Sabtu, 30 November 2013

Dimana Ibunda LIM HUA LIE Berada

Mencari ibu yang bernama LIM HUA LIE (mantan istri LIE GIOK SENG) yang diperkira berada di PALEMBANG atau KOTA BUMI (Putus komunikasi sejak tahun 1958).

Bagi yang mengenal atau tahu keberadaan LIM HUA LEE maupun keluarganya serta saudaranya pemilik becak CUA CU PO (AGIOK) di Sumsel, harap bantuan untuk menghubungi LIE CHING HE (李清和) No Hp 0852 6645 7320.

Kamis, 28 November 2013

Mulai 2014, Bikin KTP, KK, dan Akta Kelahiran Gratis!

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses pengurusan dan penerbitan semua dokumen kependudukan, mulai dari akta kelahiran, kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, hingga akta kematian akan bebas dari pungutan biaya.
Hal ini tercantum dalam Rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan yang baru saja disahkan dalam forum rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa (26/11/2013).

Wakil Ketua Komisi II DPR Arief Wibowo menuturkan, pengurusan dan penerbitan itu meliputi penerbitan baru, penggantian karena rusak atau hilang, perbaikan akibat salah tulis, dan atau akibat perubahan elemen data.

"Dengan demikian, diharapkan, semua warga negara dapat dengan mudah memiliki segala dokumen kependudukan yang diperlukan," ujar Arief saat membacakan laporan Komisi II DPR terkait proses pembahasan RUU yang sudah diusulkan sejak tahun 2012 ini.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, semua anggaran untuk penerbitan dokumen itu sudah ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk sama-sama mengawasi aparatur perangkat daerah untuk memastikan bahwa tidak ada pungutan liar (pungli) yang terjadi dalam proses kepengurusan data kependudukan. Ia meminta agar masyarakat segera melapor jika ada aparat yang mengumpulkan pungli.

"Apa pun dokumen kependudukannya, mulai dari akta kelahiran, ada KTP, akta kematian, tidak boleh dipungut biaya. Semua anggaran itu akan dibiayai pemerintah pusat," katanya.

Sebelumnya, Gamawan menuturkan bahwa pemberlakuan biaya gratis dalam membuat dokumen kependudukan itu akan dimulai sejak awal Januari 2014. Pemerintah mengingatkan, aparat yang masih memungut biaya diancam dengan pidana dua tahun penjara atau denda seberat-beratnya Rp 25 juta.

Selain itu, semua penerbitan dokumen kependudukan dikeluarkan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil (disdukcapil) di semua kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, warga tidak perlu lagi ke pengadilan hanya untuk mendapatkan akta kelahiran.

http://nasional.kompas.com/read/2013/11/26/1821506/
* www.ayojambi.com/

Senin, 25 November 2013

Perkhin Pusat Menyerakan Kitab Suci Su Si Kepada Makin-Makin

JAMBI,ayojambi.com – Setelah selesai mensosialisasikan peran wanita dalam agama Khonghucu selama dua hari di Kota Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Barat. Rombongan Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) Pusat yang dinahkodai oleh Gianti Setiawan.
Sebelum rombongan PERKHIN Pusat kembali ke Jakarta, mereka menyempatkan diri mengunjungi Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) di kota Jambi, ternyata kehadiran PERKHIN Pusat disambut oleh Sukardi ketua MAKIN Leng Chun Keng dan Gianti Setiawan ketua PERKHIN Pusat menyerahkan Kitab Suci Su Si kepada Sukardi, disamping itu Penasehat PERKHIN Pusat Hanida Harry juga menyerahkan buku-buku tentang agama Khonghucu kepada Sukardi.

Sebagaimana lazimnya setiap ada tamu yang berkunjung ke MAKIN-MAKIN Jambi, para tamu dijamu makanan dan minuman ala kadarnya, selain aneka kue-kue rombongan PERKHIN Pusat dijamu buah durien.

Seusai mengunjungi MAKIN Leng Chun Keng, PERKHIN Pusat melanjutkan perjalanan menuju Kelenteng MAKIN Sai Che Tien yang tidak jauh dari MAKIN Leng Chun Keng, Ketua PERKHIN Pusat diterima oleh Sekretaris MAKIN Sai Che Tien Handoko Thetro dan rohaniawan MATAKIN Jambi The Lien Teng.

Ketua PERKHIN Pusat beserta staf PERKHIN melihat altar Nabi Fuxi dan ruangan kursus bahasan Mandarin yang dimotori MAKIN Sai Che Tien sejak tahun 2009, tidak ketinggalan ketua PERKHIN Pusat menyerahkan Kitab Suci Su Si kepada Rohaniawan MATAKIN Jambi The Lien Teng diiringi penyerahan buku keagamaan Khonghucu. seusai dari Sai Che Tien, PERKHIN Pusat mengujungi Kelenteng Hok Kheng Tong yang belum bergabung menjadi MAKIN.

Selanjutnya rombongan menuju MAKIN Gi Hong Tong dikawasan kelurahan Payolebar, disini rombongan PERKHIN Pusat disambut ketua MAKIN Gi Hong Tong beserta istri dan beberapa pengurus kelenteng Gi Hong Tong.

