Senin, 24 Maret 2014

Massa Yang Geruduk Kantor Jokowi Dibayar Senilai 2 Bungkus Rokok

MERDEKA.COM. Puluhan warga Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Jakarta Baru pagi tadi mendatangi Balai Kota DKI Jakarta. Mereka yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja itu memprotes pencapresan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) Juli mendatang.
Salah satu ibu-ibu rumah tangga yang ikut berdemo adalah Siti (40) warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Dia mengaku bersama-sama ibu-ibu lainnya dari Tanah Tinggi berjumlah 20-an orang.

"Dari pada di rumah tak ada kegiatan, melamun saja, laki juga sudah tak ada, anak juga sudah kerja masing-masing. Cucu sudah ada yang jagain, ya ikut-ikutan saja sama teman-teman lainnya ke sini," ujar Siti di lokasi, Jakarta, Selasa (25/3).

Siti mengaku, dia bersama rekan-rekannya mendapatkan upah untuk keikutsertaannya dalam demo senilai dua bungkus rokok. "Saya cuma dibayar Rp 30 ribu, boro-boro Rp 100 ribu, cuma 30," tegas Siti.

Apa yang diungkapkan Siti itu diamini juga oleh Munaroh (56) warga Johar Baru, Jakarta Pusat. Dia bersama belasan ibu-ibu lainnya mengaku hanya dibayar Rp 30 ribu.

"Gak tahu deh bayarannya berapa, tapi denger-denger dari teman yang ngajak katanya mau dikasih Rp 30 ribu. Ya lumayanlah dibanding ikut kampanye partai hanya dikasih Rp 20 ribu atau Rp 25 ribu," tutur Munaroh.

Baik Siti atau Munaroh tidak mengetahui spanduk yang dibawanya dicetak di mana. Spanduk itu bertuliskan 'Jokowi Bohong' dengan desain yang rapi. "Enggak tahu, kita sudah tinggal bawa (spanduk) aja," kata Siti.

Selain itu, salah satu pendemo lainnya Lena (54), menyampaikan aspirasinya, bahwa salah besar Jokowi meninggalkan Jakarta. Karena akan ada banyak warga yang menangis harus kehilangan sosok gubernur yang selalu dekat dengan warga kalangan bawah.

"Saya mewakili para ibu dan penduduk Jakarta, menyatakan kami tidak ingin Jokowi jadi Presiden. Kami ingin Jokowi tetap jadi Gubernur. Kami 100 persen mendukung Jokowi Jadi Gubernur Jakarta. Saya minta Jokowi pertimbangkan niatnya untuk meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur, teriak Lena dari atas mobil pickup.

Warga Kayu Manis, Jakarta Timur ini menegaskan, belum saatnya Jokowi melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin kota Jakarta.

"Belum saatnya Jokowi ninggalin kami. Tetapi kalau Jakarta sudah jadi istimewa pada lima atau 10 tahun lagi, boleh Jokowi jadi Presiden. Makanya saya tidak setuju. Nyari Gubernur kayak dia sudah banget. Eh baru dapet yang kayak, eh langsung mau jadi presiden. Lagian dia sendiri kan yang janji nggak mau ninggalin Jakarta selama lima tahun," tandasnya.

http://id.berita.yahoo.com/massa-yang-geruduk-kantor-jokowi-dibayar-senilai-2-054930707.html

Sabtu, 22 Maret 2014

Sejit Kong Tek Cun Ong Di Makin Leng Chun Keng

JAMBI, ayojambi.com – MAKIN (Majelis Agama Khongsuhu Indonesia) Leng Chun Keng, hari ini, Jie Gwee Jie Jie (22/3) merayakan sejit Kong Tek Chun Ong secara sederhana di Jalan Koni I, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, berhubung kelenteng yang baru belum kunjung selesai, maka sejit Kong Tek Chun Ong dilakukan secara sederhana di kelenteng darurat. Walaupun kelenteng darurat terbuat dari papan, namun tek menyulutkan niat ratusan umat Khonghucu datang bersembahyang.
Tampak ada tiga shen ming hadir dalam perayaan sejit Kong Tek Chun Ong untuk memberikan pelayanan kepada umat yang ingin berkonsultasi, ketiga shen ming merasuki kitong yang dikenal dengan sebutan tatung.

Walaupun perayaan Kong Tek Chun Ong selaksanakan secara sederhana, namun tidak mengurangi minat umat Khonghucu datang sembahyang dan berdoa.

Ujar, Salim (akiong), Pengurus Makin Leng Chun Keng, “Bangunan kelenteng Leng Chun Keng belum selesai, maka kita hanya adakan sembahyang ulang tahun Kong Tek Chun Ong secara sederhana dan kita juga tidak mengundang Makin-Makin yang ada di Jambi’, sambil menunjukan kearah kelenteng yang sedang di renovasi.

Kelenteng yang di renovasi total untuk sementara terhenti, karena pihak kelenteng tengah menunggu kedatangan bahan-bahan dari China. (romy)
* www.ayojambi.com/

Kamis, 20 Maret 2014

Potret Aisyah Dan Ayah Sekarat Tinggal Diatas Becak

Siti Aisyah Pulungan (9 tahun) salah satu anak yang paling berbakti kepada orangtua, ia rela berhenti sekolah demi merawat sang ayah yang menderita komplikasi paru. Ayah-nya dulu seorang sopir mobil boxs dan mengontrak rumah.
Semenjak Ayah Aisyah menderita sakit paru kehidupan mereka berubah 100 derajat, diperparah ibu mereka kabur entah kemana rimbanya. Uang habis untuk berobat dan akhirnya tak mampu bayar rumah kontrakan, Aisyah dan Ayah-nya memilih tinggal disebuah becak. Rumah mereka pilihan terakhir beratap langit.

