Senin, 06 Desember 2010

Istri yang Memenangkan Cinta Suaminya Untuk Selamanya

Xiao Yixin, istri pejabat Negara Liao (916-1125 SM) Ye Lunu, dikenal menampilkan kebajikan tradisional wanita Tionghoa. Ayahnya adalah kaisar dan ibunya adalah permaisuri Hutu.
Xiao Yixin, adalah seorang wanita cantik luar dan dalam dia menikah pada usia 20 tahun dan disetiap saat menghormati dan mencintai orangtua dan keluarganya.

Suatu hari, Xiao Yixin sedang mengobrol dengan sepupu perempuannya- berbicara tentang bagaimana untuk memenangkan cinta suami mereka selamanya dengan mengusir roh jahat. Xiao Yixin menyarankan, "Etika lebih baik dibandingkan hal-hal magis" saudarinya bertanya mengapa. Xiao Yixin menjawab, "Jika kita memperhatikan kultivasi diri dan perilaku yang tepat, jika kita merawat dan menghormati orang tua dengan baik, jika kita lembut kepada suami dan toleran terhadap anak, kita akan hidup dengan etika dan sopan santun. Ketika kita mencapai semua ini, kita secara alami akan memperoleh kebaikan, cinta dan rasa hormat dari suami kita. Jika, di sisi lain, kita menggunakan cara-cara magis untuk memenangkan hati suami, tidakkah kita akan merasa bersalah karena kita belum jujur, dan pada saat yang sama akan menipu suami kita" Mendengar kata-kata Xiao Yixin, sepupunya merasa tersipu dan malu.

Setahun kemudian, suaminya, Ye Lunu, diasingkan karena tuduhan palsu. Karena Xiao Yixin adalah anak dari kaisar dan orangtuanya tidak ingin ia hidup menderita, mereka ingin Xiao Yixin menceraikan suaminya. Tapi dia memohon kepada kaisar, "Yang Mulia, terima kasih karena Ayah dan Ibu ingin mencoba menyelamatkan putrimu dari penderitaan di pengasingan bersama suami, namun suami dan istri harus mengikuti prinsip-prinsip moral mereka harus bersama-sama berdua dalam keadaan baik dan buruk, sampai kematian menjemput. Saya menikah dengan Ye Lunu ketika saya masih muda, dan kalau saya sekarang meninggalkan suami ketika ia menghadapi kesulitan dalam hidupnya, akan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar perilaku dan saya tidak akan berbeda dari binatang. Saya harap Yang Mulia akan memberikan rahmat kepada kami dan memungkinkan saya untuk pergi dengan Ye Lunu. Saya tidak akan menyesal, bahkan jika saya mati dalam pengasingan" Tergerak oleh permohonannya, Kaisar memberikan persetujuan.

Di tempat pengasingannya, suaminya bekerja keras setiap hari, tanpa pernah mengeluh, dan Xiao Yixin membantunya. Bahkan, Xiao Yixin menjadi lebih hormat dan sayang kepada Ye Lunu.

Perkawinan abadi, hanya maut yang bisa memisahkan, saling menghormati dan mendukung satu sama lain pada saat suka maupun duka.

Moralitas tradisional dan etika, yang telah dipelihara dan diatur hubungan manusia selama ribuan tahun, telah hilang dalam delusi yang kita sebut dunia modern. Saling menghormati, moralitas, saling mendukung dan rasa syukur adalah elemen kunci bagi keharmonisan antara suami dan istri, yang dahulu sangat dihargai. Dalam masyarakat sekarang aspek-aspek ini diabaikan, dan sebagian besar relatif jarang terjadi dalam keluarga modern.

Penulis menyimpulkan cerita ini untuk kita renungkan - yaitu: Mengapa pernikahan menjadi semakin lebih rapuh di dunia saat ini?

http://www.meandconfucius.com/2010/11/istri-yang-memenangkan-cinta-suaminya.html