Gianti Setiawan juga menyerahkan Kitab Suci Su Si kepada rohaniawan Gi Hong Tong Jambi, ketua PERKHIN Pusat juga memesan kepada MAKIN_MAKIN yang dikunjungi, agar Kitab Suci Su Si mesti sering dibaca, bukan sebagai barang pajangan maupun disimpan dalam lemari.

Tanggapan positif dari MAKIN disampaikan oleh Sukardi selaku ketua MAKIN Leng Chun Keng, “Kita merasa senang rombongan Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) telah sudi mengunjungi kelenteng kita yang belum selesai dibangun”, sedangkan tanggapan dari Sekretaris MAKIN Sai Che Tien Handoko Thetro “Dengan kunjungan rombongan PERKHIN Pusat ini, mendorong semangat kami untuk mengembangkan Khonghucu di Jambi,” sedangkan unggapan Alex Sujanto selaku ketua MAKIN Gi Hong Tong yang sekaligus sebagai wakil MATAKIN Provinsi Jambi menyatakan bahwa kehadiran PERKHIN Pusat sangat bagus, apa lagi dengan mengunjungi satu persatu MAKIN yang ada di Kota Jambi sehingga tidak memicu rasa cemburu adanya pembedahan MAKIN, karena ada kabar bahwa PERKHIN hanya akan mengunjungi beberapa MAKIN saja, Tambah Alex bahwa prinsif di Jambi bedah dengan daerah lain, maka sebagai masukan jika berkunjungi ke Jambi mampir sebentar saja ke MAKIN-MAKIN, maka mereka akan merasa dihargai.

Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) di Jambi yang memiliki SK MATAKIN Pusat terdiri dari, 1. MAKIN Sai Che Tien (pertama berdiri tahun 2006),  2. MAKIN Kwan Kong Bio (Kuala Tungkal dan Sk nya telah mati), 3. MAKIN Leng Chun Keng, 4. MAKIN Gi Hong Tong, 5. MAKIN Gi Hong Tong, 6. MAKIN Leng San Keng Kuala Tungkal (Tanjab Barat), 7. MAKIN Lam Po Tong dan 8. MAKIN Seng To Keng, sedangkan beberapa kelenteng yang belum menyerahkan susunan pengurus untuk dijadikan MAKIN. (Romy)

Sabtu, 23 November 2013

Empat Penjuru Adalah Saudara

JAMBI, yaojambi.com  – Sungguh mulia sekali Perempuan khonghucu Indonesia yang di singkat PERKHIN rela menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari pusat Kota Jambi ke Kabupaten Tanjungjabung Barat (Kuala Tungkal) untuk membagi ilmu keagamaan kepada umat Khonghucu yang berada di kota Kuala Tungkal, sosialisasi dipimpin oleh ketua Perempuan Khonghcu Indonesia (PERKHIN) Pusat (23/11),
rombongan Perkhin bertolak dari Kota Jambi pukul 08.20 dan tiba di Kelenteng Makin Leng San Keng yang berlokasi di Parit Gompung pukul 11.30 WIB.
Rombongan Perkhin Pusat dan Provinsi Jambi disambut oleh ketua Makin Leng San Keng Alex Tay dan ketua Perkhin Leng San Keng Lystiani beserta pengurus Makin maupun Perkhin Kuala Tungkal.

Kehadiran Perkhin demi untuk berbuat kebajikan dan membagi ilmu pengetahuan tentang keagamaan kepada umat Khonghucu di kota Kuala Tungkal - Jambi, mereka rela mengambil cuti, meninggalkan keluarga maupun usaha hanya untuk memajukan perempuan Khonghucu Kuala Tungkal.

Sosialisasi mengenai peranan Perkhin yang dibawa naungan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) maupun Perkhin didalam wadah Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN). 

Kedatangan rombongan perempuan Khonghucu juga untuk bekal kepada Perkhin Tanjab Barat, bekal yang diberikan diantaranya, bagamana tatacara sembahyang (kebaktian) yang benar, tatacara memimpin melakukan doa kepada arwah yang telah wafat, bagaimana menghormati kepada yang lebih tua dan khotba keagamaan diselingi paduan suara.

Kunjungan kerja Perkhin ke Jambi bukan sekedar untuk bersenang-senang, melainkan untuk memberikan bekal kepada Perkhin Jambi dan Kabupaten Tanjab Barat agar kedepan masing-masing Perkhin mampu memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Provinsi Jambi sebagai mitra kerja MATAKIN di daerah Jambi.