Dilansir dari okezone.com, Aisyah mengaku, meski hidupnya cukup berat, namun ia belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Padahal aparat kelurahan sudah sejak lama mengetahui keberadaan mereka.

Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 boleh saja mengamanatkan jika fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

“Kalau ada pejabat yang mau datang, kita sering diusir. Katanya mengganggu pemandangan. Kalau diusir ya  kita pindah. Nanti pejabatnya udah pergi kita balik lagi,”ujar Aisyah, Rabu (19/3/2014) malam.

Berita Potret Aisyah Hidup merawat sang Ayah yang sekarat diatas becak akhirnya sampai juga ditelinga pemeritah kota Medan dan merasa lalai.

Pemerintah Kota Medan akan mengembalikan Aisyah ke sekolah, sekaligus juga merawat Muhammad Nawawi Pulungan (56), yang kini telah kurus layu dan nyaris tak mampu menggerakkan seluruh bagian tubuhnya.

“Dia harus sekolah, kita yang akan membiayai. Nanti akan ada jajaran kita yang menangani ini secara khusus, termasuk perawatan Aisyah. Begitu juga ayahnya. Dia akan kita rujuk ke rumah sakit untuk segera diobati sampai sembuh. Biayanya juga sepenuhnya kita yang akan menanggung,” kata Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin, saat mengunjungi Aisyah, Rabu (19/3/2014) malam.

Eldin juga meminta maaf atas kelalaian pemerintah terhadap nasib Aisyah. Karena meski bukan tercatat sebagai warga Medan, namun Aisyah dan ayahnya yang sudah lama menetap di Medan, tetap merupakan tanggungjawab pemerintah.

http://www.rinagu.com/2014/03/potret-aisyah-dan-sang-yang-sekarat.html
* www.ayojambi.com/

Kamis, 13 Maret 2014

TNI Jambi Bagi-Bagi Masker

JAMBI, ayojambi.com – Jumat (14/3) pagi aksi sosial (gambar Tentara Nasional Indonesia) (TNI) Jambi yang dibawah Komando Korem 042/ Garuda Putih Jambi, akibat tebalnya kabut asap melanda Kota Jambi membuat TNI Jambi perlu turun tangan dengan cara membagi-bagikan ribuan masker kepada masyarakat penguna jalan raya.
Dampak dari kabut asap yang menerpa Kota Jambi. Untuk meminimalisir efek kabut asap bagi pernapasan, Korem 042/ Garuda Putih Jambi membagi-bagikan masker kepada penguna jalan raya, pembagian masker dipusatkan di beberapa titik, diantaranya di Markas Korem 042/ Gapu Jambi Jalan Urip Sumoharjo Jambi, Denpom II/ Jambi di Jalan Gajah Mada dan depan Rumah Sakit dr Bratanata Jalan Raden Mattaher Jambi, puluhan TNI dan perawat membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan di depan Rumah Sakit dr Bratanata Jumat pagi. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Kota Jambi Diterpa Kabut Asap

JAMBI, ayojambi.com – Semakin tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota Jambi mulai berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat di kota Jambi, sejak pukul 06.00 pagi tadi (14/3) puluhan petugas dari BPBD, Dinas Kesehatan, PMI membagikan masker di beberapa persimpangan Traffig Light di (gambar kabut asap Kota Jambi). "Ada beberapa titik pembagian masker, yaitu di Simpang Mayang, Simpang BI, Simpang Bata, Simpang Jelutung dan Simpang Pulai.
Saat ini penggunaan masker sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak kabut asap dari pembakaran lahan di beberapa daerah, diantaranya dari Provinsi Riau dan Kabupaten di Provinsi Jambi. Dampak yang ditimbulkan asap sangat mengganggu jarak pandang bahkan dapat menyebabkan gangguan pernafasan (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).

Selain itu, kabut asap yang menyelimuti kota Jambi sejak Sabtu (23/2) hingga Minggu (14/3) pagi. telah mengganggu pendaratan pesawat di Bandara Sultan Thaha Saifudin (STS) Jambi karena jarak pandang antara pilot dengan landasan mesti diatas 2.000 meter, jarak minimal yang diperlukan untuk pendaratan.

Dampak yang ditimbulkan kabut asap selain menggangu pendaratan pesawat, juga menggangu jalur lintas di sungai Batanghati pun lumpuh.

Lumpuhnya aktivitas di Sungai Batanghari ini terjadi hingga ke ambang laut timur Sumatera. Sejak pagi hingga petang hari, tak ada kegiatan sama sekali di alur sungai itu.

Salah satu penyebab kabut asap di Jambi karena kebakaran lahan gambut di beberapa titik di kawasan hutan Muaro Jambi. Hingga saat ini petugas terkait masih berupaya memadamkan kebakaran itu.

