untuk mengunjungi situs Muaro Jambi. Terutama karena situs Muaro Jambi telah menjadi perhatian wisatawan luar negeri.

Situs purbakala kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Candi Muaro Jambi merupakan salah satu peninggalan sejarah karena adanya kaitan antara keberadaan situs dengan penyebaran ajaran Buddha yang cukup terkenal bahkan terbesar di asia tenggara. Untuk itu, Bhiksu Rimpoche mengaku sangat tertarik untuk melihat dari keindahan panaroma candi dari dekat, maka mereka sengaja datang ke Jambi melalui Singapura (25/6).

Kunjungan Rinpeche ke candi didampingi salah seorang tokoh masyarakat yang peduli candi Muara Jambi, beliau juga banyak mengeluarkan dana untuk memperkenalkan candi di tingkat dunia tanpa pamrih.

Untuk mengitari candi Muaro Jambi satu persatu, Rinpoche mengunakan sepeda yang disewakan warga setempat mulai dari pukul 09.30 hingga pukul 14.00 wib, tidak ketinggalan mengabadikan candi dengan kamera handphone.

Sebelum keliling candi Candi Gumpung, Candi Tinggi Astano, dan Kembar Batu, Rinpoche melakukan pelepasan burung ke alam bebas di candi Kadaton, selanjutnya Rinpoche keliling arca yang ditemukan oleh para pekerja beberapa waktu lalu. (Romy)

Sabtu, 23 Juni 2012

Puluhan Pasang Terjaring Dalam Razia Hotel

JAMBI – Tim gabungan yang dikoordinir oleh Kadis Sosial dan Tenegakerja Kota Jambi semalam (23/6) melakukan razia pekerja seks komersial (PSK) menjelang datangnya bulan Ramadha di sejumlah tempat hotel melati di Kota Jambi, razia hotel-hotel terhenti satu tahun lebih.
Petugas dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Sosnaker) Kota Jambi, Poltabes Jambi serta Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Jambi dan instansi terkait lainnya.

Dari hasil razia gabungan tersebut yang dilaksanakan malam Minggu hingga dini hari, diawali dari hotel Camar dikawasan Gatsu, di hotel ini, petugas mencari sepasang yang menggaku sebagai suami istri namun tidak bisa menunjukan surat nikah dan usia keduanyapun jauh berbeda, akhirnya pasangan tersebut digiring ke truk Satpol PP Kota Jambi, sedangkan beberapa kamar ditinggal lari oleh penghuninya, seperti kamar 207, terdapat jilbab, bra, tas wanita dan alat isap sabu-sabu (bong), untuk melanjutkan razia, kasus penemuan alat isap sabu-sabu ditindak lanjuti pihak kepolisian sektor pasar dan anggota BNN.

Selanjutnya tim meluncur ke belakang Novita Hotel, yaitu hotel Jambi Raya, di hotel Jambi Raya petugas mendapatkan sepasang isang berlainan jenis tengah bermadu kasih, sedangkan di hotel Anggrek, hotel Mayang Sari I, hotel Dalia kosong, hal ini petugas tidak melakukan razia di hotel Pundi.

Seusai razia dikawasan Mayang Sari, petugas melakukan razia ke hotel-hotel didaerah Angso Duo, di hotel Sarina petugas Sosnaker tidak diijinkan razia oleh salah satu petugas dengan dalih mengapa hotel lain tidak di razia, disini sempat berdepat dan petugas Sosnaker minta penjaga hotel Sarina membuat surat pernyatakan menolak petugas gabungan razia, namun penjaga hotel tidak berani akhirnya membiarkan tim lakukan tugas. Razia yang dilakukan di hotel-hotel kelas melati ini cukup mengejutkan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar tempat razia.

"pasangan muda-mudi itu tertangkap dalam kamar hotel sedeang berduaan dengan pasangan yang bukan suami istri (pasutri). Tapi sebagian hotel di Kota Jambi sepertinya sudah bersih dari prostitusi, biasanya beberapa hotel tersebut wanita yang terjaring cukup banyak. Mungkin rencana razia sudah bocor, hingga terget pada kabur sebelum dirazia oleh tim gabungan,"ujar salah satu petugas razia.

Razia dibagi dalam dua tim, yaitu di wilayah Pasar Kota Jambi, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Jelutung dan Kecamatan Kota Baru. Razia dimulai sekitar pukul 23.00 WIB hingga dini hari. (tim)

Kamis, 21 Juni 2012

Makin Leng San Keng Bansos Korban Kebakaran di Teluk Nilau





Makin Leng San Keng Bansos Korban Kebakaran di Teluk Nilau

KUALA TUNGKAL - Kebakaran hebat yang terjadi di Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan Senin (18/6) merupakan kebakaran terbesar sejak 2006 lalu. 132 bangunan ludes di lahan dijago merah. ratusan jiwa kehilangan tempat tinggal.
Korban kebakaran di Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan masih mengharapkan uluran tangan para dermawan. Pasca kebakaran, mereka berada di tenda darurat maupun menumpang di rumah-rumah tetangga.