Gianti Setiawan Ketua Perkhin Pusat mengatakan, wanita bukan hanya dapat dibagian dapur sbagai pemegang konsumsi, perempuan Khonghucu juga bisa memimpin kebaktian dan ketua MAKIN maupun MATAKIN, “Banyak yang beranggapan bahwa tugas perempuan hanya dibagian dapur sebagai pensuplai konsumsi, namun sebanrnya perempuan juga bisa menjadi pemimpik kebaktian, menjadi Ketua MATAKIN atau ketua MAKIN.” Kata Gianti dihadapan puluhan umat Khonghucu Kuala Tungkal (Romy). 
* www.ayojambi.com/

Jumat, 22 November 2013

Srikandi Perkhin Bagi-Bagi Ilmu Ke Daerah

JAMBI, ayojambi.com – Sungguh mulia sekali, sebelas Srikandi Perempuan khonghucu Indonesia yang di singkat Perkhin telah tiba di Jambi dengan pesawat Citylink. Kehadiran Perkhin demi untuk berbuat kebajikan dan membagi ilmu pengetahuan keagamaan kepada umat Khonghucu di Jambi, mereka rela mengambil cuti, meninggalkan keluarga maupun usaha hanya untuk tabungan masa depan dikehidupan mendatang.
Kehadiran pengurus inti Perkhin Pusat ke Jambi adalah untuk melakukan sosialisasi mengenai peranan Perkhin dalam tubuh organisasi MATAKIN serta peran Perkhin didalam Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN), selain mensosialisasikan fungsi Perkhin, kedatangan rombongan perempuan Khonghucu juga untuk mengajarkan tatacara sembahyang (kebaktian) yang benar, tatacara memimpin sekolah minggu dan paduan suara.

Kunjungan kerja Perkhin ke Jambi bukan sekedar untuk bersenang-senang, melainkan untuk memberikan bekal kepada Perkhin Jambi agar kedepan mampu memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Provinsi Jambi sebagai mitra kerja MATAKIN.

Hasil pantauan Reporter China Town ke beberapa MAKIN yang ada di Kota Jambi, sampai hari Rabu (20/11) mereka baru menerima pemberitahuan dari Perkhin Jambi akan ada kunjungan kerja Perkhin Pusat ke daerah Jambi dan kabupaten Tanjung Jabung Barat (kuala tungkal).

Gianti Setiawan Ketua Perkhin Pusat mengatakan, untuk kali pertama Perkhin Pusat menurunkan pengurus yang begitu banyak, pada hal semua pengurus Perkhin pusat mempunyai pekerjaan didaerah masing-masing, bahkan ada yang menjadi guru agama disekolahan, ada yang bekerja di perusahaan swasta, namun demi untuk memberikan sedikit bekal kepada Perkhin Jambi, maka mereka (pengurus Perkhin) rela tinggali pekerjaan, keluarga selama tiga hari untuk ke Jambi, domisili pengurus Perkhin Pusat ada yang tinggalnya di Bandung, Bogor, Tasik Malaya, Solo, Karawang dan Tangerang.

Sebelum menutup pembicaraan, ujar pengurus Perkhin Pusat, kami juga ada kesibukan masing-masing kalau mau sekedar jalan-jalan, kami gak bakal pilih Jambi lah.

Kedatangan Perkhin Pusat semestinya mendapatkan respon yang positif terhadap peran MATAKIN di Jambi untuk tabungan masa depan dikehidupan mendatang, maka mari kita berbuat kebajikan. (Romy) 
* www.ayojambi.com/

Kamis, 21 November 2013

MAKIN Gi Hong Tong Menerima Penghargaan

JAMBI, ayojambi.com - Kita pasti pernah mendengar peribahasa ini, “Siapa yang menanam, Dia yang akan menuai.” Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula. Dan jika seseorang menanam kejelekan, maka ia akan menuai hasil yang jelek pula.
Rabu (20/11) kemarin, Danyon 142/ Ksatria Jaya Letkol Infanteri Fredy Sianturi mengunjungi Kelenteng Makin Gi Hong Tong Jambi yang beralamat di Jalan Prof. M. Yamin, Lorong Teratai, Rt. 14, kelurahan Payolebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, pada kunjungan ini Letkol Infanteri Fredy Sianturi melihat Kelenteng Makin Gi Hong Tong yang baru selesai direnovasi sekaligus Penyerahan Plakat Patung TNI kepada Alex Sujanto selaku Ketua Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Gi Hong Tong Jambi, Alex Sujanto juga sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Provinsi Jambi.

Penyerahan Plakat Patung TNI Danyon 142 Ksatria Jaya kepada MAKIN Gi Hong Tong sebagai tanda kerja sama yang baik selama ini antara TNI Batalyon Infantri 142/ Ksatria Jaya Jambi dengan tempat ibadah umat Khonghucu selama ini.

Kata Alex Sujanto, “Selama ini kita lakukan kerja sama yang baik dengan Batalyon Infantri 142/ Ksatria Jaya Jambi” tambah Alex, Disamping itu Danyon 142/ Ksatria Jaya Jambi juga sebagai pembina Hok Liong Say dan Liong.

Selama ini Yonif 142/ Ksatria Jaya Jambi sering ikut ambil bagian dalam atraksi Barongsay dan Liong di Malam Perayaan Cap Go Meh.