TNI Jambi Bagi-Bagi Masker
Disamping itu, Korem 042/Garuda Putih Jambi juga membagi-bagikan ribuan masker kepada penguna jalan raya, pembagian masker dipusatkan di beberapa titik, diantaranya di Markas Korem 042/ Gapu Jambi Jalan Urip Sumoharjo Jambi, Denpom II/ Jambi di Jalan Gajah Mada dan depan Rumah Sakit dr Bratanata Jalan Raden Mattaher Jambi, puluhan TNI dan perawat membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan di depan Rumah Sakit dr Bratanata, Jumat pagi (14/3). (Romy)
* www.ayojambi.com/

Selasa, 11 Maret 2014

Setiap Hari Gendong Anaknya yang Cacat 16 Km ke Sekolah

BEIJING, KOMPAS.com — Seorang pria asal Fengyi, Provinsi Sichuan, China, membuktikan bahwa dirinya adalah ayah yang sangat mencintai putranya meski putranya itu menderita cacat sehingga tak bisa berjalan.
Dengan segala keterbatasan putranya itu, Yu Xukang (40) tetap menginginkan putranya yang kini berusia 12 tahun itu mengenyam pendidikan. Sayangnya, selain kondisi putranya yang cacat, minimnya sarana transportasi dari desanya menuju sekolah terdekat menjadi kendala.

Sebagai solusi, Yu memutuskan untuk menggendong putranya menyusuri jalan tanah dan berbatu sejauh 8 kilometer untuk mengantar putranya bersekolah. Tak hanya itu, Yu juga menjemput dan kembali menggendong putranya saat sekolah usai. Jadi, dalam sehari Yu harus berjalan dan menggendong putranya hampir 16 kilometer.

"Saya tahu putra saya memiliki keterbatasan fisik, tetapi tak ada yang salah dengan otaknya. Sayangnya, tak ada sekolah yang bisa menerima dia di sini," kata Yu.

"Satu-satunya sekolah yang mau menerimanya hanyalah di SD Fengyi yang jauhnya sekitar 8 kilometer dari desa kami," ujar Yu.

Yu bercerai dengan istrinya sembilan tahun lalu saat Xiao, sang putra, baru berusia tiga tahun. Yu akhirnya memutuskan untuk membesarkan Xiao sendiri. Yu bertekad putranya tidak akan menderita meski hanya diasuh satu orangtua dan berusaha memberi yang terbaik untuk anaknya itu.

Karena tak ada bus sekolah atau transportasi publik yang bisa mengantar anaknya itu ke sekolah, maka Yu memutuskan satu-satunya alternatif adalah menggendong Xiao saat berangkat dan pulang sekolah.

Yu memperkirakan bahwa dia sudah berjalan lebih dari 2.500 kilometer naik dan turun bukit selama mengantar anaknya bersekolah.

"Putra saya tak bisa berjalan sendiri sehingga dia juga tak bisa naik sepeda. Dia sudah berusia 12 tahun, tetapi tingginya hanya 90 cm," ujar Yu.

"Namun, saya bangga dia kini menjadi salah satu murid dengan nilai terbaik di kelasnya dan saya tahu dia akan mencapai banyak hal hebat. Saya ingin dia bisa kuliah di universitas," Yu berharap.

Setelah kehidupan Yu Xukang dibahas banyak media China, kemudian pemerintah lokal memutuskan akan menyewakan rumah bagi Yu dan putranya di dekat sekolah sehingga Yu tak perlu menggendong putranya itu terlalu jauh.

Selain itu, sekolah Xiao juga akan memiliki asrama dan Xiao bisa menjadi penghuni asrama sehingga bisa mengurangi beban sang ayah.

http://internasional.kompas.com/read/2014/03/11/1814080/
* www.ayojambi.com/

Cara Lolos dari Pembunuhan

BANDUNG, KOMPAS.com — DUF (38) tega membunuh anak bungsunya, Aisyah Vani (2), dengan cara menenggelamkannya di dalam tangki air, Selasa (11/3/2014).
Dari keterangan kakak pelaku, Ros Rosita (49), sebelum membunuh anak bungsunya itu, DUF sempat ingin membunuh anak keduanya, Fahrul Rabani (8) dengan cara yang sama.

Beruntung nyawa Fahrul masih tertolong dari aksi keji sang ibu kandung. Menurut Ros, ketika hendak membunuh Fahrul, DUF terlebih dahulu mengikat tangan dan kaki bocah yang masih duduk di bangku kelas IV sekolah dasar tersebut dengan menggunakan kain.

"Fahrul sempat bangun dan menanyakan kenapa tangannya diikat. Tapi ibunya enggak ngejawab," kata Ros saat ditemui Kompas.com di tempat kejadian perkara di Kampung Cijeungjing RT 05 RW 22, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa siang.

Sambil menggendong anak keduanya yang dalam keadaan terikat, pelaku kemudian membawa Fahrul ke lantai dua, tempat di mana tangki air berisi 1.000 liter itu berada. Namun, karena memiliki tenaga yang cukup kuat, Fahrul bisa melepaskan ikatan yang membelit tangan serta kakinya, dan merangkak keluar dari dalam tangki meski dalam keadaan basah kuyup.

Setelah berhasil keluar dari tangki air, Fahrul kemudian membangunkan kakaknya, Muhammad Rizal (15), yang saat itu masih terlelap tidur. Setelah menceritakan apa yang dialaminya, sang ibu justru memerintahkan kedua anaknya itu untuk memanggil Ros dan bibinya yang lain. Pada saat kedua anaknya pergi itulah DUF kemudian menenggelamkan Aisyah, putri bungsunya.

"Sampai di sini (TKP) kami sibuk menyelamatkan Fahrul yang masih basah kuyup. Ibunya sudah pergi tidak tahu ke mana. Kami juga sibuk mencari," ujarnya.