Boleh dibilang tidak banyak barang yang bisa mereka diselamatkan. Kini, para korban tak lagi memiliki rumah dan berharap pasokan makanan dari Jemaat khonghucu di Tanjabbar datang untuk menyalurkan bantuan pada korban kebakaran. Bantuan tersebut langsung diterima korban kebakaran berupa air mineral, mie instan, beras, pakaian.

Pengurus Makin Klenteng Leng San Keng, Alex Tay mengatakan, bantuan tersebut sebagai rasa kemanusiaan warga Khonghucu bagi korban kebakaran.

"Kita langsung mengumpulkan jemaat dan mengumpulkan bantuan pada saudara-saudara kita korban kebakaran," kata Alex Tay.

Pihaknya berharap, bantuan yang disalurkan mampu meringankan beban bagi warga Teluk Nilau sekaligus diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan.

Sehari belum bantuan dari Makin Leng San Keng, Yayasan Budi Luhur telah mensuplai beras sebanyak satu ton dan mie instan 100 dus (Romy)

Makin Leng San Keng Bantu Warga Yang Mengalami Musibah Kebakaran

KUALA TUNGKAL - Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Tanjab Barat atau Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng San Keng, Kuala Tungkal, Kab Tanjab Barat besok akan turun kelapangan untuk memberikan bantuan sembako kepada masyarakat yang mengalami musibah kebakaran di tiga RT yakni  RT 19, RT 10 dan RT 17, Teluk Nilau.Tanjab Barat.
Ujar Ketua Perkhin, Lystiany dari Makin Kelenteng Leng San Keng, “Kita sangat mengharapkan agar Matakin maupun Makin di Jambi dapat memberikan sumbangsih kepada saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah kebakaran di Teluk Nilau”.

Selain bantuan datang dari jemaat Khonghucu dan simpatisan masyarakat Kuala Tungkal yang di koordiniri oleh Makin Kelenteng Leng San Keng, Kabupaten Tanjab Barat-Jambi 

Para pekerja bongkar muat di pelabuhan Tanggo Raja juga memberikan andil dengan membantu bongkar muat ke kapal pompong tanpa menerima upah, demikian juga dengan pemiliki kepal pompong tidak mau menerima uang sewa antar barang ke lokasi kebakaran (Romy)

Makin Leng San Keng Menyalurkan Bansos Liwat Laut

Kuala Tungkal - Majelis Akama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng San Keng Kuala Tungkal menyalurkan bantuan pasca kebakaran di tiga RT yakni  RT 19, RT 10 dan RT 17, Teluk Nilau, Tanjung Jabung Barat. 

Aksi bantuan sosial berasal datang dari Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) yang dibawah naungan Makin Kelenteng Leng San Keng, inisiatif tersebut disambut positif oleh jemaat Khonghucu dan pastisan dari masyarakat yang ada di Kuala Tungkal, dalam tempo tiga jam puluhan juta terkumpul, ada juga umat mengantarkan bahan sembako ke Kelenteng Leng San Keng. Dengan dana yang disumbangkan pengurus Makin Kelenteng Leng San Keng membeli air mineral sebanyak 320 dus, 300 dus mie instan, umat Khonghucu perorangan ada yang antar beras (5 karung), ikan asin dan puluhan karung pakai bekas yang layak pakai.

Dengan mengunakan kalal pompong Makin Leng San Keng menyalurkan bantuan kepada korban kebakaran, untuk melalui jalan darat tidak memungkinkan karena jalannya rusak dan rusaknya jembatan yang terbuat dari batang pohon kelapa, hingga kampung Teluk Nilau bagaikan kampung terisilasi

Korban kebakaran di Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan masih mengharapkan uluran tangan para dermawan. Pascatragedi kebakaran, mereka berada di tenda darurat dan menumpang di rumah saudara.

Pengurus Makin Klenteng Leng San Keng, Alex Tay mengatakan, bantuan tersebut sebagai rasa kemanusiaan warga Khonghucu bagi korban kebakaran.

Pihaknya berharap, bantuan yang disalurkan mampu meringankan beban bagi warga Teluk Nilau sekaligus diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan.

