Peserta selain dari dalam negeri juga terdapat peserta dari luar negeri, salah satunya adalah dari Lama Tibet Phurbu Tasyi Rimpoche dari Amerika, Seminar internasional ini terus membahas mengenai salah satu budaya dan sejarah Jambi. Bahkan, peserta juga melakukan kunjungan ke candi Muarojambi yang terletak di Kabupatan Muaro Jambi tersebut.
Umat Buddha kota Jambi pun ikut membantu mensukseskan acara tersebut. Remaja Tionghoa bahkan berperan khusus mempersiapkan acara mulai dari makanan, souvenir hingga menjamu dan menyiapkan makanan bagi tamu yang hadir. Mereka meluangkan waktu hingga menggunakan seragam khusus dalam menyambut dan menyukseskan acara seminar.
Beberapa organisasi Tionghoa dan Buddishpun ikut hadir dalam seminar Internasional tersebut. Ini mengingat pentingnya situs candi Muarojambi bagi umat Buddha. Mereka menganggap bahwa situs candi muaro Jambi merupakan salah satu benda suci bagi umat Buddha sehingga tidak jarang candi tersebut dijadikan sebagai tempat untuk meditasi.
Makanya, umat Buddha Jambi berharap agar Candi Muarojambi bisa terus dipugar dan dijaga kelestariannya sebagai salah satu benda sejarah yang sangat berharga tidak hanya bagi Provinsi Jambi tetapi juga bagi umat Buddha secara umum.
Fachrori Umar, Wakil Gubernur Provinsi Jambi yang turut hadir, dalam pembukaan mengharapkan agar hasil seminar Dijadikan sebagai rekomendasi bagi upaya untuk menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai warisan dunia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, sekaligus sebagai Ketua Panitia, Didy Wurjanto mengatakan bahwa seminar ini memiliki dua tujuan utama. Pertama menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai Warisan Budaya UNESCO. Dan menjadikan pula fosil hutan di Merangin sebagai calon taman Bumi atau geopark.
"Candi Muara Jambi sudah terdaftar di UNESCO dengan register 4565 sejak tiga tahun lalu, "kata Didy. Namun, lanjut Didy, pihaknya tidak akan berpuas diri saja dengan kondisi ini. Pihaknya akan terus mengupayakan beberapa langkah percepatan agar Candi dijadikan sebagai situs warisan dunia. (tim)
Umat Buddha kota Jambi pun ikut membantu mensukseskan acara tersebut. Remaja Tionghoa bahkan berperan khusus mempersiapkan acara mulai dari makanan, souvenir hingga menjamu dan menyiapkan makanan bagi tamu yang hadir. Mereka meluangkan waktu hingga menggunakan seragam khusus dalam menyambut dan menyukseskan acara seminar.
Beberapa organisasi Tionghoa dan Buddishpun ikut hadir dalam seminar Internasional tersebut. Ini mengingat pentingnya situs candi Muarojambi bagi umat Buddha. Mereka menganggap bahwa situs candi muaro Jambi merupakan salah satu benda suci bagi umat Buddha sehingga tidak jarang candi tersebut dijadikan sebagai tempat untuk meditasi.
Makanya, umat Buddha Jambi berharap agar Candi Muarojambi bisa terus dipugar dan dijaga kelestariannya sebagai salah satu benda sejarah yang sangat berharga tidak hanya bagi Provinsi Jambi tetapi juga bagi umat Buddha secara umum.
Fachrori Umar, Wakil Gubernur Provinsi Jambi yang turut hadir, dalam pembukaan mengharapkan agar hasil seminar Dijadikan sebagai rekomendasi bagi upaya untuk menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai warisan dunia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, sekaligus sebagai Ketua Panitia, Didy Wurjanto mengatakan bahwa seminar ini memiliki dua tujuan utama. Pertama menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai Warisan Budaya UNESCO. Dan menjadikan pula fosil hutan di Merangin sebagai calon taman Bumi atau geopark.
"Candi Muara Jambi sudah terdaftar di UNESCO dengan register 4565 sejak tiga tahun lalu, "kata Didy. Namun, lanjut Didy, pihaknya tidak akan berpuas diri saja dengan kondisi ini. Pihaknya akan terus mengupayakan beberapa langkah percepatan agar Candi dijadikan sebagai situs warisan dunia. (tim)