Kelenteng MAKIN Gi Hong Tong Jambi salah satu tempat ibadah Khonghucu yang sering dikunjungi para pejabat provinsi Jambi, lantaran posisi Kelenteng Gi Hong Tong berdampingan dengan Masjid Al-Jihad (Romy)
* www.ayojambi.com/

Selasa, 19 November 2013

Baksos Siswa SPN Jambi Di Kelenteng Makin Gi Hong Tong Jambi

JAMBI - Dalam rangka mewujudkan sinergitas Polri dengan masyarakat sekaligus bertujuan peduli terhadap tempat-tempat ibadah di Kota Jambi, pihak Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi menurunkan satu pleton siswa Pendidikan Pembentukan (Diktuk) Bintara tahun 2013 untuk melakukan bakti sosial di Kelenteng Makin Gi Hong Tong Jambi yang beralamat di Jalan M. Yamin, Rt. 14, Kelurahan Payolebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Sabtu (16/11/2013).
Menurut, KOMPOL (komisaris polisi) Nelson Sianipar didampingi KOMPOL Mufrizen mengatakan, kegiatan bakti sosial membersihkan tempat-tempat ibadah tersebut adalah untuk membina siswa calon Bintara agar merasa peduli terhadap tempat ibadah masyarakat Kota Jambi, baksos antara lain di Masjid-masjid, Gereja-gereja, Vihara, Pura dan Kelenteng.

"Tujuannya yakni membangun sinergitas dengan masyarakat dan menggugah kepekaan sosial bagi siswa sebagai dasar pembentukan karakter sebagai Polisi yang profesional, modern dan patuh terhadap hukum," pungkas Nelson.

Alex Sujanto selaku Ketua Makin Kelenteng Gi Hong Tong Jambi merasa bersyukur dengan adanya bakti sosial dari Siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi terhadap kelentengnya, rasa sykur dan terima kasih atas partisipasi dari Siswa SPN Jambi yang datang membersihkan Kelenteng Gi Hong Tong serta mengecat tembok kelenteng. ujar Alex diselah baksos siswa SPN Jambi.
* www.ayojambi.com/

Rencana Perkhin Pusat Jambangi Makin Jambi

JAMBI, ayojambi.com - Bila tidak ada alar melintang, Jumat (22/11) mendatang sebanyak sebelas pengurus intin Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) pusat yang dibawah naungan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia akan kunjungi Perkhin Jambi dan Perkhin Leng San Keng di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kehadiran Perkhin Pusat adalah untuk melakukan sosialisasi mengenai peranan Perkhin dalam tubuh organisasi keagamaan MATAKIN maupun peran Perkhin di MAKIN-MAKIN, selain mensosialisasikan fungsi Perkhin, kedatangan rombongan perempuan Khonghucu juga untuk mengajarkan tatacara sembahyang (kebaktian), sekolah minggu dan paduan suara, namun sangat disayangi nampaknya para pengurus Matakin dan Perkhin di Jambi belum begitu siap menerima kehadiran rombongan di Jambi. Pada hal rencana kunjungan ke Jambi bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk memberikan bekal kepada Perkhin Jambi agar mampu melayani umat Khonghucu di Provinsi Jambi sebagai mitra MATAKIN.

Hasil pantauan ayojambi.com ke beberapa MAKIN yang ada di Kota Jambi, sampai hari Senin (18/11) mereka belum menerima pemberitahuan dari MATAKIN Jambi, pada hal kunjungan Perkhin Pusat sangat bermanfaat bagi kepentingan MATAKIN dan Perkhin, bahkan dikabari kunjungan ini hanya sekedar jalan-jalan saja.

Menurut salah satu pengurus Perkhin Pusat yang dihubungi via phoncel, mengatakan, untuk kali pertama Perkhin Pusat turunkan personil yang begitu banyak, pada hal semua pengurus Perkhin pusat mempunyai pekerjaan didaerah masing-masing, bahkan ada yang ngajari agama disekolahan, demi untuk memberikan sedikit bekal kepada Perkhin Jambi, maka mereka (pengurus Perkhin) rela tinggali pekerjaan, keluarga, “ Kami disini serius pak, telah menyiapkan semua keperluan mulai dari buku, CD lagu dan lain sebagainya”. Hari ini teman-teman dari Tasik Malaya, Solo, Bandung Bogor, Karawan akan kumpul di Jakarta.

Sebelum menutup pembicaraan, ujar pengurus Perkhin Pusat, “Kami juga ada kesibukan masing-masing kalau mau sekedar jalan-jalan, kami gak bakal pilih Jambi lah.”

Kedatangan Perkhin Pusat semestinya mendapatkan respon yang positif terhadap peran MATAKIN di Jambi untuk tabungan masa depan dikehidupan mendatang, maka mari kita berbuat kebajikan. (Romy)

Minggu, 17 November 2013

Delapan Bhikku Thailand Pimpin Perayaan Kathina


JAMBI – Maha Cetiya Oenang Hermawan menggelar upacara Pindapatta kemarin (17/11). Pindapatta hanya dilakukan dipekarangan Cetiya tersebut diikuti oleh puluhan umat Buddha di kota Jambi. Mulai pukul 08.00 WIB, umat Buddha kota Jambi sudah berkumpul membentuk barisan tepat dihalaman Cetiya yang berada dikawasan Kelurahan Cempaka Putih, Kota Jambi. Masing masing mereka memegang bingkisan berupa berbagai kebutuhan Bhikkhu.  
Lalu, delapan Bhikku yang berasal dari Thailand muncul dari dalam Cetiya sambil membawa patta. Umat yang hadirpun lalu memasukkan bingkisan yang mereka bawa ke dalam patta. Ini merupakan ritual pindapatta yang merupakan tradisi yang dilakukan oleh Buddha dan murid Buddha sejak ratusan tahun lalu dan masih bertahan hingga saat ini.  

