Pernyataan tersebut disampaikan Masanori Nagaoka, pembicara dari Unesco dalam jumpa pers di sela pelaksanaan seminar internasional "Jambi Heritage" di Jambi Sabtu (27-11-2010).
Karena itu, situs Candi Muarojambi perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan warga masyarakat agar peninggalan sejarah itu tetap lestari.
"Candi Muarojambi yang diperkirakan dibangun abad XII Masehi itu sudah masuk dalam beberapa kriteria untuk menjadi warisan dunia, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah untuk melestarikannya," kata Masanori.
Pertama, bentuk arsitekturnya yang masih asli, walaupun telah dibangun ulang dan batas-batas wilayah komplek candi yang cukup jelas.
Ketika ditanya potensi kegagalan untuk menjadi warisan dunia, Masanori mengaku belum melihat potensi tersebut karena waktu penelitian belum lama dilakukan.
Kegagalan ini bisa terjadi jika karakter situs yang diusulkan tidak mendasar, seperti tidak dikategorikan dalam warisan budaya dan warisan alam.
Masanori juga minta pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam memilih situs yang akan diusulkan menjadi warisan dunia, keterlibatan masyarakat ini sangat penting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Didy Wurjanto menyatakan untuk meraih predikat warisan dunia, diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah.
Didy mengaku belakangan ini pemerintah perlahan-lahan sudah memperhatikan adanya potensi Candi Muarojambi sebagai bagian dari warisan budaya, dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik.
"Perhatian yang diberikan belum cukup maksimal, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten," katanya.
Bentukk perhatian itu adalah dengan melakukan pemugaran dan pengangkatan candi-candi yang masih berada di dalam tanah dan pembangunan infrastruktur jalan menuju ke Candi Muarojambi.
Candi Muarojambi yang berada di Kabupaten Muarojambi atau berjarak sekitar 50 Km dari Kota Jambi, menyimpan ratusan candi, sebagian masih terbenam di dalam tanah. (tim)
Karena itu, situs Candi Muarojambi perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan warga masyarakat agar peninggalan sejarah itu tetap lestari.
"Candi Muarojambi yang diperkirakan dibangun abad XII Masehi itu sudah masuk dalam beberapa kriteria untuk menjadi warisan dunia, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah untuk melestarikannya," kata Masanori.
Pertama, bentuk arsitekturnya yang masih asli, walaupun telah dibangun ulang dan batas-batas wilayah komplek candi yang cukup jelas.
Ketika ditanya potensi kegagalan untuk menjadi warisan dunia, Masanori mengaku belum melihat potensi tersebut karena waktu penelitian belum lama dilakukan.
Kegagalan ini bisa terjadi jika karakter situs yang diusulkan tidak mendasar, seperti tidak dikategorikan dalam warisan budaya dan warisan alam.
Masanori juga minta pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam memilih situs yang akan diusulkan menjadi warisan dunia, keterlibatan masyarakat ini sangat penting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Didy Wurjanto menyatakan untuk meraih predikat warisan dunia, diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah.
Didy mengaku belakangan ini pemerintah perlahan-lahan sudah memperhatikan adanya potensi Candi Muarojambi sebagai bagian dari warisan budaya, dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik.
"Perhatian yang diberikan belum cukup maksimal, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten," katanya.
Bentukk perhatian itu adalah dengan melakukan pemugaran dan pengangkatan candi-candi yang masih berada di dalam tanah dan pembangunan infrastruktur jalan menuju ke Candi Muarojambi.
Candi Muarojambi yang berada di Kabupaten Muarojambi atau berjarak sekitar 50 Km dari Kota Jambi, menyimpan ratusan candi, sebagian masih terbenam di dalam tanah. (tim)