Camat Hamzah sempat terharus menerima rombongan Makin Kelenteng Leng San Keng beserta Perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin) Tanjab Barat, karena rombongan Perkhin mau datang ke Teluk Nilau melalui jalur laut dengan mengunakan speedbod bermesin 200 pk yang jarak tempuh 35 menit.

Camat Hamzah, atas nama masyarakat Teluk Nilau mengucapkan terima kasih atas bantuan masyarakat tionghoa melalui Makin Kelenteng Leng San Keng, di Teluk Nilau tidak ada rumah warga tionghoa, namun mereka mau membarikan bantuan, “Saya sangat terharu dan tidak ada yang dapat saya sampaikan selain ucapat terima kasih, semoga segala amal baktinya akan dibalas oleh Yang Maha Kuasa” ujar Hamzah dalam kondisi terharu.

Kebakaran Terbesar di Teluk Nilau
Kebakaran di Teluk Nilau, merupakan kejadian terbesar sepanjang 2012. Ratusan rumah terbakar. Ratusan orang kehilangan tempat tinggal. Warga yang kehilangan tempat tinggal sementara mengungsi di rumah keluarga, masjid dan kantin.

Kini yang mereka butuhkan air mineral, di Teluk Nilau warga mengunakan air hujan sebagai air minum sehari-hari, selain itu mereka juga mengharapkan bantuan pemerintah untuk segera membangun rumah mereka, pasalnya bulan puasa hampir tiba. (Romy)

Selasa, 12 Juni 2012

Tembok Besar China Ternyata Dua Kali Lipat Lebih Panjang

 Tembok Besar China "Great Wall"
BEIJING, KOMPAS.com — Tembok Besar China ternyata jauh lebih panjang dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini terungkap dari hasil survei Badan Urusan Kepurbakalaan China (SACH) sejak tahun 2007 di 15 provinsi di China.
Panjang Tembok Besar China sebelumnya pada tahun 2009 diperkirakan 8.850 km. Dalam penelitian terbaru, panjang bangunan bersejarah ini ternyata 21.196,18 km. Dengan demikian, panjang Tembok Besar China ternyata lebih dari dua kali lipat dibanding perkiraan sebelumnya.

Tongko Mingkan, Kepala Deputi SACH, mengatakan, untuk mengukur panjang Tembok Besar, sejumlah 43.721 situs purbakala diidentifikasi. Sejumlah tembok, reruntuhan, bagian pertahanan, celah sempit, dan bagian Tembok Besar lain diteliti.

Bangunan yang ditetapkan sebagai World Heritage sejak 1987 ini dikenal dengan "Tembok Panjang 10.000 Li". Tembok Besar adalah bangunan besar pertama yang dibangun manusia, terbuat dari batu, batu bata, dan bahan lain. Konstruksi Tembok Besar dimulai pada abad ke-7 SM.

Bangunan yang juga berfungsi untuk pertahanan tersebut kali pertama digunakan oleh Kaisar Qin Shi Huang pada tahun 220 SM untuk melindungi China dari serangan kalangan perampok dari wilayah utara.

Setelah masa tersebut, beberapa dinasti terus mempertahankan dan merenovasi Tembok Besar. Mayoritas dari struktur yang masih kokoh saat ini adalah yang dibangun kembali pada masa Dinasti Ming pada tahun 1364-1644.

Saat ini, dari seluruh bangunan hasil rekonstruksi Dinasti Ming, hanya 8,2 persen yang masih utuh. Sisanya dalam kondisi memprihatinkan. Banyak bagian telah runtuh, rusak, oleh aktivitas manusia dan pariwisata.

Seperti diberitakan Discovery, Kamis (7/6/2012), SACH akan merumuskan panduan untuk perlindungan Tembok Besar serta menyusun sistem pengawasan sehingga upaya pelestarian bangunan bersejarah ini akan berjalan.

http://sains.kompas.com/read/2012/06/11/17003886/

110 Prajurit Terakota China Diekskavasi

 AFP: Prajurit Terakota 

BEIJING, KOMPAS.com - Arkeolog asal China menemukan patung prajutit kuno Cina berbahan terakota yang telah terpendam di dalam tanah selama ratusan tahun. Patung itu ditemukan lewat proses penggalian baru-baru ini di kompleks pemakanan Kekaisaran Qin di wilayah utara Kota Xi'an.
"Proses penggalian di wilayah seluas 200 meter persegi menemukan total 110 patung prajurit berbahan terakota," kata Shen Maosheng dari Qin Shihuang Terracotta Warriors and Horses Museum.

"Yang paling signifikan dari penemuan baru-baru ini adalah bahwa peninggalan ini ditemukan dalam kondisi yang masih bagus dengan warna baik," tambah Shen seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (11/6/2011).