Setelah beberapa lama, Ros dan para sanak saudara pelaku sadar karena tidak menemukan Aisyah. "Pas diperiksa di toren (tangki air) Aisyah sudah meninggal," bebernya.

Secara terpisah, Kepala Polsek Padalarang, Kompol Rendra Okta, menjelaskan, setelah menenggelamkan anak bungsunya ke dalam tangki air, sekitar pukul 03.30 WIB tersangka langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Padalarang.

"Dia (pelaku) datang minta tolong dan mengaku telah membunuh anaknya. Kami langsung mengamankan pelaku dan meminta diberitahu dimana anaknya," kata Rendra di Padalarang, Selasa siang.

Lebih lanjut Rendra menambahkan, pelaku sama sekali tidak mengungkapkan alasan ia tega melenyapkan nyawa anaknya dengan cara yang keji. "Tapi dari keterangan tetangga-tetangga, dia melakukannya karena didasari permasalahan ekonomi," katanya.

Rendra menjelaskan, DUF mengaku menenggelamkan anak kandungnya ketika sedang tidur di dalam pelukannya. "Pelaku saat itu sedang menyusui anaknya," jelas Rendra.

Untuk saat ini, pelaku telah ditahan di Markas Polresta Cimahi dan ditangani oleh Unit PPA Polres Cimahi. Pelaku pun terancam hukuman di atas 5 tahun penjara karena dianggap telah melanggar Pasal 338 KUH Pidana tentang kekerasan dalam rumah tangga serta Pasal 80 ayat 3 Undang-undang nomor 22 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

http://regional.kompas.com/read/2014/03/11/1539031/
* www.ayojambi.com/

Senin, 10 Maret 2014

Setia Mencari Jasad Istri Korban Tsunami Jepang

JEPANG, KOMPAS.com — Yasuo Takamatsu, 57 tahun, mendengus ketika mengangkat tangki scuba diving, saat ia mempersiapkan penyelaman mencari jasad istrinya di perairan dingin lepas pantai yang tiga tahun lalu dilanda tsunami Jepang.
Diapun tenggelam ke perairan keruh yang menghubung langsung ke Samudera Pasific, beberapa hari sebelum peringatan tsunami 11 Maret.

"Dia (istrinya) adalah orang yang lembut dan baik, " kata Takamatsu. " Dia akan selalu berada di samping saya, secara fisik dan mental. Saya merindukannya."

Takamatsu adalah seorang sopir bus, bukan seorang penyelam. Sehingga, dia khawatir tidak akan mampu melakukannya.

Namun, dia merasa didorong ke air ketika ia berpikir saat terakhir kali mengingat istrinya Yuko, seorang pegawai bank, sesaat sebelum gelombang tsunami setinggi 20 meter menyapu.

Dalam sebuah pesan singkat yang dikirim istrinya pukul 03.21, setengah jam setelah gempa bawah laut besar mengguncang Jepang pada Jumat, 11 Maret 2011 dan melepaskan tsunami yang menjulang tinggi dengan kecepatan pesawat jet menuju pantai Jepang, Yuko hanya mengatakan: "Saya ingin pulang ke rumah".

"Saya merasa ngeri memikirkan dia masih berada di luar sana. Saya ingin membawanya pulang segera mungkin," ujarnya.

Beberapa minggu kemudian setelah bencana, seorang pekerja bank menemukan ponsel Yuko dan menyerahkannya kembali ke Takamatsu.

Dia mengeringkan ponsel itu lalu membukanya dan menyadari bahwa istrinya telah menulis pesan teks yang tidak pernah dia terima, persis saat air itu diperkirakan telah mencapai atap bangunan bank.

"Tsunami besar," tulisan pesan terakhir yang tak sampai itu.

Data resmi menyebutkan, lebih dari 15.800 orang diketahui telah meninggal dalam bencana tersebut, lainnya 2.636 yang terdata dinyatakan hilang.

Tidak seorang pun berpikir mereka akan muncul hidup, namun penting untuk menemukan jasad atau kerangka korban tsunami lalu kemudian dikubur agar beristirahat dengan baik.

Di kota nelayan Onagawa, lebih dari 800 orang hilang, termasuk istri Takamatsu. AFP
http://foto.kompas.com/photo/detail/2014/03/10/66789165314261394384442/setia-mencari-jasad-istri-korban-tsunami-jepang
* www.ayojambi.com/

Minggu, 09 Maret 2014

Agama Islam Lebih Konsekwen Dalam Pernyataan Imlek

Openi: Agama mengajarkan agar manusia berbuat kebajikan dan tidak melakukan pembohongan demi kepentingan pribadi maupun kelompok, namun antara tiori dan fakta jauh berbeda. Salah satunya adalah mencampur adukan agama satu dengan agama lain, yang lebih mengherankan Kementerian Agama RI seolah-olah menutup mata dan telinga, pada hal tugas pokok Kemenag RI adalah membina dan melindungi agama di tanah air Indonesia, apakah Kemenag RI telah ditaklukan oleh sang penguasa.?
Lebih tegas dalam pernyataan adalah Agama Islam daripada agama yang lain di Indonesia dalam pernyataan Imlek. Atas kesalahan dan kejanggalan mesti diikuti setiap wartawan yang mayolistas beragama Islam yang tidak mengerti agama lain.?!

Di Indonesia, Sejak tahun 1968 s/d 1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang untuk dirayakan di depan umum. Hal itu berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto. Serta melarang segala hal yang berbau Tionghoa, termasuk di antaranya tahun baru Imlek.