Pindapatta yang digelar oleh Cetiya Oenang Hermawan kali ini merupakan rangkaian ritual perayaan hari raya Kathina puja. 

Dalam menyambut masa Kathina yang berlangsung selama satu bulan, ada baiknya kita mengingat dan merenungkan kembali sejarahnya Kathina. Bagi umat Buddha, masa Kathina erat kaitannya dengan berdana kepada Sangha. Masa Kathina selalu disambut umat Buddha dengan begitu meriah, ini dapat dilihat dari semangat umat Buddha memperingati Kathina dengan berbondong-bondong datang ke Vihara. Mereka dengan perasaan bahagia, dan penuh ketulusan hati melakukan persembahan kepada Sangha.

Peristiwa ini sudah berlangsung beribu-ribu tahun lamanya dan menarik sekali apabila kita telusuri bagaimana sesungguhnya Kathina sampai ditetapkan oleh Sang Buddha Gotama?

Sejarah mencatat bahwa setelah meraih Pencerahan Agung, Sang Buddha melakukan perjalanan ke Taman Rusa Isipatana, di dekat Benares. Beliau membabarkan Dhamma yang dikenal dengan Dhammacakkapavatana Sutta kepada lima orang pertapa yang pernah menjadi sahabatNya? Kondana, Vappa, Bhaddiya, Mahanama, dan Assaji. Setelah menguraikan khotbah pertama, Sang Buddha tetap tinggal disana. Beliau bertemu dengan Yasa -- anak seorang pedagang kaya raya di Benares - dan memberikan wejangan Dhamma kepadanya. Disamping itu, Sang Buddha juga membabarkan Dhamma kepada ayah Yasa dan empat sahabat Yasa. Mereka beserta para pengikutnya - semuanya berjumlah lima puluh lima orang - meninggalkan kehidupan berumah tangga, memasuki kehidupan tanpa rumah (menjadi Bhikkhu), dan mencapai tingkat kesucian Arahat.

Untuk itu, pihak Cetiya mengaku baru mendapatkan jadwal yang pas untuk semua Bhikku bisa berkumpul pada saat ini. “Kita harus menghitung dan memastikan bahwa semua Bhikku yang diundang bisa hadir. Karna mereka memiliki jadwal yang cukup padat. Maka, hari inilah (red: kemarin), kita bisa merayakan puncak hari raya Kathina bersama sama,” bebernya.

Jumlah siswa Sang Buddha yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat pada saat itu sebanyak enam puluh orang. Kepada mereka Sang Buddha menyerukan untuk menyebarkan Dhamma dengan berkata :

"Aku telah terbebas dari semua ikatan-ikatan, O para Bhikkhu, baik yang bersifat batiniah maupun yang bersifat jasmania; demikianlah pula kamu sekalian, sekarang kamu harus menggembara untuk kesejahteraan orang banyak. Janganlah pergi berduaan ke tempat yang sama. Babarkanlah Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya. Umumkanlah tentang kehidupan suci yang benar-benar bersih dan sempurna dalam ungkapan dan hakikatnya. Terdapat makhluk-makhluk yang matanya hanya ditutupi oleh sedikit debu. Kalau tidak mendengar Dhamma mereka akan kehilangan manfaat yang besar. Karena mereka adalah orang-orang yang dapat mengerti Dhamma dengan sempurna. Aku sendiri akan pergi ke Senanigama di Uruvela untuk mengajar Dhamma". (Romy)

8 Bhisu Pindapatta Di Lingkungan Cetiya Oenang Hermawan


 JAMBI - Sebanyak 8 bhiku berasal Thailand menjalankan tradisi Pindapatta di lingkungan Maha Cetiya Oenang Hermawan di Jalan Makalam, Rt. 10 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (17/11). Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Khatina 2557/BE (foto).
Pindapatta merupakan tradisi umat Buddha di mana Bhiku Sangha Agung berkeliling untuk memperoleh persembahan dari umat berupa uang atau makanan. Mereka ini harus berjalan kaki di bawah terik matahari tanpa alas kaki. Mereka membawa patta (mangkok) sambil terus berjalan dengan kepala tertunduk.

Kehadiran Bhiku Sangha ini telah dinanti-nantikan puluhan warga di lingkungan Cetiya Maha Oenang Hermawan, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Umat Buddha yang menanti bhiku bersujud sambil memberikan uang yang dimasukan kedalam amplop merah (angpau), ada yang mempersembahkan mi instan, biskuit, sabun, dan obat-obatan kepada para bhiku tersebut.

