Minggu, 31 Maret 2013

Keturunan The Hok Ziarah Ke Makam Leluhur Di Jambi

JAMBI, ayojambi.com - Sebagai anak wajib berbakti kepada orangtua maupun leluhur, baik dimasa orangtua masih hidup diatas dunia maupun mereka telah meninggalkan, karena tanpanya orangtua kita, maka mustahil kita bisa terlahir di alam semesta ini.
Seperti keturunan Tjoa The Hok “蔡大福” dari generasi ke empat dan lima sengaja datang dari jauh untuk melakukan ziarah (ceng beng) di makam kekak buyut dan leluhur mereka yang dimakamkan di Jambi, keturunan The Hok (anak, cucu dan cicit Tjoa Ho Siang) yang datang dari Surabaya (Jatim), Jakarta dan Jambi mereka ziarah ke makam nenek moyangnya di Pemakaman Masyarakat Umum (TPU) Tionghoa, kilometer 7.5, Jalan Kapten Pattimura, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kotabaru. Keturunan The Hok datang ke Jambi bersama istri dan anak, kedatangan mereka ke Jambi adalah untuk melakukan ziarah makam (ceng meng/qingming) ke makam kakek dan nenek mereka bernama Tjua Ie Seng yang tidak lain adalah cucu Tjoa Tai Hok (The Hok) “蔡大福”.
Sedangkan makam ibunda Tjua Ie Seng (istri kedua dari Tjoa Ho Siang) makamnya tidak begitu jauh dari Makam Tjoa Ie Seng.

Sebagaimana diketahui, abu jenazah Tjoa The Hok “蔡大福” semayam di rumah abu di Seng Siang Society Of The Thong Kheng Charitable Institution, Lorong Geylang 29 No. 14, Singapore. Sedangkan abu jenazah Tjoa Ho Siang (anak pertama The Hok) disemayamkan di Mandai Colombarium, Mandai Road Singapure.

Kisah The Hok:
Bagi yang pernah ke Jambi, tentu mengenal sebuah kawasan yang bernama “THE HOK”,  dahulu kawasan tersebut merupakan sebuah kawasan perkebunan karet, pemilik kebun karet itu adalah almarhum Tjoa The Hok “Tai Hok / 蔡大福”. Lokasi kebun karet itu diperkirakan mulai dari simpang Jelutung sampai ke arah Pall Merah Lama. Selain itu ada juga kelurahan diberi nama “The Hok” yang diresmikan pmerintah kota Jambi menjadi kelurahan pada tahun 1981. Berdasarkan Undang-Undang No. 56 tahun 1979 dan Peraturan Daerah saat itu. Luasnya Kelurahan The Hok sekitar 660 Hektar. Wilayah Jambi Selatan meliputi beberapa Kelurahan,yakni Kelurahan The Hok, Kelurahan Tambak Sari, Kelurahan Pakuan Baru dan Kelurahan Wijayapura. Sedangkan Kelurahan The Hok terletak di daerah Kebun Handil.

Disamping itu keluarga besar Tjua The Hok, mengharapkan Pemerintah Kota Jambi agar dapat memberi dukungan untuk membangun tugu atau semacam monumen sebagai tanda bahwa nama The Hok memang sudah tidak asing lagi bagi warga kota Jambi. Nama ini sudah melekat di hati masyarakat Jambi dan juga telah menjadi salah satu kelurahan di Kota Jambi yakni Kelurahan “THE HOK”. (Romy)

Link:
http://ayojambi.com
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/

Peninggalan Kerajaan Malayu Di Kunjungi Bhiksu Taiwan

MUAROJAMBI, ayojambi.com - Situs Candi Muaro Jambi di Desa Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Minggu sore (31/3-2013) kembali mendapatkan kehormatan dikunjungi tiga Bhiksu asal negara Taiwan, yaitu Bhiksu Ho Ying Teng, Bhiksu He Chia Ho, Bhiksu Chou Cen Kuo dan Bhiksu Yang Shang Yung.

Rombongan Bhiksu bisa datang ke Candi Muaro Jambi, lantaran melihat website bahasa mandarin. Maka melalui Singapure mereka langsung ke Batang dari Batam rombongan ke Jambi.

Kehadiran mereka disambut oleh Hidayat pengusaha Kopi AAA Jambi sekaligus tokoh Pencinta Candi Muarojambi di Bandara Sultan Thaha Jambi, pukul 13.30, dari Bandara para tamu dijamu makan siang ala vegetarian.

Seusai makan, Tokoh Pencinta Candi Muarojambi, membawa rombongan mengunjungi Candi Bukit Perak, selain melihat keindahan alam di Candi Bukit Perak, para Bhiksu juga melakukan pembacaan parita (doa) dan bressing. Selanjutnya rombongan dihantar Hidayat mengunjungi Candi Kadaton, mereka cekup lama berada di Candi Kadaton, setiap sisi dinding candi mereka telitiin dan tidak ketinggalan para Bhiksu pembacaan parita (doa).

Setelah dari Candi Kadaton, rombongan Bhiksu Taiwan mengunjungi Gedung Museum di komplek Candi Muaro Jambi, dari Candi Bhiksu Ho Ying Teng dan kawan menujun hotel untuk beristirahan dan besok harinya mereka (bhiksu) merencakana mengunjungi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi dan Gedung Museum Negeri Jambi (dulu Museum Negeri Propinsi Jambi) yang berlokasi di perempatan Jalan Urip Sumaharjo dan Jalan Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. (Romy)

Kink:
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/

Sabtu, 30 Maret 2013

Memberi Penghormatan Kepada Leluhur Di Hari Ceng Beng

JAMBI, ayojambi.com – Hari ini ratusan warga Tionghoa memadati pekuburan di paal 7 yang berlokasi di Jalan Kapten Pattimura, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kotabaru, mereka datang bersama keluarga untuk sembahyang Cheng Beng atau penghormatan kepada para leluhur yang tahun ini jatuh pada tanggal 4 April 2013, mereka datang dengan membawa berbagai perlengkapan sembahyang maupun aneka sesajian kesukaan orangtua (leluhur) .
Indonesia lebih dikenal sebagai Ceng Beng (bahasa Hokkien) adalah agenda tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang atau ziarah ke kuburan orangtua maupun leluhur sesuai dengan agama masing.

Seperti keluarga besar Tanoto Bersaudara, pengusaha Hotel Novita Jambi, sejak pagi hari mereka mengunakan puluhan kendaraan mengangkut berbagai sesajian atau makanan kesukaan almarhum/ almarhumah orangtuanya, tidak ketinggalan mereka membawa berbagai asesoris kebutuhan arwah leluhur, seperti kebutuhan orang-orang hidup diatas duniawi.

Seperti, pakaian jadi, sepatu, rokok, radio, televisi, alat dapur, emas batangan dan paspor yang dikemas dalam bentuk karton tebal serta sesajin kesukaan orangtua/ leluhur, Ujar Tanoto Kusumah, “Kita kirimkan berbagai kebutuhan orangtua (leluhur) kita yang berada dialam baka, disana mereka juga memerlukan apa yang kita pakai sehari-hari di dunia”.

Ujar Tanoto Yacobes, sebagai anak kita memiliki kewajiban untuk memberi hormat kepada orangtua kita yang telah wafat dengan cara menyembahyangi,” imbuhnya.

Ceng Beng bagi masyarakat Tionghoa, adalah penghormatan kepada orangtua, baik kepada yang masih hidup maupun kepada yang sudah meninggal dunia, ini merupakan sebuah kebudayaan sejak jaman dahulu kala. Relasi antar manusia dalam tradisi Tionghoa tidak akan hilang begitu saja, meskipun kematian telah memisahkan orang dari kehidupan di dunia ini. Karena itu tidak heran kalau dalam setiap keluarga penghormatan kepada leluhur menjadi bagian penting dalam kehidupan bersama.