Namun, sejak kepemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia, kembali mendapatkan kebebasan dalam merayakan tahun baru Imlek, yaitu di mulai pada tahun 2000. Di mana, Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi mencabut Inpres Nomor 14/1967. Serta menggantikannya dengan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).

Selanjutnya, baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu Hari Libur Nasional, oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003 hingga saat ini.

Sumber Rumaysho.com menjelaskan hukum merayakan imlek bagi seorang muslim.

Masuk Dalam Islam Secara Kaffah, Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk masuk ke dalam Islam secara kaaffah sebagaimana disebutkan dalam ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

滴ai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.  (QS. Al Baqarah: 208). Kata Mujahid, maksud ‘masuklah dalam Islam secara keseluruhan‘ berarti 鏑akukanlah seluruh amalan dan berbagai bentuk kebaikan.  (Lihat Tafsir Ibnu Katsir). Artinya di sini, jika suatu kebaikan bukan dari ajaran Islam, maka seorang muslim tidak boleh bercapek-capek melakukan dan memeriahkannya. Karena kita diperintahkan dalam ayat untuk mengikuti seluruh ajaran Islam saja, bukan ajaran di luar Islam.

Ketika menjelaskan ayat di atas, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Laksanakanlah seluruh ajaran Islam, jangan tinggalkan ajaran Islam yang ada. Jangan sampai menjadikan hawa nafsu sebagai tuan yang dituruti. Artinya, jika suatu ajaran bersesuaian dengan hawa nafsu, barulah dilaksanakan dan jika tidak, maka ditinggalkan,. Yang mesti dilakukan adalah hawa nafsu yang tunduk pada ajaran syari’at dan melakukan ajaran kebaikan sesuai kemampuan. Jika tidak mampu menggapai kebaikan tersebut, maka dengan niatan saja sudah bisa mendapatkan pahala kebaikan.” Lihat Taisir Al Karimir Rahman karya Syaikh As Sa’di tentang tafsiran ayat di atas.

http://aslibumiayu.wordpress.com/2014/02/07/imlek-itu-bukan-hari-rayanya-orang-islam-kok-ada-kaum-muslimin-yang-ikut-mengucapkan-selamat/

Selain itu, menurut pandangan Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW  bersabda, ”Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Meniru-niru ini mengandung beberapa arti, yaitu menyerupai, mengikuti, menuruti atau bersesuaian. Didalam hal ini, islam memiliki ciri khas tersendiri yang berasal dari Allah swt yang membedakan umatnya dari umat-umat lainnya, baik didalam aqidah, ibadah maupun akhlak.

Karena itu, Rasulullah saw melarang setiap umatnya untuk mengambil atau meniru-niru prilaku yang menjadi ciri khas orang-orang diluar islam, sebagaimana disebutkan didalam hadits diatas.

http://www.muslim-menjawab.com/2014/01/boleh-muslim-ikut-merayakan-imlek.html

Masuk Islam harus menyeluruh, jangan setengah Islam, setengahnya Khonghucu,  Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk masuk ke dalam Islam secara kaaffah sebagaimana disebutkan dalam ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).

Perayaan Imlek merupakan Ajaran Jahiliyah, karena yang dimaksud ajaran jahiliyah adalah setiap ajaran yang menyelisihi ajaran Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sehingga merayakan perayaan selain perayaan Islam termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلاَثَةٌ مُلْحِدٌ فِى الْحَرَمِ ، وَمُبْتَغٍ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ ، وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ

“Manusia yang dibenci oleh Allah ada tiga: (1) seseorang yang berbuat kerusakan di tanah haram, (2) melakukan ajaran Jahiliyah dalam Islam, dan (3) ingin menumpahkan darah orang lain tanpa jalan yang benar.” (HR. Bukhari no. 6882)

Dalam Islam, hari raya besar itu cuma dua, tidak ada yang lainnya, yaitu hari raya Idul Fithri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

http://mualafindonesia.wordpress.com/2013/04/20/imlek/

Pernyataan yang tertuang dalam Islam lebih jelas, daripada agama lain seperti Buddha, Kristen dan Katolik, ketiga agama bahkan melakukan misa di dalam gereja-vihara, yang lebih lucu lagi dulu Walubi melalui Dirjen Bimas Hindhu dan Budha menyatakan Imlek bukan bagian dari agama Buddha, Dirjen Bimas Hindhu dan Budha Depag No H/BA.00/29/1/1993, di berbagai surat kabar menyatakan larangan merayakan Imlek di Vihara dan Cetya. Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, ternyata kini ketua Walubi Siti Hartati adakan Imlek di dalam Rutan Pondok Bambu, http://www.walubi.or.id/warta2014/imlek-bersama-pb.shtml

Yang lebih mengherankan satu tempat ibadah bisa digabungan beberapa agama, Seperti Tempat Ibadah Tri Darma (TITD), selain itu, tak kalah sadis beberapa nama dewapun diganti nama, kelenteng yang diganti nama vihara. Pada hal Pemerintah menyatakan agama yang di akui Pemerintah Indonesia adalah enam agama.

Tempat ibadah Menurut Agama Yang Ada Di Indonesia:
a.    Tempat ibadah Agama Islam = Masjid, Langgar dan Surau.
b.    Tempat ibadah Agama Katholik = Gereja.
c.    Tempat ibadah Agama Kristen = Gereja.
d.    Tempat ibadah Agama Hindu = Pura.
e.    Tempat ibadah Agama Buddha = Vihara, Cetiya.
f.    Tempat ibadah Agama Khonghucu = Miao, Litang, Kelenteng.
Lantas Tempat Ibadah TRIDHARMA = Tempat Ajaran 3 Agama/aliran = (Jadinya Tempat ibadah agama apa ?). Apakah Sinkretisme agama dibenarkan di Indonesia? Apakah itu bukan sebuah penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia.?