Selain menemukan prajurit terakota, arkeolog juga menemukan 12 kuda tembikar dan bagian kereta tempur. Tempat terpendamnya 11 patung prajurit kuno lain juga dikuak, tetapi belum dilakukan penggalian. Ditemukan pula tameng yang digunakan prajurit pada masa Dinasti Qin (221-206 SM).

Penemuan prajurit terakota ini merupakan temuan arkeologis lain yang mengejutkan di China. Sebelum temuan ini, arkeolog juga dikejutkan dengan penemuan bahwa Tembok Besar Cina ternyata dua kali lipat lebih panjang dari yang diperkirakan sebelumnya.

Patung terakota sebenarnya dibuat untuk tujuan dekorasi pemakaman. Patung ini dibuat untuk menemani atau melindungi Kaisar Qin Shi Huang dalam kehidupan setelah matinya. Patung ini ikut dikubur sekitar tahun 210-209 SM.

Sebelumnya, prajurit terakota juga pernah ditemukan pada tahun 1974 oleh petani yang tengah menggali untuk membuat sumur. Penemuan patung ini adalah salah satu temuan arkeologis terbesar di masa modern.

http://sains.kompas.com/read/2012/06/12/18004454/

Saya Dipaksa Ngaku sebagai Saya Dipaksa Ngaku sebagai Pencopet

 Ilustrasi

Mulyana (5) menggelendot manja ke tubuh bapaknya, Jumhani (35), yang sedang duduk di balai-balai bambu sebuah rumah di Kampung Juhut, Desa Padasuka, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (12/6/2012). Anak itu seolah ingin memuaskan rasa rindu kepada bapaknya yang sempat ”menghilang” selama sembilan hari, dari 30 Mei hingga 7 Juni 2012.
Dalam kurun waktu tersebut, Jumhani yang sehari-hari menjadi penjaja gorengan di Kota Cilegon, Banten, harus merasakan pengalaman yang menyakitkan raga dan menyedihkan hatinya. Dia dipaksa mengaku sebagai pencopet oleh oknum polisi dari Kepolisian Resor (Polres) Serang.

Jumhani berkisah, Rabu (30/5/2012) sekitar pukul 14.00, dia berada di Stasiun Cilegon menunggu kedatangan kereta dari arah Stasiun Merak menuju Stasiun Besar Rangkasbitung, Lebak. Saat itu dia hendak pulang ke rumahnya di Lebak.

Selama ini Jumhani terbiasa pulang ke rumah tujuh hingga 10 hari sekali, membawa hasil berjualan gorengan di Cilegon kepada keluarganya di Juhut.

Begitu kereta tiba di Stasiun Cilegon, suami dari Siti Mumun Munawarah (22) itu segera naik dan duduk dekat pintu kereta. Semua berlangsung biasa seperti selama ini dia pulang ke rumah.

Namun, begitu kereta berhenti sebentar di Stasiun Serang, tiba-tiba ada dua petugas berpakaian preman yang menyergap, menarik, dan memintanya turun. Jumhani sempat meronta, tetapi dia tetap saja ditarik dan dimasukkan ke sebuah mobil.

”Di dalam mobil saya ditanya-tanya, disuruh mengaku copet. Sambil mobil terus jalan, saya juga dipukuli, bahkan disetrum dua kali di telinga pakai alat semacam penjepit yang ada kabelnya,” kata Jumhani.

Matanya pun kemudian ditutup dan dirinya diancam akan dibuang ke laut. ”Enggak kuat menahan siksaan, saya terpaksa mengaku. Duit Rp 1,3 juta di dompet hasil usaha jualan dari keringat sendiri, KTP, dan HP saya juga diambil,” katanya.

Setelah berputar-putar, mobil yang membawa Jumhani pun sore itu tiba di Markas Polres Serang. Jumhani kemudian dimasukkan ke ruangan. Tangannya diborgol. ”Selama sembilan hari di sana saya kadang ditanya-tanya. Kadang ada saja yang memukul meski tidak seberat seperti waktu di mobil,” kata Jumhani yang mengaku sangat ingat wajah-wajah para petugas.

Selama berada di sana, dia meminta agar dapat menghubungi keluarganya. Dia memohon kepada seorang petugas untuk meneleponkan nomor yang dia berikan kalaupun dia tidak boleh menelepon sendiri. ”Namun, tetap enggak dikasih sampai saya sudah mau pulang,” katanya.

Keluarga panik

Tidak adanya pemberitahuan itu membikin panik keluarga dan kerabat Jumhani di Juhut. Begitu kehilangan kontak, Rubai, seorang teman masa kecil Jumhani di Juhut, berikhtiar menanyakan kepada pihak Stasiun Besar Rangkasbitung.