Puncak perayaan Kathina 2557/BE (foto kathina) dilakukan malam harinya dipimpin bhiku dari Thailand. Ketua Maha Cetiya Oenang Hermawan, Hasan Hermawan mengatakan, dengan memberi persembahan kepada Bhiku Sangha tersebut, umat akan memperoleh pahala dari Sang Pencipta. ”Selain itu, kita juga akan disenangi orang banyak, memperoleh usia panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan,” ujarnya.

Hasan menjelaskan, Pindapatta merupakan tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun silam. Pada hari tertentu, para biku melatih diri menjalani kehidupan sehari-hari secara sederhana, belajar menghargai pemberian orang lain, menyadari bahwa hidup ini adalah bergantung satu sama lain. Mereka juga melatih kesadaran serta merenungkan fungsi utama makan adalah untuk memenuhi kebutuhan jasmani, bukan mencari kenikmatan dunia.

Kata ”Pindapatta” sendiri berarti menerima persembahan makanan. ”Patta” atau ”Patra” adalah mangkok makanan yang dibawa para bhiku/bhikuni. Pada masa lalu, patta terbuat dari sejenis buah labu yang disayat bagian atasnya, lalu dikerok bagian tengah atau isinya. Bagian kulitnya kemudian dikeringkan sehingga berbentuk mangkok yang cukup besar. Mangkok inilah yang digunakan para bhiku menerima persembahan dari para umat secara sukarela. Namun, karena patta jenis ini rapuh dan mudah rusak, maka diganti mangkuk dari logam, seperti tembaga, kuningan, dan aluminium.

Tradisi ini tetap dilaksanakan di sejumlah negara, seperti Thailand, Myanmar, dan Sri Lanka. Di negara-negara lain, termasuk Indonesia, tradisi ini sudah jarang dilaksanakan. Hal ini karena kurang adanya dukungan. Jumlah biku juga tidak banyak. Sebagian umat Buddha juga sudah tidak mengenal tradisi ini. Padahal, tradisi ini adalah sarana untuk menanam nilai-nilai kebajikan. (Romy)

Rabu, 06 November 2013

Makin Sai Che Tien Jambi Memperingati “Sejit Go Hu Tua Lang Kong”

JAMBI –Hari ini, Kami, 7 Nopember 2013 (Cap Gwee Jiu Go imlek) merupakan hari ulang tahun (Sejit) Shenming Go Hu Tua Lang Kong,
maka setiap umat Khonghucu yang memiliki altar di rumah akan melakukan sembahyang, bagi yang tidak memiliki altar dapat melakukan sembahyang di kelenteng-kelenteng yang ada altar Sejit Go Hu Tua Lang Kong.
Maka sejak pagi hari puluhan umat Khonghucu di kawasan Koni VI melakukan sembahyang memperingati Sejit Go Hu Tua Lang Kong di Kelenteng Makin Sai Che Tien Jambi yang beralamat di Jalan Koni IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Shen Ming Go Hu Tua Lang Kong merupakan salah satu dari sekian banyak shen ming yang di puja umat Khonghucu, termasuk di kelenteng Makin Sai Che Tien, Go Hu Tua Lang Kong adalah dewa pendamping altar Hok Hie Tee Sien (FUXI 伏羲).

Sembahyang kali ini, dipimpin oleh Ketua Matakin Kota Jambi sekaligus ketua Makin Sai Che Tien Darmadi Tekun (The Kien Peng), didampingi Handoko Thetro beserta beberapa pengurus inti Makin Sai Che Tien.

Ketua Matakin Kota Jambi Darmadi Tekun, mengatakan bahwa hari ini adalah hari  Go Hu Tua Lang Kong dititiskan sebagai shen ming (dewa), maka umat Khonghucu yang punya altar Go Hu Tua Lang Kong pasti lakukan sembahyang. “Kita lakukan sembahyang secara sederhana, karena Go Hu Tua Lang Kong merupakan shen ming (dewa) pendamping di Kelenteng Makin Sai Che Tien.” Ujar Darmadi Tekun. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Senin, 04 November 2013

Kisah Anak Daun Simpur Pendobrak Film Laskar Pelangi

TANJUNG PANDAN, ayojambi.com - Tidak banyak yang mengetahui kisah nyata masa kecil Tellie Gozelie anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 2009-2014 yang unik, Tellie Gozelie lahir di Belitung pada tanggal 10 Desember 1070, dari pasangan ayah Lie Nyuk Kui (Gozelie) dan ibu Cung Man Li (Asian) ini merupakan putra ketiga dari delapan bersaudara. Dengan jumlah saudara yang begitu banyak tentu saja mempengaruhi masa kecilnya.