Orang yang tidak lagi menghormati leluhur yang telah meninggal dianggap sebagai seorang anak durhaka, sebab mereka melupakan asal usul dan jasa dari para pendahulunya, bahkan melupakan akar kehidupannya sendiri. (Romy)

Ribuan Warga Tionghoa Merayakan Ceng Beng (Qing Ming)

JAMBI – Sejak dini hari, ribuan warga Tionghoa telah berdatangan ke tempat pemakaman umum (TPU) masyarakat Tionghoa di kilometer 7.5, mereka datang dengan berombongan ke kuburan untuk mengelar perayaan Ceng Beng atau berziara ke makam orangtua, keluarga maupun leluhur yang telah wafat, perayaan Ceng Beng untuk mengingatkan segala jasa-jasa almarhum-almarhumah dimasa lalu.

Perayaan Ceng Beng tahun tahun ini jatuh pada tanggal 4 April (Sa Swee Jie Se), pengertian Ceng Beng, adalah Ceng berarti bersih, Beng berarti terang. Dimana pada hari tersebut orang Tionghoa melakukan ziarah ke makam orangtua maupun leluhur mereka, dengan membersihkan makam, berdoa dan sembahyang sesuai agama kepercayaan dan dengan caranya masing-masing. Diatas makam diletakkan kertas kuning kecil memanjang maupun kertas sembahyang lainnya.

Minggu (31/3-2013), sejak dini hari, berduyun-duyun warga Tionghoa pada berdatangan ke pemakaman km 7 yang terletak di Jalan Pattimura, kelurahan Rawasari, kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Tahun ini terlihat lebih ramai dari tahun kemarin, pasalnya menurut beberapa warga yang berziarah, tahun ini bagus untuk berziarah.

Tampak yang datang berziarah, diantaranya tokoh tenganai masyarakat Tionghoa Lie Tiong Lam (Ramli) beserta keluarga datang dari Singapure, Pengusaha perhotelan Tanoto Kusumah (Tan Wan Kheng), Tanoto Yacobes (Jakarta) beberapa saudaranya segaja datang dari Singapure, selanjutnya Cucu dan Cicit Tjoa The Hok yang sengaja datang dari Jawa Timur (Surabaya) dan Jakarta. (Romy)

Wanita Tewas di Kecelakaan Camry Setengah Bugil

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu korban tewas dalam kecelakaan tunggal di jalan tol lingkar luar, tepatnya di ruas Tol TB Simatupang Kilometer 25+400, Sabtu (30/3/2013), setengah bugil. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB pada jalur yang mengarah ke timur.
"Memang saat ditemukan di TKP, salah satu korban wanita tidak mengenakan baju, hanya mengenakan celana jins," kata Kepala Satlantas Polres Jakarta Selatan AKBP Hindarsono saat ditemui di Unit Pengumpulan Barang Bukti Laka Lantas Polres Jakarta Selatan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2013). Selain tidak memakai baju, lanjut Hindarsono, wanita itu pun saat ditemukan juga tidak mengenakan pakaian dalam bagian atas. Adapun Yasir Lutfi Marfadi (30), pengemudi mobil Camry yang juga tewas, masih berpakaian lengkap.

Saat ini, mobil Camry naas tersebut sudah diamankan petugas di Unit Pengumpulan Barang Bukti Laka Lantas Polres Jakarta Selatan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kondisi mobil pada bagian depan ringsek parah. Sementara itu, air bag dalam mobil sudah dalam keadaan terbuka.

Dari dalam mobil ditemukan enam paket sabu dan alat hisapnya. Lima paket ada di dalam tas dan satu paket di kantong celana Yasir. Ditemukan pula satu botol minuman keras.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang di dalam Toyota Camry bernama Yasir Lutfi Marfadi (30) dan Winda Angraini (25) tewas dalam peristiwa kecelakaan tersebut. Yasir diduga kehilangan kendali terhadap mobilnya sehingga bagian tengah kendaraan itu menabrak pembatas jalan. Keduanya sudah dibawa ke RS Fatmawati untuk diotopsi. Polisi juga mendalami temuan narkoba di mobil mereka.

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/30/11552761/

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2424/1/Kecelakaan.Camry.dan.Narkoba

Selamat Ulang Tahun Budi S. Tanuwibowo Ke 53


Selasa, 26 Maret 2013

Rumah Pohon Suku Korowai

JAYAPURA, KOMPAS.com--Balai Arkeologi (Balar) Jayapura mengemukakan pentingnya pelestarian rumah pohon atau rumah tinggi Suku Korowai di Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua.
"Tradisi rumah pohon perlu dilestarikan, salah satu hal yang utama adalah menggali dan mengangkat nilai-nilai budaya positif Suku Korowai sebagai bagian dari pengajaran kurikulum sekolah," kata Staf Peneliti Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Jayapura, Selasa.

Ia menjelaskan Suku Korowai di Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi yang sebelumnya tinggal terpencar-pencar di hutan-hutan rawa antara Sungai Dairom Kabur dan Sungai Sirek, telah dimukimkan kembali oleh pemerintah setempat di Kampung Basman.

Suku Korowai di Kampung Basman mulai menempati rumah relokasi secara gratis berupa rumah panggung beratap seng dan berdinding papan.

"Dengan program ’resetlement’ ini dikhawatirkan tradisi membangun rumah pohon Suku Korowai akan hilang," katanya.

Ia mengemukakan kearifan membangun rumah pohon bisa menjadi kajian menarik untuk perkembangan ilmu pengetahuan moderen. Rumah pohon mereka dibuat sebagai upaya menghindari serangan musuh, binatang buas, dan nyamuk malaria.

Rumah-rumah Suku Korowai dibangun di atas pohon-pohon yang ketinggiannya bisa mencapai 30-70 meter. Semakin tinggi rumah pohon anggota Suku Korowai, semakin aman keluarga yang tinggal di dalamnya dari ancaman serangan musuh.

"Rumah pohon hanya berfungsi sekitar dua hingga tiga tahun. Hal ini karena konstruksi kayu mulai lapuk," katanya.

Pada awal Februari 2013, seorang dosen Universitas Cenderawasih (Uncen) Hanro Jonathan Lekitoo meluncurkan buku tentang "Potret Manusia Pohon, Komunitas Adat Terpencil Suku Korowai di Daerah Selatan Papua dan Tantangannya Memasuki Peradaban Baru".

Buku tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat, mahasiswa, akademisi, dan peneliti. Buku itu menjelaskan tentang kehidupan orang Korowai yang hidup di atas pohon atau disebut "Manusia Pohon".

Rektor Uncen Festus Simbiak memberikan apresiasi terhadap buku yang akan menjadi referensi jurusan terkait.

"Buku ini pantas menjadi referensi bagi kita semua untuk mengetahui sejuah mana tentang Suku Korowai," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara dari berbagai sumber, Suku Korowai ditemukan pertama kali sekitar 1950-an, mereka menempati rumah di atas pohon dengan ketingian mulai dari 30-70 meter di atas permukaan tanah.

JAYAPURA, KOMPAS.com--Balai Arkeologi (Balar) Jayapura mengemukakan pentingnya pelestarian rumah pohon atau rumah tinggi Suku Korowai di Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua.

"Tradisi rumah pohon perlu dilestarikan, salah satu hal yang utama adalah menggali dan mengangkat nilai-nilai budaya positif Suku Korowai sebagai bagian dari pengajaran kurikulum sekolah," kata Staf Peneliti Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Jayapura, Selasa.

Ia menjelaskan Suku Korowai di Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi yang sebelumnya tinggal terpencar-pencar di hutan-hutan rawa antara Sungai Dairom Kabur dan Sungai Sirek, telah dimukimkan kembali oleh pemerintah setempat di Kampung Basman.

Suku Korowai di Kampung Basman mulai menempati rumah relokasi secara gratis berupa rumah panggung beratap seng dan berdinding papan.

"Dengan program ’resetlement’ ini dikhawatirkan tradisi membangun rumah pohon Suku Korowai akan hilang," katanya.

Ia mengemukakan kearifan membangun rumah pohon bisa menjadi kajian menarik untuk perkembangan ilmu pengetahuan moderen. Rumah pohon mereka dibuat sebagai upaya menghindari serangan musuh, binatang buas, dan nyamuk malaria.