Rubai mencari tahu kemungkinan adanya penumpang yang ketinggalan di kereta. ”Mereka juga ikut membantu kontak-kontak. Namun, ternyata dari Stasiun Kota (Jakarta) sampai Stasiun Merak pada hari-hari itu tidak ada kejadian orang tertinggal di kereta,” katanya.

Keluarga dan tetangga terus mencari ke arah lain dengan berbagai cara. Meski tanpa kabar pasti, setiap malam keluarga tetap menggelar pengajian di rumah Jumhani.

Mereka terus mencermati setiap kabar, termasuk ketika ada orang linglung di suatu tempat. Bahkan, Sabtu (2/6/2012) pagi, Rubai dan teman-temannya mengendarai delapan sepeda motor untuk mencari keberadaan Jumhani begitu mendengar ditemukan karung berisi bangkai di Cibeureum yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Juhut. ”Setelah kami datangi, ternyata itu bangkai kambing. Kami saat itu sama sekali tidak tahu di mana Jumhani berada,” katanya.

Isak tangis Siti Mumun Munawarah mengisi hari-hari tanpa kejelasan nasib suaminya tersebut. ”Anak saya yang masih kecil kadang melamun,” kata Siti dengan mata berkaca-kaca.

Akhirnya, Kamis (7/6/2012), Jumhani diperbolehkan pulang. Jumhani menuturkan, dirinya sore itu diantar ke Stasiun Serang dalam kondisi tanpa uang sepeser pun. Dia pun menumpang kereta untuk kembali ke kontrakannya di Cilegon.

”Saya bertekad kalau ketemu kondektur di atas kereta saya akan bilang mau numpang karena benar-benar enggak bawa uang. Pakaian pun dekil karena belum sempat ganti dan juga enggak pakai alas kaki,” katanya.

Jumhani kemudian mengabari keluarganya di Juhut yang malam itu juga segera menjemputnya. Senin (11/6/2012), Jumhani diantar keluarga dan kerabatnya melaporkan kekejian yang dilakukan oleh oknum polisi Polres Serang ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Kepolisian Daerah Banten. Mereka meminta pihak Polda Banten menindak tegas oknum petugas yang menangkap dan menganiaya Jumhani.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Banten Ajun Komisaris Besar Gunawan, Selasa malam, menuturkan, polisi akan memproses laporan dari Jumhani. ”Saat ini sedang dalam proses di Propam Polda Banten, termasuk menyelidiki siapa anggota yang dilaporkan warga tersebut,” katanya.

Kepala Bagian Operasional Polres Serang Komisaris Yudhis Wibisana mengatakan, pihaknya menunggu proses dari Propam Polda Banten. ”Kalau ada warga yang melaporkan seperti itu, ya, akan kami tunggu prosesnya dari Propam. Karena nanti dari Propam, kan, akan dipanggil saksi-saksinya,” kata Yudhis.

http://nasional.kompas.com/read/2012/06/13/06504850/

Aksi Heroik Pria Ini Selamatkan Gadis Cilik China

GUANGZHOU, KOMPAS.com — Seorang pemuda China mempertaruhkan nyawanya sendiri dengan memanjat gedung bertingkat demi menyelamatkan gadis cilik yang terjebak dan terancam jatuh dari ketinggian 20 meter. Pemuda itu memanjat dinding luar gedung tanpa menggunakan alat bantu dan pelindung.
"(Merupakan hal) mudah bagi saya untuk melakukan itu". Itulah kata-kata yang meluncur dari mulut Zhou Chong (23 tahun), pemuda yang memanjat bangunan di Guangzhou, China selatan, untuk mencegah seorang bocah jatuh dari ketinggian 20 meter.

Zhou memanjat keluar jendela dan sepanjang sisi bangunan untuk menopang bocah, yang kepalanya terjebak di pagar besi, selama hampir 10 menit sebelum anak itu diselamatkan pihak berwajib.

Setelah penyelamatan dramatis pada 3 Juni tersebut, Zhou, yang berada di kota itu untuk mencari pekerjaan, pergi begitu saja. Keluarga gadis cilik itu bahkan tidak sempat mengucapkan terima kasih kepadanya.

Media setempat menemuinya setelah rekaman CCTV tentang penyelamatan itu disiarkan. Harian Inggris, Telegraph, melaporkan, aksi penyelamatan itu tampak menjadi hal yang mudah bagi Zhou karena dia punya latar belakang sebagai pekerja konstruksi.

"Saat itu saya tidak berpikir banyak dan saya tidak ingin mendapatkan apa-apa. (Itu) mudah untuk saya lakukan," katanya.