Jika di lihat Tellie Gozelie, tidak terlihat dimasa kecilnya seperti anak-anak lain di sekitar rumahnya yang terletak di Pilang Tanjung Pandan. Menurut penuturan Tellie Gozelie. Masa kecil adalah masa yang penuh kenangan buat saya, kehidupan keluarga yang sederhana membuat saya hidup dalam kesederhanaan sikap seperti dulu, tidak ada yang berbeda, hanya saja mungkin hari ini kami diberikan rezeki sedikit lebih dari yang lain, itu saja, selebihnya tetap sama, tutur Tellie Gozelie yang juga seorang vegetarian.
Saya dulu suka sekali makan daun iding-iding yang banyak tumbuh liar di Belitung, untuk mencari jajanan tambahan, saya mencari daun simpor untuk di jual, yang digunakan pedagang sebagai pembungkus ikan dan belanjaan lainnya, bahkan sampai  sekarang daun simpor masih di pakai. Hasil penjualan daun simpor itu kami gunakan untuk membeli permen. Maklum saja ibu hanya memberikan kami jatah permen 2 buah untuk seminggu, untuk menghemat kadang permen hanya kita kecup sedikit lalu di bungkus kembali.

Orang tua memang membuka warung, jadi kami kadang mengumpulkan daun simpor untuk di tukar dengan permen, lebihnya kami jual ke warung sebelah, uangnya itu kami gunakan tambahan uang jajan. Lucu juga memang tapi itulah kesederhanaan pikiran anak-anak. Ibu tidak ingin termakan modal usaha dari warung, jadi kami diberi penjelasan kenapa jatah permen masing-masing hanya 2 buah, supaya kami tidak merengek. Tapi itu pula yang mengajarkan kami selalu giat berusaha demi untuk maa depan.

Situasi ekonomi dulu memang sulit, kita baru mendapatkan baju dan celana baru setelah setahun. Sering sekali celana kita bolong di sebelah, kadang sama besar. Kita malu tetapi mau bagaimana lagi, situasi mengharuskan begitu. Semua memori masa anak- anak itu terekam dengan baik dan kadang seperti melintas di depan mata saya jika di tengah kesendirian di Belitung ini.

Dimusim langsat kita mencari langsat, musim buah karet, peletikan pakai buah karet, mencari karet sampai ke hutan-hutan. Kenangan yang begitu indah. Hingga saya seperti yang sekarang, saya hanya berharap bisa berbuat lebih untuk tanah kelahiran saya ini. Belitung adalah saya tempat untuk mengabdikan diri.

Sekolah saya dulu di SD Negeri 12 Tanjung pandan, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Tanjung Pandan,Pendidikan menengah di SMEA Negeri 1 Tanjung Pandan, Hanya kuliah saya keluar dari Belitung, kebetulan saya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara Jakarta. Itupun saya kuliah sambil bekerja, keadaan ekonomi orang tua saat itu sebetulnya sudah cukup baik tetapi beliau mendidik kami dengan keras, termasuk di dalamnya soal keuangan, karenanya saya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan lain selama kuliah.

Selepas kuliah, saya bekerja, menikah dan sekarang di karuniai 3 orang putri. Semua berjalan seperti layaknya manusia biasa. Saya hanya ingin berusaha dan mengabdikan diri untuk kebaikan semua. Tidak banyak yang berubah dalam diri saya, meskipun orang lain mengatakan saya sudah cukup sukses di dunia usaha.

Keberhasilan di dunia usaha, tanpa memaksimalkan fungsi sosial kita untuk lebih bermanfaat bagi sesama, buat saya rasanya belumlah lengkap jika kita telah berhasil, maka kita juga berkewajiban membuat sekeliling kita berhasil. Itu akan lebih baik, sehingga kebaikan untuk semua dapat kita rasakan dan nikmati bersama.

Dari pandangan Reporter China Town, Tellie Gozelie anggota Komitte I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 2009-2014 merupakan sang juga sebagai pendobrak film Laskar Pelangi mudah bergaul dengan siapa saja, juga sangat akrab dengan masyarakat lapisan bawah, bahkan dengan anak-anak kecilpun Tellie Gozelie sangat akrab
Bagi Tellie Gozelie, yang dibutuhkan di era konsolidasi demokrasi seperti sekarang adalah pencerahan dari kerja nyata seorang pemimpin; bukan saling menyalahkan dan saling mencaci. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Minggu, 03 November 2013

Kunjungan Kerja Kepala BNN Di Jambi

JAMBI - Kunjungan Kerja mantan Kapolda Jambi, Irjen Pol Anang Iskandar SH, MH, disambut Hidayat tokoh Pencinta Candi Muarojambi di ruang viproom bandara Sultan Thaha Jambi pukul 17.00 wib, istrirahat sejenak di ruang vip room Irjen Pol Anang Iskandar SH, MH langsung mengunjungi Candi Muarojambi (3/11-2013).
Kedatangan mantan Kapolda Jambi, Irjen Pol Anang Iskandar SH, MH ke Jambi adalah menghadiri Pelantikan Walikota Jambi besok pagi (4/11) di Gedung DPRD Kota Jambi. Saat Anang Iskandar ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)

Komjen Anang Iskandar yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Jebolan Akpol 1982 itu berkarir sangat cepat. Setelah bintag dua sebagai Kadivhumas Polri, lalu sebagai Gubernur Akpol dan sekarang Kepala BNN.