Rumah-rumah Suku Korowai dibangun di atas pohon-pohon yang ketinggiannya bisa mencapai 30-70 meter. Semakin tinggi rumah pohon anggota Suku Korowai, semakin aman keluarga yang tinggal di dalamnya dari ancaman serangan musuh.

"Rumah pohon hanya berfungsi sekitar dua hingga tiga tahun. Hal ini karena konstruksi kayu mulai lapuk," katanya.

Pada awal Februari 2013, seorang dosen Universitas Cenderawasih (Uncen) Hanro Jonathan Lekitoo meluncurkan buku tentang "Potret Manusia Pohon, Komunitas Adat Terpencil Suku Korowai di Daerah Selatan Papua dan Tantangannya Memasuki Peradaban Baru".

Buku tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat, mahasiswa, akademisi, dan peneliti. Buku itu menjelaskan tentang kehidupan orang Korowai yang hidup di atas pohon atau disebut "Manusia Pohon".

Rektor Uncen Festus Simbiak memberikan apresiasi terhadap buku yang akan menjadi referensi jurusan terkait.

"Buku ini pantas menjadi referensi bagi kita semua untuk mengetahui sejuah mana tentang Suku Korowai," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara dari berbagai sumber, Suku Korowai ditemukan pertama kali sekitar 1950-an, mereka menempati rumah di atas pohon dengan ketingian mulai dari 30-70 meter di atas permukaan tanah.

http://oase.kompas.com/read/2013/03/27/06595246/

Penghasilan Anak Jalanan Rp 200.000 Per Hari

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat diimbau tidak lagi memberikan uangnya untuk anak-anak yang berada di jalan. Sebab, dengan penghasilan yang cukup besar, anak-anak tersebut akan tetap memilih berada di jalan.
Ketua Satgas Perlindungan Anak Muhammad Ihsan mengatakan, dengan penghasilan rata-rata Rp 200.000 per hari, atau sekitar Rp 3 juta per bulan, anak-anak jalanan ini tentunya akan terus hidup di jalan dan tidak akan mempunyai masa depan.

"Anak-anak ini mendapatkan penghasilan yang luar biasa di jalan. Jadi, mereka akan terus hidup di jalan dan tidak mempunyai kesadaran akan masa depannya," ujarnya ketika ditemui di Lapangan Menteng, Selasa (26/3/2013).

Untuk itu, Satgas PA sudah menyiapkan situs web khusus untuk masyarakat yang ingin menyumbangkan dananya kepada anak-anak jalanan ini. Bagi yang ingin menyumbang, bisa dapat langsung mengakses ke situs www.bebasdarijalan.com.

Pada situs milik Satgas PA ini, masyarakat dapat memilih ke mana dana tersebut akan disumbang. Nanti akan keluar foto-foto anak jalanan dan bisa langsung memilih sendiri anak-anak yang mau disumbangkan. Setelah itu, akan keluar nomor rekening yang akan langsung terkirim ke anak yang dipilih tersebut.

"Ada dua pilihan, bisa langsung menyumbang sekali ataupun menyumbang bulanan. Kalau yang bulanan minimal Rp 100.000," kata Ihsan.

Saat ini, tercatat sekitar 230.000 anak-anak hidup di jalan, 12.000 di antaranya memenuhi Ibu Kota, dan terdapat 44 titik rawan anak jalanan yang berada di Jakarta.

Anak-anak yang terdiri dari usia 0-18 tahun ini hidup tanpa jaminan masa depan. Bahkan jaminan bahwa keamanan mereka terjaga pun tidak mereka miliki. Hal ini terlihat jelas dari maraknya kekerasan baik fisik maupun seksual yang melibatkan anak-anak.

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/27/0102559/

Ini Dia Penyebab Internet Smartfren Mati

JAKARTA, KOMPAS.com — Layanan internet dari operator CDMA Smartfren mengalami gangguan sejak beberapa hari yang lalu.
Penyebabnya adalah putusnya kabel bawah laut yang terletak di antara Pulau Bangka dan Batam, pada Jumat, 15 Maret 2013 lalu. Kabel optik ini putus akibat terkena jangkar kapal.

Informasi ini terungkap dari "kicauan" Menkominfo Tifatul Sembiring melalui akun Twitter @tifsembiring. Tifatul meneruskan informasi yang didapatnya langsung dari pihak Smartfren.

Banyaknya komplain dari pelanggan Smartfren membuat Menkominfo harus turun tangan langsung bertanya ke pihak Smartfren.

Tifatul mengawali penjelasannya dengan tweet sebagai berikut,"Ini jwbn orang smartfren soal 'gak connetct', saya coba bantu tanya pada mrk. Selanjutnya adlh hak konsumen, terus atau pindah operator."

Berikut jawaban dari pihak Smartfren seperti yang dituliskan Tifatul:

- 15 Maret: Jar. utama internet Smartfren submarine putus antara Bangka - Batam, kena jangkar kpl. Internet dpt hnya 60%.

- 16 Maret: Jaringan backup inland Sumatra putus di Palembang, krn tanah longsor. Internet dapat dilayani dg jalur proteksi kapasitas 30%

- 17 Maret: jalur proteksi juga mengalami cut di area Sumatera Selatan, layanan internet hanya bisa dilayani 10% kapasitas.

- 18 Maret: jaringan tambahan dari pihak-3 (Matrix submarine) beroperasi, kapasitas jaringan internet menjadi 50%.

- 23 Maret: jaringan Matrix Submarine mengalami cut. Layanan internet kembali hanya 10%.

- 26 Maret: hari ini diharapkan restorasi jaringan selesai, dan tambahan kapasitasi. Diharapkan layanan internet bisa mencapai 80% kapasitas

- Demikian tweeps budiman, selanjutnya anda bebas memilih operator dari pengalaman2 pelayanan yg anda dapatkan. Tksh.

http://tekno.kompas.com/read/2013/03/26/12591786/

Senin, 25 Maret 2013

Bocah 9 Tahun Temukan Dinosaurus Jenis Baru

ISLE OF WIGHT, KOMPAS.com — Penemuan fosil purbakala ternyata juga dapat dilakukan oleh amatir, bahkan seorang anak kecil.
Adalah Daisy Morris, seorang anak  perempuan berusia 9 tahun, dari Isle of Wight, Inggris, yang berhasil menemukan fosil Pterosaurus pada tahun 2009 lalu. Kini, ia mendapat kehormatan. Namanya diabadikan menjadi nama spesies dinosaurus tersebut.

Terungkap, dinosaurus yang ditemukan Morris merupakan pterosaurus langka yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Morris mulai menjadi "pemburu" fosil sejak usia tiga tahun. Ibu Daisy, Sian Morris, mengatakan, putrinya menemukan fosil pterosaurus yang disebutnya “tulang hitam yang keluar dari dalam pasir” di pantai Atherfield pada tahun 2009.

Tak lama setelah ditemukan, keluarga Morris membawa spesimen yang diduga fosil itu ke ahli fosil, Martin Simpson, di Southampton University untuk dianalisis lebih lanjut.

Analisis mengungkap kebaruan spesies itu. Spesies tersebut kemudian diberi nama Vectidraco daissymorisae. Nama spesies itu kurang lebih berarti naga dari Isle of Wight yang ditemukan oleh Daisy.

“Saya tahu kalau saya melihat sesuatu yang sangat spesial dan ternyata dugaan saya benar,” kata Simpson seperti dikutip BBC, Rabu (20/3/2013).

Pterosaurus yang ditemukan Morris tergolong jenis yang berukuran kecil. Vectidraco daisymorrisae adalah spesies pterosaurus dengan panjang 3,65 meter.

Diduga spesies ini hidup pada periode Cretaceous awal. Penemuan spesies baru beserta nama yang diberikan telah dipublikasikan pada jurnal PLOS One. Spesimen fosil pterosaurus ini telah didonasikan kepada Natural History Museum, yang menamai pulau Isle of Wight sebagai “dinosaur capital of Great Britain”.