Zhou kemudian diberi hadiah sekitar 7.900 dollar AS (Rp 74 juta) dan ditawari pekerjaan oleh pemerintah lokal, lapor harian China Daily.

Shi Qizhu, Kepala Distrik Tianhe di Guangzhou, mengatakan, "Zhou menyelamatkan nyawa seorang gadis dan ia mempertaruhkan keselamatan sendiri. Sebagai pemerintah daerah, kami tidak akan melupakan hal itu."

http://internasional.kompas.com/read/2012/06/12/10025283/

Jumat, 08 Juni 2012

Petasan dan Persik untuk Usir Roh Penculik Anak

BEIJING, KOMPAS.com - Warga di empat kota di China bagian utara memborong buah persik dan petasan setelah beredar isu bahwa arwah jahat marah akan menculik anak-anak.
Rumor itu beredar setelah gempa bermagnitud 4,8 mengguncang Kota Tangshan pada 28 Mei lalu. Menyusul gempa itu, beredar isu ada sebuah kuil yang hancur dan membangunkan arwah-arwah jahat yang akan merambah ke seluruh negeri.

Isu itu kian berkembang dengan warga di Kota Chanzhou, yang berjarak 150 mil dari Tangshan, mengatakan hanya buah persik dan petasan yang bisa mengusir arwah-arwah itu.

Menurut harian Shanghai Daily, ada kepercayaan bahwa dewa-dewa kuno muncul dari reruntuhan kuil lalu mengambil anak-anak dari keluarga mereka. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah menyalakan petasan dan makan buah persik kuning.

Tradisi China mengatakan, menyalakan petasan bisa mengusir roh jahat, sementara kata  taozi (bahasa China untuk buah persik) berbunyi sama dengan "anak lelaki lolos" dalam bahasa China.

Meskipun pemerintah Provinsi Hebei, tempat Tangshan dan Cangzhou berada, mengumumkan bahwa semua kuil di provinsi itu masih berdiri tegak, rumor itu terus merebak dengan cepat, bahkan melalui media sosial.

"Orang berduyun-duyun ke supermarket untuk membeli buah persik kalengan, yang terjual dalam waktu singkat," kata seorang warga Hebei kepada portal berita Hebei.com.au.

"Letusan keras (petasan) terdengar dari semua penjuru di malam hari. Suasananya seperti perayaan Tahun Baru," keluh warga Beijing bernama Wu kepada Shanghai Daily.

Media nasional China dengan cepat menyebut rumor-rumor itu merupakan buah kepercayaan masyarakat pada takhayul dan buruknya sistem pendidikan di negara itu.

"Isu itu mengungkap ketertinggalan pendidikan China," tulis Xinhua. "Kendati terjadi pertumbuhan ekonomi dan makin menyebarnya pendidikan, sejumlah orang China tidak memiliki akal sehat."

http://internasional.kompas.com/read/2012/06/09/0722565/

Anjing "Dekap" Bayi Telantar di Kolong Jembatan

 Ghana News Agency via Shine 
Bayi laki-laki berusia dua minggu ini ditemukan bersama seekor anjing 
yang memeluknya semalaman di kolong jembatan di Ghana. 

WINKOGO, KOMPAS.com - Seekor anjing menjadi pahlawan di Ghana setelah semalaman menjaga bayi laki-laki berumur dua minggu yang dibuang orangtuanya, seperti dilansir Shine, Jumat (8/6/2012)
Menurut pihak berwenang, anjing dan bayi itu ditemukan di kolong jembatan di Kota Winkogo, tak jauh dari pertanian tempatnya tinggal. Saat ditemukan anjing itu seperti memeluk si bayi, seolah melindunginya.

Yang dicari sebenarnya adalah si anjing, bukan bayi itu. Majikannya cemas karena anjing itu tidak juga pulang sampai malam.

Sejumlah orang kemudian melacaknya di ladang dan hutan di sekitar tanah pertanian itu. Sampai akhirnya anjing itu ditemukan di kolong jembatan. Orang-orang itu kaget melihat anjing itu bergelung melindungi bayi yang masih merah itu, Ghana News Agency melaporkan.

Bayi itu sendiri dalam kondisi sehat, meskipun mengalami sedikit infeksi karena tali pusarnya belum dipotong. Oleh pihak berwenang, si bayi langsung diberi vaksin dan kini dalam perawatan direktorat kesehatan setempat.

Direktur Kesehatan Distrik Talensi-Nabdam Rosemary Azure menduga orangtua bayi itu adalah para remaja. Polisi kini menyelidiki kasus tersebut.

http://internasional.kompas.com/read/2012/06/09/07502363/

Hak Sipil Umat Khonghucu Belum Terpenuhi

JAMBI – Kebijakan politik rezim Orde Lama melarang kreativitas etnis Tionghoa salah satunya melarang umat Khonghucu melakukan sembahyang di kelenteng-kelenteng, terkecuali kelenteng tersebut menganti nama menjadi tempat ibadah Tridarma atau Vihara.