Sampai berita naik, Irjen Pol Anang Iskandar masih berada di Candi Muarojambi didampingi Hidayat, Tokoh Pencinta Candi Muarojambi (Romy)
* www.ayojambi.com/

Sabtu, 02 November 2013

Perkumpulan Anke Adakan Baksos Pengobatan Gratis

JAMBI - Dalam rangka memperingati hari jadi Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) 占碑安溪公会 yang ke-86 tahun, yang jatuh pada 30 Oktober lalu.
Pengumpulan ANKE Jambi melakukan bakti sosial pemeriksaan kesehatan terbuka untuk umum, pemeriksaan penyakit diantaranya Cek Tulang Kaki, Colesterol, Gula Darah dan Asam Urat gratis di Jalan Untung Suropati (Punjak), Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Pemeriksaan dipimpin oleh dr. Mardjohan, dr. Levin dan dr Sastra Liga serta dibantu beberapa perawat rumah sakit.


Menurut Alex Sujanto Wakil Ketua Perkumpulan ANKE, bahwa bakti sosial ini dilakukan setiap tahun menjelang hari ulang tahun ANKE Jambi, “Bakti sosial pemeriksaan penyakit dilakukan selama dua hari untuk memperingati ulang tahun ANKE Jambi ke 86 tahun 2013”, yang datang mengecek lebih dari 300 orang, umumnya yang datang mengecek bukan saja warga tionghoa. kata Alex.


Hokkian Terbesar di Jambi
Suku Hokkian (ANKE) merupakan suku terbesar dari penduduk Tionghoa yang ada di Jambi. Ini karena Hokkian terdiri dari lima bagian suku lagi, di antaranya suku Anke (Ankhue), Lam An, Ciang Siok, Un Leng dan Hok Pho Shien. Maka, tak heran berbagai tradisi dan kepercayaan suku Hokkian ini banyak dilaksanakan di Jambi. “Suku Hokkian yang paling banyak penyebarannya di Jambi.
* www.ayojambi.com/

Jumat, 01 November 2013

Penyiar Radio Hoki Siap Layani Pemirsa Belitung

BELITUNG, ayojambi.com - Ceria dan semangat tampak melekat pada gadis bernama Zeng Xiao Li/ Liesnawatie (24) yang biasa disapa Agnes. Kepribadian itu sangat tepat mengiringi profesinyanya sebagai penyiar Radio Hoki 92 FM di Kota Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung.

Agnes anak ke 2 dari 3 pasangan Zeng Fa Fu (alm) dan Lu Nyong Khiun, pendidikan terakhir SMK Yaperbel 2 tahun 2006 mengabungkan diri ke Radio Hoki, karna sejak kecil suka cuap. "Aku paling suka cuap-cuap sejak kecil, tahun 2011 mencoba untuk melamar diradio Musica idola Belitung 92 FM dan lalu diterima, awalnya hanya part time selama 2 tahun lalu setelah radio musica idola belitung ganti nama menjadi Radio Hoki 92 FM barulah full time,” ujar ujar cewek cantik kelahiran 10 Februari 1989 kepada media online ayojambi.com.
Selain menyalurkan hobinya tersebut, pemilik suara merdu ini berharap melalui informasi yang disampaikannya bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Radio Hoki Belitung Oriental Station yang berlokasi di Jalan Jend. Ayani No.88 Komplek Keramik Tanjungpandan Belitung yang berada dipusat Kota Tanjungpandan  belitung, Bergerak Dibidang Radio Siaran Swasta Niaga Yang Baru melayani semua pendengar Radio Swasta tampil dengan format menyiarkan lagu–lagu Mandarin.

Menurut Yudianto, yang dipercayai memimpin Hoki Oriental “Konsep acara siaran yang di suguhkan kepada masyarakat pendengar termasuk dari berbagai kalangan, seperti anak muda hingga tua pada menyenangi program acara yang disajikan Belitung Oriental Station" tambah Mario yang dibantu oleh Indra Wijaya (manager), masyarakat bisa menikmati siaran Hoki melalui frekuensi 92 FM dan Radio Voice of Belitung (VOB).

Dengan adanya Fans Club Radio Hoki, Maka Tahap berikutnya kami akan membuat suatu lokasi (Executive Club) yang bertujuan untuk mempererat hubungan diantara anggota Fans Club. Dengan beroperasi selama 19 jam saat ini. Kami telah banyak merangkul pendengar dengan mayoritas keturunan Tionghoa.

Saat ini hanya satu-satunya Radio Broadcasting yang mengudarakan 80% lagu-lagu berirama Mandarin di Belitung yang selama ini hanya dapat didengar media lain seperi CD, Casette dll.

Sesuai dengan programe-programe yang kami buat, pendengar-pendengar kami kebanyakan dari golongan masyarakat keturunan yang bertempat tinggal didaerah Tanjung pandan dan Belitung Timur.

Pendengar kami terdiri dari semua golongan antara lain pengusaha, pedagang, karyawan, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya.

Keberadaan kami sebagai salah satu radio yang telah mempunyai segmen pendengar yang pasti didukung dengan pemancar berkekuatan 3,6 watt , yang mempunyai kekuatan jangkauan 80 km2, dan acara – acara yang terprograme dengan baik tentunya akan menguntungkan pihak pemasang iklan. (Romy)
* www.ayojambi.com/