Simpson mengatakan, temuan ini bukti bahwa sebuah penemuan besar bisa dilakukan oleh seorang amatir. Pterosaurus adalah jenis reptil terbang yang hidup pada waktu yang sama dengan dinosaurus, lebih kurang 220 juta tahun lalu.

http://sains.kompas.com/read/2013/03/25/18440136/

Minggu, 24 Maret 2013

Ratna Menghilang 2 Bulan

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Dua bulan berlalu Ratna (27) hilang entah ke mana. Wanita bernama lengkap Ratna Yulis itu diketahui meninggalkan rumah sore 14 Januari 2013 lalu saat ditinggal sendirian.

Di temui di kediamannya, RT 6, nomor 47, Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, kakak Ratna, Juarnida mengatakan sejak 2005 lalu, Ratna mengidap penyakit epilepsi. Penyakit itu diduga karena Ratna terjatuh dan kepala terbentur batu saat upacara di sekolah.
"Sudah dua bulan hilang dan meninggalkan rumah. Sejak jatuh itu, dia sering pingsan. Diagnosa dokter bilang  ada penyakit epilepsi dan sejak itu tidak sekolah lagi, " beber Juardina," Minggu (24/3) sembari mengatakan terakhir Ratna kelas 2 SMK.

Pihak keluarga telah mencari Ratna di Kota Jambi hingga ke Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Sangeti, Kabupaten Muaro Jambi. Termasuk menanya orang pintar demi mengetahui keberadaan Ratna. "Kalau kami dengar ada temuan orang meninggal, kami pikir itu adik kami." ujarnya.

Ratna, anak keenam dari tujuh bersaudara dikenal sebagai wanita rajin. Sebelum diketahui mengidap epilepsi, Ratna bergaul dengan temannya. Sikap Ratna berubah sejak  2005 lalu dan hanya berada di rumah.

"Sejak itu, di rumah aja. Gak ada teman. Mungkin karena depresi meninggalkan rumah. Pergi tidak bawa apa-apa. Hanya pakaian di badan. Saat itu rumah kosong dan tetangga tidak ada yang lihat," papar kakak keempat Ratna ini.

"Tingginya sekitar 155 sentimeter, rambut lurus dan kulit kuning langsat. Kami sudah lapor ke Polsek Jambi Selatan, Polsek Jambi Timur dan Pasar. Tapi belum ada perkembangan," sambungnya.

http://jambi.tribunnews.com/2013/03/24/ratna-menghilang-2-bulan

Catatan: Ada yang tahu tolong hubungi pihak keluarga/ Harian Jambi Tribun

SMS Cabul Berujung Telepon Seks Bertarif Mahal

Bang, Amel lagi kesepian bangeet neh bang. Butuh teman curhat, aku butuh belaian. Please telp Amel ya muaach.. ke no ini bang 0809xxxxxxx
SMS bernada cabul seperti di atas kini kerap mampir ke pengguna ponsel. Isinya menggoda pria untuk berkenalan. Beberapa SMS malah isinya lebih vulgar menjurus ajakan berbau seksual.

"Saya beberapa kali dapat SMS seperti ini," kata Djoko (30), seorang warga Jakarta, Senin (18/3).

Merdeka.com coba menelepon nama yang tertera. Dijawab oleh mesin otomatis. Ternyata nomor itu layanan telepon seks dengan tarif premium. Tarifnya sekitar Rp 1.500 per 30 detik. Setelah beberapa saat, ada wanita yang menjawab.

"Halo bang, mau kenalan bang?" sapa seorang wanita genit.

Wanita di telepon itu bernama Nina. Dia mengaku cukup banyak orang yang penasaran dan menelepon ke nomor premium itu berdasarkan SMS yang dikirim secara acak. Menurutnya sah-sah saja menjaring konsumen dengan cara mengirim SMS berbau sedikit vulgar.

"Bukan kita sih yang buat SMS itu. Tapi orang yang di kantor pusat. Kalau kita kantornya di Daan Mogot, Jakarta Barat," jelasnya.

Nina menambahkan tugasnya menjerat penelepon agar bertahan selama mungkin. Dia menyiapkan cerita-cerita porno atau suara desahan seakan-akan sedang berhubungan badan lewat telepon.

"Kan makin lama orang nelepon. Kita makin banyak bonusnya," aku Nana.

Makanya, jangan sembarangan tergoda SMS nakal.

http://www.merdeka.com/peristiwa/sms-cabul-berujung-telepon-seks-bertarif-mahal.html

Kamis, 21 Maret 2013

Bayar Utang SPP 8 Bulan, Siswa SD Jadi Pemulung

SITUBONDO, KOMPAS.com — Said (12), siswa kelas VI SDN 1 Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur, rela menjadi pemulung untuk membayar tunggakan SPP 8 bulan.
Anak dari pasangan Sigit Widodo dan Nurul Jamilah ini mengaku memulung tidak akan menjadi halangan untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia menjadi pemulung lantaran keluarganya kurang mampu.
Said memunguti sampah-sampah plastik, seperti botol minuman dan kardus-kardus yang ada di sejumlah tempat sampah. "Saya memungut sampah-sampah tidak merasa terpaksa, saya ikhlas untuk membeli beras dan membayar biaya sekolah yang belum sempat saya bayar selama 8 bulan. Saya malu sekali kepada teman-teman dan bapak guru karena tak mampu bayar SPP sekolah," ujar Said saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/3/2013).

Jika lulus dalam UN SD, kata Said, dirinya akan melanjutkan ke SMP Negeri sampai perguruan tinggi. Said bercita-cita menjadi dokter.

Bupati Dadang Wigiarto akan mendukung dan mengawal Said hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Apalagi bila nanti ternyata Said merupakan siswa berprestasi.

Terungkapnya Said sebagai pemulung saat dia memungut sampah di kantor Dinas Pendidikan. Saat itu ada PNS yang menanyakan status Said, ternyata dia masih bersekolah, kelas VI SD. PNS tersebut kemudian melaporkan kejadian itu ke Pemkab Situbondo.

http://regional.kompas.com/read/2013/03/22/02173878/

Xiangqi Indonesia Diambang Kehancuran

JAMBI, ayojambi.com - Kita tahu bahwa permainan asah otak yang bernama Xiangqi (Catur Gajah) sudah ada di Tanah Air Indonesia telah sejak puluhan tahun silam, pada tahun 2001 terbentuklah Perkumpulan Xiangqi Indonesia yang diberi nama PEXI, saat itu di komando oleh Brigjen (pur) Tedy Yusuf dan Bunyanto Eka Cendana selaku ketua harian PB Pexi, dalam kurun waktu singkat, Pexi telah benyebar dibeberapa daerah bahkan setiap tahun dilakukan pertandingan-pertandingan antar provinsi sebagai bentuk pemersatukan bangsa tanpa membedakan suku, agama dan ras.
Sejak tahun 2004, atas inisiatif Anton Gozali. S. Kom yang kala itu sebagai anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung dan juga sebagai seorang pengusaha yang banyak memberikan kontributor terhadap perkembangan Xiangqi (Catur Gajah) di tanah air Indonesia, dengan harapan agara Xiangqi bisa menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Tampaknya untuk menuju kesana masih sangat jauh dari harapan Pengprov Pexi seluruh Indonesia, pasalnya, sejak ketua umum terpilih dari Munas Pexi, yang dilakukan 9 Maret 2009 di Hotel Batavia Jakarta tidak memberikan kemajuan yang sangat diharapan pencinta Xiangqi Indonesia, bahkan dianggap PB Pexi masa bakti 2009-2013 gagal total dalam pembinaan Xiangqi di Indonesia.

Sebenarnya kepengurusan PB Pexi 2009-2013 ini tidaklah sah, karena tidak adanya serah terima jabatan dari pengurus lama Bunyanto Eka Cendana dan kepengurus PB Pexi juga tidak melibatkan Pengprov, serta tidak pernah dilantik oleh pejabat yang berwenang melalui tim formatur.

Didalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggran Rumah Tangga (ART) PEXI setiap bulan Agustus atau September selalu diadakan pentandingan-pertandingan antar daerah untuk memperebutkan Tropi Kemerdekaan, namun sejak kepengurusan PB Pexi 2009-2013 hanya tiga kali lakukan pertandingan antar daerah yang terakhir kali dilakukan di Sumut.

Menurut para pengurus Pengprov Pexi yang dihubungi reporter ayojambi.com via telepon selular diantaranya dari Bangka Belitung, Sumsel (Palembang), Jabar (Bandung), Jateng (Semarang), Jatim (Surabaya), Riau (Pakan Baru), Bali, Jambi, Banten (dari 11 pengprov) menyatakan PB Pexi gagal dalam pembinaan Xiangqi di Indonesia, mereka terkesan Xiangqi Indonesia (Catur Gajah) akan dibawa kemana, semestinya PB Pexi sudah melakukan Munas bulam Maret ini.

Kata Sekretaris Pengprov Pexi Jateng, Tina Suryani, Pengurus PB sejak Ketum terpilih 2009 belum pernah undang perwakilan Pengprov masing-masing untuk menghadiri pelantikan, sehingga kami tidak pernah mengetahui siapa saja yang duduk di pengurus PB PEXI. Saya pernah sampaikan waktu rakernas, kapan adakan pelantikan, mengapa tidak mengundang Pengprov ? Kemudian SK nya di kirim ke daerah2 sebagai laporan kegiatan PB hasil tiap rakernas, tetapi sejak almarhum Lala meninggal dunia, administrasi juga tidak ada dan laporan sekretariat PB PEXI juga tidak pernah ada lagi.

Tina Suryani menambahkan, “Kita harapkan agar mantan sesepuh Pexi seperti Bunyanto Eka Cendana, Anton Gozali mau kembali membina Xiangqi Indonesia” imbuhnya Tina.

Sedangkan dari sekretaris Pengprov Pexi Babel Iwan Setiawan dan sekretaris Pengprov Pexi Jabar Akhiun, mengatakan sudah waktunya lakukan Munas Pexi, jika pengurus PB Pexi 2009-2013 tidak mau lakukan Munas kita lakukan sendiri sekaligus adakan Kejurnas Xiangqi yang sempat terbengkalai dan tambah Iwan, Xiangqi Indonesia bukan milik pribadi atau golongan, melainkan Xiangqi Indonesia milik akses daerah-daerah.

“Masih ada harapankah Xiangqi Indonesia kembali seperti semula.?”  (Romy) 

Rabu, 20 Maret 2013

Kisah Wanita yang Menikahi Lima Pria


Satu pria memiliki banyak istri mungkin sudah biasa, tapi jika sebaliknya, akan menjadi berita besar.
 
Di desa Dehradun, India utara, Poliandri bukanlah hal aneh. Adat di sana justru mengharuskan para wanita menikah dengan pria, sekaligus semua saudara kandungnya. Itulah yang terjadi pada wanita 21 tahun bernama Rajo Verma.
Secara resmi, Rajo bersuamikan Guddu. Mereka menikah secara agama Hindu. Setelah itu, Rajo juga menikahi empat saudara laki-laki Guddu yakni Baiju (32), Sant Ram (28) Gopal (26), dan Dinesh (19).

"Kami semua berhubungan seks dengannya [Rajo], tapi tak pernah merasa cemburu, kami keluarga besar yang bahagia," ujar Guddu si suami pertama, seperti dikutip dari DailyMail.

Rajo pun tampaknya tak keberatan dengan adat yang berlaku. Dulu ibunya juga melakukan hal yang sama, yaitu menikahi tiga pria yang bersaudara.

"Awalnya mungkin aneh. Tapi aku menyayangi mereka semua," ujar Rajo.

Tradisi Hindu kuno memang mengajarkan praktik poliandri. Salah satu cerita paling populer adalah kisah Drupadi yang menikahi Pandawa bersaudara. Walau kini poliandri telah jarang tapi masih terjadi di beberapa daerah, hal. Para pelaku poliandri percaya, mereka dapat mempertahankan tanah keluarga jika terus melestarikan adat tersebut.

Kembali ke Rajo, kini wanita muda itu telah memiliki satu putra yang bernama Jay. Sayangnya ia sendiri tak tahu siapa ayah kandung dari para putranya. Rajo mengungkap, ia bercinta dengan kelima suaminya secara bergiliran setiap hari di atas lantai hanya dengan beralaskan selimut.

Lagi-lagi, tampaknya hal tersebut bukan masalah baginya.

"Aku merasa lebih dicintai ketimbang istri-istri lain pada umumnya," ujar Rajo lagi.

http://id.she.yahoo.com/kisah-wanita-yang-menikahi-lima-pria-025136755.html

Senin, 18 Maret 2013

Kelenteng Makin Kuang Leng Miau Rayakan Shejit Ong Seng Kong

JAMBI, ayojambi.com – Ratusan kaum hawa menghadiri ritual Perayaan Hari Ulang Tahun Dewa Ong Seng Kong di Kelenteng Kuang Leng Miau dibilangan Jalan Brigjen Katamso, Lorong Sriwijaya Rt. 12 Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur dan sekaligus melakukan Kho Kun (sedekah) yang dipersembahkan kepada mahluk atau roh yang gentayangan berupa sesajian.
Hasil pantauan ayojambi.com, Senin pagi (18/03) sejak memasuki kawasan lorong Sriwijaya terdengar bunyi suara tambur serta semerbak aroma wewangian hio (gaharu) diiringi kaum ibu berdatangan kelenteng Kuang Leng Miuo (calon Majelis Agama Khonghucu Indonesia yang disingkat MAKIN), kedatangan kaum hawa tersebut untuk mengikuti prosesi ritual memperingati hari ulang tahun shen ming serta prosesi kho kun, umumnya kaum hawa pada membawa putra maupun putri mereka.

Kelenteng Kuang Leng Miau adalah warisan dari Almarhum Apek Macan yang awalnya hanya sebuah rumah ibadah pribadi milik Almarhum Apek macan yang didirikan pada tahun 1952 dan dibangun menjadi permanen oleh masyarakat Tionghoa di Jambi pada 2004 yang lalu.

Prosesi seperti biasanya, diawali dengan memohon izin kepada Tie Kong (Tuhan red) untuk dapat melaksanakan ritual perayaan hari ulang tahun sang dewa Ong Seng Kong dan kho kun persembahan sesajen kepada para pengawal shen ming dan arwah (roh) yang tidak diurusi oleh pihak keluarga, upacara dipimpin oleh seorang rohaniawan dari Matakin Provinsi Jambi, The Lien Teng dengan membaca So Bun (sejenis mantera pemberitahuan/ undangan red.

Setelah itu baru memasuki tahap kedua yaitu prosesi sembahyang memperingati HUT roh suci Ong Seng Kong dengan membacakan Ci Bun (sejenis laporan untuk dewa yang bersangkutan), selanjutnya baru memasuki upacara Kho Kun atau yang dikenal dengan sebutan kho kun dalam dan kho kun luar, yang dimaksud dengan kho kun dalam yaitu mempersembahan berbagai jenis makanan, buah-buahan dan Kim Cua (kertas sembahyang red) kepada para pengawal Sang Dewa yang ada didalam klenteng tersebut, seusai prosesi didalam baru melakukan khu kun diluar untuk para mahluk atau roh yang meninggal tidak tidak diurusi oleh pihak keluarganya, maupun meninggal tidak wajar seperti meninggal dunia gantung diri, kecelakaan, dibunuh orang dan lain sebagainya, maka perlu diadakan kho kun atau sedekahkan makanan dan lain-lain sebagainya kepada arwah (roh) yang tidak terurus. (Romy)

Sejarah Shen Ming Ong Seng Kong

JAMBI, ayojambi.com - Menurut cerita asal muasal roh suci Ong Seng Kong sebelum dititis menjadi dewa adalah sesosok manusia yang dikenal sangat menyayangi hutan yang hijerah dari Tiongkok ke Indonesia bermukim dikwasan antara Jambi dan Palembang, beliau rela bermukim didalam hutan untuk merawat hutan yang tidak dirawat oleh manusia bahkan menghabiskan waktu seorang diri didalam rimba yang terdapat di pulau Sumatera, bahkan sampai Ong Seng Kong wafat dan dikebumikan di kawasan Bayunglincir (Sumsel) kemudian rohnya dititis menjadi roh suci “shen ming”.
Mengingat jasa-jasa Ong Seng Kong yang begitu besar terhadap alam semesta maka masyarakat di Tiongkok membuatkan Kim Sin (Patung) yang merupakan wajah Ong Seng Kong dan dibuatkan altarnya untuk disembahyangkan masyarakat Tionghoa yang berhutang budi pada beliau dimasa lampau.