Pemerintah rezim Orde Baru dengan menerapkan penggunaan istilah dikotomi pribumi dan non pribumi. Kebijakan Inpres No. 14 Tahun 1967 telah melarang semua bentuk ekspresi keagamaan dan adat Tionghoa di ruang publik. Kondisi-kondisi inilah yang menyulut api sentimen pribumi vs Tionghoa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akhirnya memuncak pada kerusuhan Mei 1998.

Angin segar mulai menyapa keturunan etnis Tionghoa setelah Gus Dur menduduki tampuk kepemimpinan Republik Indonesia pasca Reformasi. Dengan wawasan kebangsaan Gus Dur mencabut semua peraturan yang mendiskriminasikan kaum Tionghoa dengan mengeluarkan PP. No. 6 Tahun 2000. Bahkan, Gus Dur memberikan apresiasi dengan menjadikan tahun baru Imlek sebagai hari libur Nasional, sebagaimana hari raya agama-agama lainnya. Inilah wujud keberpihakan Gus Dur terhadap eksistensi etnis Tionghoa. Menurut Gus Dur, “Etnis Tionghoa adalah sama dengan etnis-suku bangsa yang lain, seperti Jawa, Batak, Papua, Arab, India, Jepang dan Eropa yang sudah sejak lama hidup dan menjadi bagian dari warga negara Indonesia.”

Namun ternyata, sudah 12 Tahun, masih banyak ditemukan hak-hak sipil umat Khonghucu belum terpenuhi, diantaranya KTP masih mengunakan blangko (form) lama, tidak ada pendidikan agama di sekolah-sekolahan dan lain sebagainya.

Hal ini terungkap dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesai (DP-MATAKIN), bahwa dalam laporan Matakin daerah masih terdapat main tembak dalam mendapat warga yang dilakukan BPS, seperti di Cimanggis dalam data BPS tidak ada warga yang beragama Khonghucu, pada hal di Cimanggis (Jabar) orang Tionghoa yang beragama Khonghucu paling banyak dibanding dengan kawasan Jawa barat lainnya.

Maka Ketua Matakin Provinsi Jambi, Darman Wijaya sangat mengharapkan agar umat Khonghucu di Jambi tidak segan-segan menganti KTP yang tercantum bukan agamanya (Khonghucu) dan juga sangat mengharap pihak terkait seperti Rt, Lurah dan Camat menanyakan apa agama yang dipeluk oleh orang Tionghoa yang datang mengurus KTP. Jangan sampai terjadi seperti di Kabupaten Cimanggis (Jabar), data BPSnya tidak akurat, masa agama Khonghucunya NOL, ada juga laporan dari Matakin Yogyakarta, umat Khonghucu kesulitan mengunakan KTP Khonghucu dalam proses urusan tanah.

Tidak kalah penting, hingga saat ini dulunya nama kelenteng yang diganti nama menjadi Tridarma maupun Vihara tidak dikembalikan seperti semula, bahkan ada kelenteng yang terang-terangan dicaplok oleh TITD yang Sinkretisme (pengabungan beberapa agama didalamnya). Oleh karena itu, dalam Rakernas Matakin yang baru lalu, meminta dengan tegas kepada pemerintah untuk menganti dan mengembalikan hak kelenteng dan menyatakan TITD bulam agama campuran dan juga mengharapkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bisa meninjau langsung dilapangan. (Romy)

Selasa, 05 Juni 2012

Matakin Jambi Kunjungi Klenteng Tua Di Jakarta

JAMBI – Seperti pepatah mengatakan sekali gayung dua tiga pulau dilalui, demikian juga dengan ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Provinsi Jambi, Darman Wijaya bersama dengan Ketua Matakin Kota Jambi, Darmadi Tekun seusai mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakesnas) tingkat Nasional di Hotel Ibis Jakarta pada malam hari menyempatkan diri mengikuti sembahyang malam Cap di calon Makin Bio Hok Tek Tjeng Sin yang berlokasi di Jalam Tua Pek Kong Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Ratusan umat Khonghucu berbaur melakukan sembahyang malam Cap datang dari Jakarta dan Jabar (Depok), juga dihadiri beberapa pengurus Matakin yang kebetulan hadir dalam Rakernas Matakin.