Berikut ini ada beberapa sumber sebagai bahan kajian bersama:
http://berhati.com/home/activity/2012/04/09/23/Vihara-Hian-Thian-Siang-Tee
https://groups.yahoo.com/neo/groups/Dharmajala/conversations/topics/10975
http://majalahteresiajambi.blogspot.com/2013/02/misa-tahun-baru-imlek.html
http://rosenmanmanihuruk.blogspot.com/2014/01/rayakan-imlek-2565.html
http://www.walubi.or.id/warta2014/imlek-bersama-pb.shtml
http://secangkirteh.com/index.php?topic=667.0
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Nama Luigi dan Kozel di Pesawat Malaysia Airlines MH370 Masih Misteri

Jakarta - Nama Luigi Maraldi asal Italia dan Christian Kozel asal Austria yang terdaftar sebagai penumpang dalam penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang hilang, dipastikan tidak ada dalam penerbangan tersebut. Lalu bagaimana kedua nama tersebut bisa ada dalam penerbangan?
Dalam keterangan yang dikutip dari reuters, Minggu (9/3/2014), mantan anggota Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS), John Gogila mengatakan, munculnya identitas palsu dua penumpang di pesawat tersebut harus ditanggapi serius karena berpotensi adanya dugaan aksi teror.

"Itu 'bendera merah' besar," kata John.

Menurutnya, sistem pemeriksaan keamanan sebelum masuk ke penerbangan tersebut harus dipertanyakan. "Jika ada penumpang dengan paspor yang dicuri, tidak jelas bagaimana mereka bisa melewati pemeriksaan keamanan," tambahnya.

Berdasarkan data dari Interpol, ada lebih dari 39 juta dokumen perjalanan yang dilaporkan hilang atau dicuri di 166 negara. Polisi dan petugas imigrasi atau petugas kontrol perbatasan memeriksa keabsahan dokumen hanya dalam hitungan detik.

Sementara itu, polisi Italia mengatakan paspor Luigi Maraldi dilaporkan dicuri pada tanggal 1 Agustus 2013 dan dimasukkan dalam database Interpol. Orang tua Luigi, Walter Maraldi melaporkan bahwa anaknya kini sedang berada di Thailand dan memang pernah kehilangan paspor dua tahun lalu.

"Luigi telah meyakinkan kami bahwa dia baik-baik saja, awalnya kita tidak tahu tentang kecelakaan pesawat itu, terima kasih Tuhan ia mendengar tentang hal itu sebelum kami," ujar Walter saat dihubungi NBCNews melalui saluran telepon.

Sedangkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria, di Wina, mengatakan, Christian Kozel saat ini dipastikan dalam keadaan aman di rumahnya.

"Kedutaan kami mendapat informasi bahwa ada seorang warga negara Austria di dalam daftar dari Malaysia Airlines. Sistem kami menyatakan bahwa ini (nama Christian Kozel) adalah paspor yang dicuri," ujar juru bicara tersebut.

"Polisi Austria telah menemukan pria tersebut aman di rumahnya. Paspor itu dicuri dua tahun lalu saat ia (Kozel) melakukan perjalanan di Thailand," tambah juru bicara tersebut.
http://news.detik.com/read/2014/03/09/090136/2520091/10/nama-luigi-dan-kozel-di-pesawat-malaysia-airlines-mh370-masih-misteri?9911012* www.ayojambi.com/

Ribuan Orang Berebut Durian Gratis di Magelang

MAGELANG, KOMPAS.com - Luar Biasa! Barangkali itulah ungkapan yang pantas untuk Festival Durian Candimulyo, Kabupaten Magelang. Ribuan penggila buah durian rela berdesak-desakan di Lapangan Candimulyo, demi mencicipi buah asli petani lereng gunung Merbabu itu secara gratis.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tidak kurang 1.000 buah durian dari para petani Candimulyo sengaja disediakan cuma-cuma untuk pengunjung festival tahunan itu. Antusiasme warga memang tinggi. Terbukti, acara belum dibuka oleh Bupati Magelang, Zaenal Arifin, ribuan durian itu sudah ludes direbutkan warga.

Sebelum direbutkan, durian-durian itu disusun dalam bentuk gunungan setinggi kira-kira satu meter, lalu dikirab. Ya, kirab gunungan durian raksasa itu sebagai tanda pembukaan Festival Durian Lokal khas Magelang serta menjadi ikon penyelenggaraan kegiatan itu.

Sang raja buah yang dikirab berasal dari 20 gebungan kelompok tani (Gapoktan) di beberapa desa di Candimulyo. Kirab semakin meriah karena dipimpin oleh empat tokoh wayang punakawan.

Selain durian, ada pula buah-buahan eksotik seperti buah naga, manggis, rambutan dan salak juga ikut dikirab. Tak ayal, prosesi yang baru pertama digelar di festival ini menarik perhatian ribuan warga.

Menurut Agus Liem, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Magelang, festival durian tahun ini memang berbeda dengan tahun lalu, ada kirab gunungan durian dan belah 1.000 durian gratis untuk pengunjung. Harapannya, akan menjadi tonggak awal adanya wisata hasil holtikultura tahunan di Kabupaten Magelang.