Perayaan shejit Ong Seng Kong tidak saja dirayakan di Kelenteng Calon Makin Kuang Leng Miuo di Jalan Brigjen Katamso, Lorong Sriwijaya Rt. 12 Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur. Namun pada hari yang sama shejit Ong Seng Kong juga diperingati di Kelenteng Sam Liong Kiong yang terletak di Rt. 19 No. 76, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, kota Jambi.

Kata Yap Seng Kim juru masak di kelenteng-kelenteng kepada reporter ayojambi.com, (18/3), menurut penuturan bahwa sangat meragukan keberadaan makam Ong Seng Kong yang kabarnya dikebumikan di Bayung Lincir, karena jika memang ada pastilah warga pada kesana. Namun tidak dapat dipungkiri memang Ong Seng Seng adalah seorang pencinta hutan, dan Ong Seng Kong pernah bermukim di Jambi pada masa lalu, selanjutntya ujar Seng Kim legenda tersebut telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. (Romy)

Minggu, 17 Maret 2013

Khasiat Bubur Ikan Gabus

Bagi pencinta kuliner, bubur kepiting, mungkin tak asing lagi. Nikmat disantap saat masih panas. Namun, pernahkah mencicipi bubur ikan gabus? Ternyata rasanya nikmat.
Paduan rasa gurih dan manis daging gabus yang lembut itu menyatu dalam
bubur yang tersaji di Rumah Makan Jambi, yang berada di Jalan M Roem, Kota Jambi. Ketika si pemilik rumah makan, Lily Koesin (54), menyajikan menu baru ini delapan tahun lalu, banyak pelanggan yang menyukainya. Sebagian dari mereka semula mencicipi bubur itu untuk tujuan kesehatan, mengingat ikan gabus punya khasiat membersihkan darah dalam tubuh serta mempercepat pemulihan pascaoperasi.

Di balik khasiatnya, rasa bubur ikan gabus juga pas di lidah. Manis dan gurih. Dari aromanya bisa dipastikan bahwa ikan gabus yang dimasak masih segar diambil
dari sungai, alias tidak bermalam dalam mesin pendingin. ”Bubur yang telah matang dimasak bersama gabus sehingga rasa manisnya ikan ini bercampur pada bubur,” kata Lily.

Lily hanya menambahkan bawang putih goreng serta irisan seledri untuk memperkaya
rasa dan aroma. Dengan bumbu yang sederhana itu, lanjutnya, rasa ikan dalam bubur malah jadi lebih terasa. 

Lama kelamaan, peminat bubur ikan gabus semakin beragam. Pencinta bubur dan penggemar ikan akan cepat menyukai menu ini. Hingga kini, mereka yang datang
umumnya pelanggan lama. Menu tersebut juga menjadi salah satu favorit.

Salah seorang pelanggan setia, Akiang, baru selesai menghabiskan menu kesukaannya. ”Saya selalu pesan bubur ikan gabus. Ini favorit saya,” ujar pria yang
menjabat Kepala pemasaran air mineral ternama di ota Jambi.

Begitu pula Yuliawati, pelanggan lainnya, juga selalu memilih bubur ikan gabus
untuk sarapan. ”Sesudah belanja di pasar, sarapan bubur ini paling cocok,” u j a r ny a .

Batanghari
Sungai Batanghari yang membelah Kota Jambi menyediakan beragam jenis ikan air
tawar, termasuk gabus. Potensi inilah yang diolah Lily untuk mengembangkan usaha
rumah makan. Lily memilih tidak menyediakan menu bubur kepiting atau udang seperti yang umumnya tersaji pada restoran hidangan laut, karena pertimbangan kadar kolesterolnya yang tinggi. Sedangkan bubur ikan gabus, selain berasa gurih, diyakini
memberi manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.

Lily juga mengolah ikan gabus menjadi masakan pindang. Jenis masakan khas
melayu ini punya kekuatan rasa asam, pedas, dan sedikit manis. Pindang gabus
juga menarik perhatian pelanggannya.

Untuk menu ini, Lily meraciknya dengan bumbu lebih beragam, seperti bawang
merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, lengkuas, daun salam, irisan tomat,
dan tak ketinggalan asam jawa.

Selain itu, Lily juga mengolah ikan gabus menjadi sup. Dengan banyaknya
jenis menu gabus, Lily membutuhkan 10 hingga 15 kilogram ikan gabus dalam satu
hari untuk diolah menjadi tiga jenis masakan ini.

Walaupun gabus punya variasi masakan paling banyak, masakan pindang patin dan
pindang udang, serta sup ayam, dan sup daging sapi tetap disediakan sebagai pelengkap.

Khusus bagi penggemar masakan khas China, tersedia nasi tim hainan dan
nasi tim bebek.

Generasi ketiga
Rumah Makan Jambi berdiri 11 tahun silam. Lokasinya berada persis dalam lingkungan Pasar Jambi, yang merupakan kompleks pertokoan tertua di Kota Jambi.
Sebagian besar bangunan di sana masih merupakan bangunan zaman penjajahan
Jepang, termasuk rumah makan ini. Menurut Suhendra Limas (58), suami
Lily, sebelum menjadi rumah makan, bangunan ini semula adalah toko kelontong
yang dikelola sang kakek, Lim Tjiau Seng, serta anaknya, Lim Seng Hui. ”Kami adalah generasi ketiga yang menempati rumah ini,” ujar Suhendra.

Di masa itu, usaha kelontong tidak cukup menguntungkan. Lily yang gemar
memasak kemudian berpikir untuk membuka usaha rumah makan. Usaha tersebut
ternyata terus berkembang. Selain membuka usaha di lantai 1 bangunan, keluarga
ini menempati lantai 2 sebagai tempat tinggal.

Selain masakan yang pas, suasana di sana terasa lebih akrab. Mungkin saja karena sebagian besar yang datang memang sudah kerap singgah dan saling mengenal. Namun, bagi yang baru pertama kali, rasanya bakal betah berlama-lama duduk, menikmati sajian, sambil ngobrol, bahkan di saat pengunjung telah semakin penuh sekalipun.

Ada sekitar 20 menu harian yang merupakan masakan khas China dan Melayu
tersaji di Rumah Makan Jambi. Untuk menambah variasi, Lily Koesin menyiapkan menu-menu bonus yang berbeda hampir setiap hari, kecuali Selasa dan Rabu.
Hari Senin, ada nasi ayam hainan. Kari ayam kampung tersedia pada hari Kamis, dan menu nasi komplet sayur asem pada hari Jumat. Untuk Sabtu tersedia nasi tim bebek kuah sayur asin, dan hari Minggu ada menu ayam kampung kuah ramuan.

Karena tersaji satu pekan sekali, menu-menu tambahan ini justru paling ditunggu-tunggu. Edy, salah seorang pensiunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, selalu memesan sayur asem. ”Kalau sudah hari Jumat, saya pasti kemari memesan sayur asem,” ujar Edy.

Dalam 1,5 jam, sekitar 30-an porsi nasi komplet sayur asem telah habis dipesan. Sejumlah pelanggan yang datang lebih pagi bahkan rela menunggu menu yang baru matang sekitar pukul 10.30 ini. Selain paduan rasa asam, manis, dan pedasnya kuah sayur asem yang cukup menantang, harga ekonomis pada menu ini mungkin juga menjadi pertimbangan. Satu porsi mencapai Rp 12.000, sudah lengkap nasi, sepotong ayam goreng, tahu dan tempe, sambal, lalapan, plus semangkuk sayur asem.