Menurut Darman Wijaya, sembahyang malam cap go (tanggal 14 malam) tidak sama dengan kita sembahyang di Jambi, warga Jakarta sembahyangnya malam 14 yang disebut malam cap go meh, sedangkan di Jambi dilakukan pada tanggal 15 (cap go).

Seusai sembahyang umat Khonghucu ikut dalam diskusi keagamaan diaura yang berdampingan dengan Bio Hok Tek Tjeng Sin yang dipimpin oleh Bratayana Ongkowijaya, SE. XDS.

Sebelumnya Bio Hok Tek Tjeng Sin berada di depan Jalan Tua Pek Kong tahun 1930, lalu pada tahun 1952 baru pindah kedalam. (Romy)

Matakin Jambi Hadir Dalam Rakernas Di Jakarta

JAMBI – Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Provinsi Jambi yang terbentuk pada tanggal 15 Mei 2012 lalu, selama dua hari (2-3/6), ketua yang terpilih Darman Wijaya bersama dengan Ketua Matakin Kota Jambi, Darmadi Tekun menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakesnas) tingkat Nasional di Hotel Ibis Jakarta yang diikuti 14 Matakin dari 20 provinsi yang telah terbentuk Matakin.
Rakernas Matakin juga di hadiri Kepala Bidang Bimbingan Khunghucu Kementerian Agama RI. Dra, Hj. Emma Nurmawati Hardian, MM, pada kesempatan itu Kabid Bimas Khonghucu kembali menegaskan bawah tempat ibadah umat Khonghucu adalah kelenteng dan pemerintah melarang adanya sinkretisme atau pengabungan agama dalam satu wadah, Pemerintah melarang adanya sinkretisme atau mengabungkan beberapa ajaran dalam satu wadah, hal ini akan menyesatkan umat” ujarnya Emma.

Selain itu ketua Matakin pusat, Js Wawan Wiratma, mengintuksikan kepada Matakin didaerah untuk mendata Umat Khonghucu dan membantu umat yang mengalami diskriminasi terhadap hak sipil umat Khonghucu dan data BPS yang tidak akurat, serta di beberapa daerah masih ditemukan belangko KTP tidak ada kolom agama Khonghucu, Ujar Wawan, “Seperti data BPS di Kabupaten Cibinong (Jawa Barat), bahwa di Cibinong tidak ada warga yang beragama Khonghucu, pada hal dikawasan tersebut paling banyak jika dibandingkan dengan daerah lain di Jabar.

Dalam Rakernas Matakin tahun 2012, menghasilkan beberapa agenda yang diprilitaskan lima bidang dan kesekretariat

Bidang Organisasi dan Lintas Agama
MATAKIN mengambil sikap tegas agar Pemerintah mengembalikan nama vihara dan TITD ke nama asalnya yaitu Kelenteng.

Lembaga agama Khonghucu daerah melakukan pendekatan persuasiv dan skala prioritast terkait dengan kelenteng di daerah masing-masing.

Matakin perlu menfollow up semua hal terkait dengan pemerintah sepertihalnya : prosedur sumpah di pengadilan negeri oleh Mahkamah Agung, hak sipil, pendidikan sekolah, kanwil Kemenag dan lain-lain.

Bidang Pendidikan:
Bank soal untuk ujian agama Khonghucu akan disentralisasi dengan pembuatan Komis iPaud – PT.

Sosialiasi pendidikan perlu difollow up baik di tingkat Pusat maupun daerah.
Sertifikasi guru bekerjasama dengan Kementrian Agama.

Program-program pendidikan seperti diklat calon guru/guru agama yang telah dilakukan oleh Mataki Pusat, diharapkan dapat dilakukan juga oleh Matakin daerah.

Hal-hal terkait bidang pendidikan (agama Khonghucu) akan disosialisasikan lewat website Matakin. Misal : form data guru dan siswa, form permohonan guru, silabus, RPP, Di Zi Gui, Si Shu versi Pin Yin, jadwal pembekalan guru agama Khonghucu dll.

Bidang Pemuda, Seni dan Budaya:
Perlu melibatkan generasi muda dalam organisasi untuk menjalin komunikasi dan kaderisasi.

Bidang Perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin):
Akan adakan saur bersama secara berkala, untuk tahun 2013 diantaranya di Ternate, Jambi, dan Kaltim siap untuk menjadi tuan rumah sahur keliling bersama ibu Sinta Nuriyah.

Sekretariat:
Agar menyelesaikan website Matakin selambat-lambatnya bulan September 2012.

Rekomendasi kepada Deroh tentang upacara sembahyang di Bio atau Kelenteng dan kebutuhan rohaniwan untuk melayani umat di daerah.

Rekomendasi ke Matakin Provinsi mengadakan Imlek tingkat Provinsi dan seterusnya. (Romy)