"Prosesi kirab ini dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur para petani dan pelaku usaha di Candimulyo atas limpahan rezeki dari Tuhan. Festival ini juga untuk membuktikan bahwa buah lokal khususnya durian tidak kalah dengan durian impor yang ada di pasaran," jelas Agus, Sabtu (8/3/2014).

Selain kirab, kegiatan yang berlangsung dari 7 - 9 Maret 2014 itu juga diramaikan oleh berbagai acara menarik, antara lain lomba buah durian, lomba sajian makanan olahan dari buah durian oleh Kelompok Tani Wanita (KWT) Candimulyo, 52 stand pameran pertanian dan buah eksotik, bazar hingga pentas seni tradisional.

"Tujuan lomba durian untuk mengidentifikasi daerah atau kecamatan mana yang bisa menghasilkan buah durian terbaik. Kriteria penilaian lomba antara lain dari aroma buah, tebal daging buah, tekstur, rasa dan warna. Durian yang menang akan diberi nama pemilik atau petani tersebut," jelas Agus.

Agus mengungkapkan, di wilayah Candimulyo ada sekitar 12.000 batang pohon durian yang ditanam oleh warga. Baik di lahan pertanian yang dikelola Gapoktan atau di halaman rumah warga.

Menurut Agus, durian asli Candimulyo mempunyai kelebihan dibanding dengan durian daerah lain, terlebih durian impor. Durian ini mempunyai aroma yang sangat kuat, soal rasa juga lebih legit.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Presetyo Ari Wibowo menambahkan, hingga Maret 2014 tercatat ada empat acara serupa di kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Menurut Prasetyo, kegiatan yang justru diselenggarakan oleh masyarakat itu mampu membangkitkan pariwisata Jawa Tengah.

"Event-event berbasis produk lokal seperti inilah yang akan memperkaya khasanah wisata di Jawa Tengah. Semakin banyak event, maka Jawa Tengah juga semakin menarik untuk dikunjungi wisatawan," tukasnya.
http://regional.kompas.com/read/2014/03/09/1511519/
* www.ayojambi.com/

Sabtu, 08 Maret 2014

Temple in Dujiangyan honors Confucius

Hundreds of people - including scholars, local residents, tourists and students from around the country - attended a traditional ceremony in honor of Confucius at a Confucian temple in Dujiangyan, Chengdu, on Marchch 7.
"The ceremony involved traditional music, songs, dances and rituals, and it was conducted in strict accordance with ancient writings," said Deng Shijian, director of the temple.

He also said that most of the Confucian temples on the Chinese mainland hold this ceremony during the Qingming festival (usually in April) and on the birthday of Confucius on Sept 28, but he added that - according to the ancient writings - the ceremony should be held on the first Ding-day of February and August in the lunar calendar.

This refers to a 10-day week in the Chinese calendar, with the following weekday names: Jia-day, Yi-day, Bin-day, Ding-day, Wu-day, Ji-day, Geng-day, Xin-day, Ren-day, and Gui-day.

The temple has focused on preserving traditional culture since it reopened to the public in May and, in September, it restored the traditional ceremony with the aim of promoting the revival of Confucian culture.

"Our main purpose for holding the ceremony is to tell people that we shouldn’t forget traditional culture," said Niu Zecheng, a native of Taiwan and director of the School of Chinese Classics of Dujiangyan.

And a headmaster surnamed Wang, who brought two dozen preschool students to the ceremony, said that it is important to help children increase their understanding of traditional culture, which he called "unpretentious and full of wisdom."

http://www.chinadaily.com.cn/photo/2014-03/07/content_17331678.htm
* www.ayojambi.com/

Jumat, 07 Maret 2014

Perayaan Haul Penjaga Hutan Ong Seng Kong

JAMBI, ayojambi.com – Perayaan Sejit Shen Ming Penjaga Hutan ramai dihadiri kaum hawa, walaupun lokasi ibadah terletak sembilan kilo meter dari kota Jambi. Mereka ada yang datang berombongan, ada juga yang datang dengan mengunakan jasa tukang ojek.
Kehadiran umat Khonghucu kota Jambi (foto) di Kelenteng Sam Leng Keng yang berlokasi arah menuju Tangkit, Rt. 19, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, kota Jambi untuk ikut sembahyang Sejit Ong Seng Kong. Ong Seng Kong merupakan sosok yang sangat penyayang hutan rimba, Ong Seng Kong juga pernah bermukim dikawasan Sembagsel (Jambi-Palembang) masa lalu.

Hasil pantauan dilapangan, Jumat (7/3) sejak pukul 10.00 berbagai kaum hawa mulai berdatangan untuk mengikuti prosesi ritual memperingati hari ulang tahun, umumnya kaum hawa pada membawa sertakan putra-putri mereka.

Terlihat Rudy Lidra selaku ketua Kelenteng Sam Leng Keng dari pagi sibuk melayani umat yang silih berganti datangi kelenteng, terlihat juga Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa Ronny Attan.

Menurut Rudy Lidra (foto) yang dikenal sebagai ketua Perkumpulan Hakka Jambi, sesibuk apapun, jika waktunya sembahyang, maka segala pekerjaan mesti ditinggalkan, “Kita jangan tau hanya bekerja setiap hari, kalau waktunya sembahyang, semua pekerjaan sementara ditinggalkan”. Ujar Rudy Lidra.