Adapun ayam kampung kuah ramuan lebih diminati usia menengah ke atas. Menu ini menyajikan masakan gurih ditambah racikan rempah-rempah yang berkhasiat menyehatkan mata dan menambah daya tahan tubuh. (Romy)

Jumat, 15 Maret 2013

Pelaku Mutilasi Utang Judi Bola Rp 200 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - Motif Alanshia (32) membunuh dan memutilasi Tony Arifin Djomin (45) di Ruko Marina Mediterania nomor 26 D, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, terungkap. Rupanya, dia sakit hati kepada Tony yang kerap menagih utang judi bola dengan cara kasar.
"Motifnya tersangka karena sakit hati. Korban sering menagih utang (judi bola) dan berteriak secara kasar," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Putut Eko Bayuseno, Jumat (15/3/2013).

Alanshia membunuh Tony pada Senin (11/3/2013). Awalnya, Tony mendatangi ruko pelaku untuk menagih utang. Namun ada perkataan Tony yang malah menyulut cekcok antara keduanya.

Tony kemudian menyerang pelaku dengan cutter dan Alanshia membalasnya menggunakan benda yang ada. Kemudian, Alanshia menjerat Tony dengan seutas tali hingga akhirnya tewas. Baru pada Selasa (12/3/2013) tengah malam, sekitar pukul 00.00 WIB, Alanshia memotong-motong tubuh Tony menjadi 11 bagian.

"Tersangka mulai memutilasi di kamar mandi lantai 3. Kemudian potongan tubuh dimasukkan ke dalam koper, dua kardus, dan lima karung plastik," ujar Putut.

Mengenai utang piutang tersebut, Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol M Iqbal menyebut Alanshia memiliki utang Rp 200 juta kepada korban. "Tersangka itu punya utang 200 juta, utangnya judi, tapi lagi didalami," ujar Iqbal.

Sementara barang bukti yang disita petugas yakni 2 cincin, gergaji besi, gergaji kayu, cutter dan pisau, las listrik, kain berlumuran darah, rekaman CCTV, berangkas diduga berisi narkoba, 656 gram narkoba jenis key, 140 butir pil narkoba, 32,35 gram shabu, serbuk putih yang belum diketahui sebanyak 60 gram, plastik, timbangan, dan gelas ukur.

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/15/18515626/

Kamis, 14 Maret 2013

BKSDA Akui Kondisi Hutan Jambi Hancur

JAMBI, KOMPAS.com - Pemerintah mengakui kondisi hutan di Jambi seluas 2 juta hektar semakin hancur, sehingga tidak lagi memadai sebagai habitat harimau sumatera atau pantherra tigris sumatrae.
"Hutan Jambi memang luas di atas kertas. Tapi kita sudah lihat sendiri bagaimana hancurnya hutan akibat perambahan," tutur Tri Siswo, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, di Jambi, Kamis (15/3/2013).

Pihaknya baru-baru ini mengamankan dua bayi harimau sumatera korban perburuan liar. Kedua harimau tersebut tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan dalam hutan Jambi. Keduanya akan dikirim ke Jatim Park yang kondisinya lebih memadai .

Selain itu, pihaknya masih mengupayakan penangkapan terhadap seekor harimau yang berkonflik dengan warga dalam sebulan terakhir, mengakibatkan seorang warga tewas dan 4 lainnya luka. Harimau tersebut juga tidak memungkinkan untuk dilepasliar di hutan Jambi.

http://regional.kompas.com/read/2013/03/14/17073228

Senin, 11 Maret 2013

Tiga Jam Hujan, Puluhan Rumah Warga S4S Kebanjiran

JAMBI – Hujan deras mengguyuri kota Jambi sejak pukul 03.00 dini hari (12/3-2013), membuat warga Rt 19, Lorong Melati, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, yang tengah tertidur pulas kontan kocar kacir menyelamatkan harta benda dari banjir bandang. Setiap hujan deras turun di Kota Jambi, rumah warga dikawasan Rt 19 selalu terendam air.
Hujan ekstrem yang turun sejak dua hari belakangan ini menyebabkan banjir kembali melanda sebagian rumah warga di Kota Jambi sehingga menyebabkan puluhan rumah warga terendam air, bisa-bisa mencapai ratusan rumah di daerah tersebut dengan ketinggian air mencapai antara 1 meter lebih.

Tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Jambi dalam beberapa hari ini membuat warga Lorong Melati, Rt 19 pada mengungsi kerumah tetangga maupun sanak famili, seperti dini hari tadi (12/3) yang dialami Yanti (30) tengah tidur pulas bersama anaknya terkejut melihat air sudah mencapai ranjangnya, maka bergegas Yanti mengungsi ke rumah kakaknya di kawasan Kelurahan Cempaka Putih, hasil pantauan ayojambi.com dilapangan hingga siang ini sejumlah rumah masih terendam banjir.

Tambah Yanti, sebenarnya air sudah surut ketika hujan yang terjadi pada hari minggu (10/3), namun sangat disayangi Yanti belum ada pihak pemerintahan yang melakukan peninjauan, apa lagi memberikan bantuan, “Saya dan anak pukul 4 dini hari ngungsi ke rumah kakak, kami sangat mengharapkan pemerintah kota Jambi dapat memperbaiki saluran air dikawasan kami” pungkas Yanti.

Yang cukup mengkhawatirkan adalah jaringan listrik dilokasi genangan air, jika terjadi korsleting listrik, bisa fatal bagi warga setempat. (Romy)

Mari Berdonor Darah Melalui Matakin


Sabtu, 09 Maret 2013

Toko Penjual Karpet Ludes Dilalap Sijago Merah

JAMBI - Sijago merah kembali beraksi, kali ini melalap tiga ruko penjual karpet di Jalan WR Supratman, kawasan pasar Rombeng, Kelurahan OKH, Kecamatan Pasar Jambi, Kota Jambi, tepatnya di depan mal WTC Batanghari Jambi, Sabtu (9/3/2013).

Api di duga berasal dari lantai dua ruko penjual karpet tersebut. Bahan-bahan mudah terbakar membuat api dengan cepat menghanguskan dua ruko ini.

Pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan sisa-sisa api di lantai tiga, kebakaran ini menjadikan totonan warga yang memadati lokai yang berada di persimpangang jalan WR Supratman dan Sultan Thaha atau depan Ruko WTC Batanghari Jambi.

Sehari sebelumnya. kebakaran juga terjadi di Jalan M. Yamin, Lorong Teratai, Kelurahan Payolebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, tepatnta di samping Kelenteng Makin Gi Hong Tong. Beruntung dalam kebakaran ini api cepat dipadamkan sehingga tidak merembet pada rumah lainnya. (Romy)

Selasa, 05 Maret 2013

Bertemu Harimau, Kadir Pingsan

MUARA BULIAN, KOMPAS.com — Muhammad Kadir (52) tak menyangka bakal bertemu harimau dalam jarak hanya 10 meter. Saking takutnya, Kadir pingsan. Rasa trauma yang mendekapnya membuat ia berjanji tidak akan menyadap karet selama seminggu.
Muhammad Kadir adalah penyadap karet. Warga RT 01, Kampung 5, Desa Petajen, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, ini bertemu seekor harimau pada pukul 05.30 WIB saat hendak pergi ke kebun karet miliknya, Senin (4/3/2013).

Jarak antara rumah Kadir dan kebun miliknya hanya 200 meter. Saat melihat harimau, Kadir baru setengah perjalanan menuju kebun. Saat itu, Kadir berangkat naik sepeda.

Begitu melihat harimau, tanpa pikir panjang, Kadir langsung melompat dari sepeda dan meninggalkannya begitu saja. Kadir terus berlari ke rumahnya sambil berteriak. Begitu sampai, Kadir langsung jatuh pingsan akibat rasa takut yang menghantuinya.

"Aku melihat harimau itu sedang mengais-ngais tanah. Begitu tahu itu harimau, aku langsung lari sambil berteriak," kata Kadir.

