Jumat, 06 Mei 2011

Semarak Opera Tio Ciu Pan

Ruang belakang panggung berangsur ramai. Sepuluh perempuan dan empat laki-laki datang serta mulai mempersiapkan riasan. Tangan mereka cekatan menggoreskan bedak dan gincu sesuai karakter lakon yang akan mereka perankan. Para seniman yang datang dari Yin Siau, China, ini hendak memainkan Opera Tio Ciu Pan atau Wayang Orang Tio Ciu.

Pemain wayang tersebut datang ke Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, atas undangan satu keluarga Tionghoa dalam rangka memperingati hari jadi Dewa Go Ya Kong.
Malam ini, Jumat (22/4/2011), pertunjukan di Klenteng Go Ya Kong dimulai pukul 20.05. Kelompok opera tersebut mementaskan kisah Pau Kong. Cerita tentang keadilan Hakim Bao yang menangani kasus istri kaisar yang anaknya ditukar dengan kucing. Akhirnya, anak yang hilang dapat ditemukan dan mewarisi tahta kekaisaran.

Para pemain berbusana sutra Tionghoa warna-warni nan indah. Mereka bergerak lincah namun lembut. Penguasaan gerak tersebut semakin lengkap saat berpadu dengan kemampuan bernanyi dan bertutur puitis. Nada suara mereka tinggi dan sesekali melengking. Di sisi kanan dan kiri panggung yang tersembunyi, pemusik memainkan lagu khas Negeri Tirai Bambu.

Pementasan ini adalah kali keempat, yang dilaksanakan tiap tahun di Pantai Labu. Penonton yang kebanyakan adalah keluarga, dari kakek-nenek hingga cucu, menyimak bahasa nonverbal para pemain. Maklum, opera ini tidak menggunakan dialog Hokkien yang dikuasai masyarakat sekitar.

http://travel.kompas.com/read/2011/05/06/11054662/