Menurut legenda asal muasal Sejit Ong Seng Kong yang sebelum dititis menjadi Sen Ming adalah sesosok manusia yang dikenal sangat menyayangi hutan belantara yang hijrah dari Tiongkok ke Indonesia bermukimss didaerah antara Jambi dan Palembang, beliau rela bermukim didalam hutan, agar bisa merawat hutan yang tidak terawat oleh manusia bahkan menghabiskan waktu seorang diri didalam rimba yang terdapat di pulau Sumatera, bahkan sampai Ong Seng Kong wafat dan dikebumikan didaerah Bayunglincir (Sumsel) sedangkan rohnya dititis menjadi shen ming.

Prosesi seperti biasanya, diawali dengan memohon izin kepada Tie Kong (Tuhan red) untuk dapat melaksanakan ritual perayaan hari ulang tahun sang dewa Ong Seng Kong dengan persembahan sesajen kepada Kun Ciong (pengawal para shen ming) dan roh-roh yang tidak terurus oleh pihak keluarga, upacara dipimpin oleh rohaniwan dari Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) Hok Sin Tong Jambi dengan membaca So Bun (sejenis mantera pemberitahuan/ undangan red).

Setelah itu baru memasuki tahap kedua yaitu prosesi sembahyang memperingati she jit Ong Seng Kong dengan membacakan Ci Bun (sejenis laporan untuk dewa yang bersangkutan). (Romy/ Yuliawati)

Minggu, 02 Maret 2014

Ratusan Masyarakat Jambi Mengantar Kepergian The Kuang Huang

JAMBI, ayojambi.com - Sejak pukul 08.00 pagi di Rumah Duka Perkumpulan Teo Chew Jambi (foto) para tokoh dari Perkumpulan Sosial Kematian telah mendatangi Gedung Perkumpulan Teo Chew Jambi, kedatangan mereka untuk menyampaikan penghormatan terakhir kepada almarhum The Kuang Hua (foto) yang wafat pada hari Selasa (25/2) di Rumah Sakit Tan Tock Seng Singapure pukul 14.00 waktu Singapure/ pukul 15.00 wib.
Jenazah almarhum The Kuang Hua (Thomas The) akan di semahyamkan di Rumah Duka Perkumpulan Teo Chew dan dikremasikan pada hari Senin, 3 Maret 2014, pukul 11.00 Wib di TPU Bumi Langgeng, Kelurahan Pondok Meja, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi.

Acara diawali sambutan Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa Ronny Attan, setelah itu satu persatu karangan bunga sembari memberikan penghormatan kepada The Kuang Hua. Pukul 11.00 Wib The Kuang Hua diberangkatkan dari Gedung Perkumpulan  Teo Chew menuju TPU Bumi Langgeng untuk dikremasikan.

Menurut ketua Perkumpulan Teo Chew Jambi Suwandi (foto), The Kuang Hua merupakan sosok yang ramah dan aktif dalam membina Perkumpulan suku Teo Chew di Jambi, beliau selalu ikut dalam berbagai kegiatan baik di dalam perkumpulan, “Kita sangat kehilangan seorang tokoh yang begitu banyak memberikan kontribusi kepada Perkumpulan Teo CHew Jambi”.

Semoga arwah The Kuang Hua mantan ketua Perkumpulan Teo CHew Jambi diterima di sisi Tien Yang Maha Esa sesuai dengan amal bajiknya, Kami turut berduka cita yang mendalam. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Tokoh-Tokoh Masyarakat Melayat Almarhum The Kuang Huang

JAMBI, ayojambi.com – Tokoh masyarakat yang tergabung dalam perkumpulan sosial kematian Jambi, Minggu malam melayat The Kuang Hua/ Thomas The (foto) mantan Ketua Perkumpulan Teo Chew Jambi (2/3).
Pada kesempatan tersebut tokoh masyarakat Jambi maupun para pengusaha atas nama pribadi maupun atas nama perkumpulan sosial kematian di Jambi menyampaikan turut berduka cita atas wafatnya The Kuang Hua / Thomas The (foto) yang wafat di Rumah Sakit Tan Tock Seng Singapure hari Selasa lalu (25/2), pukul 14.00 waktu Singapure/ pukul 15.00 wib dan turut mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa.

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Umum Perkumpulan Marga Huang Indonesia/ Ketua Matakin Provinsi Jambi Darman Wijaya, Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa, Ronny Attan, Ketua Perkumpulan Hakka Rudy Lidra, serta pimpinan Pengusaha WTC Batanghari Tanoto Yacobus, pimpinan dealer Yamaha/ Hotel Aston Jambi Sukirman Johan, Pengusaha Dok Kapal PT. Naga Cipta Central Jambi Robin dan ratusan pelayat lainnya.

Koordinator Perkumpulan Teo Chew Jambi, Mulyadi, menyampaikan kesan akan almarhum The Kuang Hua adalah seorang yang dermawan. beliau juga sangat perhatian keadaan Perkumpulan Teo Chew di Jambi. tandas Mulyadi.

Almarhum The Kuang Hua akan di kremasikan besok siang (3/2) di TPU Bumi Langgeng KM 12, Desa Pondok Meja, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi.

Pada kesempatan ini Putra sulung The Kuang Hua, The Kok Kiang ((Ardianto) menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tokoh masyarakat Jambi yang tidak dapat disebut satu persatu telah datang melayat ayahannya selama di semayamkan di rumah duka Perkumpulan Teo Chew Jambi di Jalan Makalam, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Jambi. (Romy)