Kadir biasa pergi ke kebun pada pukul 03.00 WIB. Tapi, karena mendapatkan kabar ada harimau berkeliaran di Desa Muhajirin dan Ness, maka jadwal ke kebun ia tunda menunggu matahari lebih terang.

"Mungkin dalam seminggu ini tidak dulu pergi ke kebun. Masih takut dan trauma dengan kejadian tadi," ujarnya.

Kabar mengenai keberadaan harimau di sekitar perumahan warga sebenarnya sudah beredar beberapa saat. Omrizal, Sekretaris Desa Petajen, mengatakan, setelah mendengar ada warga yang melihat harimau di kebun, ia segera memberi tahu pihak terkait untuk mengecek.

"Mendengar ada harimau, saya langsung menelepon sekcam dan pihak BKSDA," ujarnya.

Untuk menghindari konflik dengan harimau itu, Omrizal berharap masyarakat Petajen tidak beraktivitas di luar rumah saat malam hari. Para petani juga diimbau tidak pergi ke kebun bila hari masih gelap. Warga yang masih ingin menyadap karet diimbau berangkat ketika hari sudah terang.

Sebelumnya, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Minggu (3/2/2013) malam, menembak harimau dengan bius di daerah Lubuk Landai, Mestong. Menurut Kepala BKSDA Jambi Tri Siswo, tembak bius itu belum mampu melumpuhkan harimau yang ditengarai berjenis kelamin jantan. Harimau dengan panjang sekitar 1,5 meter tersebut diperkirakan berumur 15 tahun.

Dikatakan Tri, penembakan "sang datuk" pada malam hari sebenarnya tidak efektif. Pasca-terkena bius, obat hanya bekerja 30 menit, dan di malam hari sulit mencari harimau yang tertembak.

Perilaku menyimpang

Berdasarkan pengamatan tim BKSDA, harimau yang terlihat itu punya penyimpangan perilaku. "Sepertinya harimau ini sudah biasa melihat manusia atau hewan peliharaan. Harimau liar biasanya memakan korbannya. Tapi ini tidak. Korban hanya dilukai," ujar Tri.

Selain itu, lanjut Tri, korban yang lari juga tidak terus dikejar harimau. Padahal, biasanya si belang tidak kenal kompromi mengejar korbannya. "Reflek harimau liar kalau ketemu manusia langsung menerkam. Hewan peliharaan warga pun tidak habis dimakan," ungkap Tri.

Menurutnya, hutan yang menjadi habitat hidup harimau semakin sempit karena alih fungsi. Banjir di Jambi beberapa pekan kemarin juga menjadi penyebab harimau sumatera berpindah tempat, dan mengakibatkan konflik dengan masyarakat.

BKSDA Jambi mensinyalir, harimau yang membuat resah warga dalam beberapa pekan terakhir sama dan hanya berjumlah satu ekor. BKSDA menampik kabar yang menyebutkan jumlah harimau ada 16 ekor. "Harimau hewan soliter, beda dengan gajah yang bergerombol. Harimau paling banyak ada empat ekor, satu induk dan sisanya anaknya," kata Tri.

Beberapa pekan terakhir, masyarakat Jambi digegerkan dengan berkeliarannya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), yang mengakibatkan konflik dengan masyarakat. Bahkan, konflik antara harimau dan manusia mengakibatkan jatuh korban. "Korban tewas ada satu, dan lima luka-luka," imbuh Tri.

Dari data yang dilansir BKSDA, korban tewas bernama Sutardi (21) alias Kancil, asal Pacitan, Jawa Timur, yang tewas di lokasi Distrik V PT WKS di Desa Suban, Kecamatan Batang Asam, pada 24 Januari 2013.

Pada 8 Februari 2013, Fajar (37), karyawan PT Dasa Anugerah Sejati, diserang di Desa Lubuk Bernai, Batang Asam. Beruntung, Fajar berhasil lolos meski mendapat luka cakaran di kaki dan gigitan di pundak.

Di hari yang sama, warga yang juga sempat dikejar harimau adalah Kasdan (60), di Desa Tanjung Tayas. Korban dikejar harimau saat membersihkan kebun sawit. Tinggal berjarak lima meter dari Kasdan, harimau berhenti mengejar Kasdan, yang lari mengamankan diri di pos satpam.

Korban lain adalah Legino Murdianto (22), yang mendapat luka di kaki, saat berada di PT CKT Desa Dusun Mudo, 11 Februari 2013. Pada 28 Februari 2013, harimau juga melukai warga Desa Muaro Sebo bernama Sutrisno (37), yang saat kejadian berada di kebun karet. Sutrisno luka di kaki dan dada.

Terakhir, si belang juga menyerang Wahyudi (23) di kebun karet, di belakang Pasar Sungai Landai, Desa Sri Mulyo, Kelurahan Tempino, Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Osmantri, Koordinator Tiger Patrol Unit dan Pemantauan Satwa WWF Indonesia, yang dihubungi Tribun Jambi mengatakan, tim BKSDA harus segera melakukan langkah penyelamatan, bukan hanya kepada masyarakat, melainkan juga terhadap harimau itu.

Menurut perkiraan Osmantri, melihat pergerakan dan pola serangannya, jumlah harimau tidak hanya satu ekor. "Bisa jadi jumlahnya lebih dari satu. Itu asumsi saya kalau dilihat pergerakannya yang melingkupi empat kabupaten. Pola serangannya juga berbeda," tuturnya.

http://regional.kompas.com/read/2013/03/05/02581782/

Pasca Banjir, Matakin Jambi Kembali Bantu Warga Danau Sipin

JAMBI – Air sungai batanghari telah surut, ribuan warga telah kembali kerumah masing sebelumnya mereka (warga) harus mengungsi ke tenda-tenda yang disediakan oleh pemerintah daerah sebagai tempat penampungan sementara. Walaupun warga yang terkena banjir sudah kembali kerumah masing-masing, namun mereka tidak sepenuhnya bisa melakukan aktifitas sebagaimana mestinya, karena warga mesti memperbaiki rumah merekan yang terendam air maupun membersihkan rumah mereka pasca banjir.
Mengingat beban yang di derita warga cukup berat, serta ada permintaan dari empat ketua rukun tetangga yaitu Rt, 24, 25, 26 dan 36 di desa Danau Sipin, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Akhirnya warga Desa Danau Sipin mendapatkan bantuan, berupa mie instant masing-masing KK 1 dus dari Majelis Tingga Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Provinsi Jambi dan Kota Jambi.

Kami sangat mengharapkan uluran tangan dari semua pihak yang peduli. Karena selama banjir kami tidak bisa bekerja disebabkan seluruh lahan pertanian tempat kami cari nafka terendam banjir. Umumnya warga disini bekerja sebagai petani. Kalau lahan terendam terpaksa menganggur dan tidak berpenghasilan,” ujar Yuliana (30)

Pasca bencana banjir yang merendam sebagian rumah warga di Kota Jambi ini beberapa waktu yang lalu, membuat MATAKIN Provinsi Jambi dan Kota perlu melakukan bantuan kepada warga yang terkena musibah banjir. Salah satu progran kerja Matakin yaitu bakti sosial melalui Makin-Makin, diantaranya Makin Po Seng Tai Te yang dikenal kelenteng “Hua Liong Kiong” kelenteng tersebut berada di Danau Sipin sejak tahun 1904. Hua Liong Kiong adalah salah satu tempat ibadah umat Khonghucu cukup tua di Rt. 23, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, sampai saat ini masih berdiri kokoh.

Darman Wijaya selaku Ketua Matakin Provinsi Jambi, mengatakan bantuan mie instan ini merupakan solidalitas umat Khonghucu di Jambi, ”Bantuan ini tulus dari umat Khonghucu dan tidak ada unsur politis. Maka kami perlu sampaikan langsung bantuan kepada yang bersangkutan, kami memberikan langsung dengan kupon yang telah disebarkan oleh ketua Rt setempat kepada keluarga yang rumahnya terendam.” (Romy)