Dengan menjadi laki-laki sejati, ia menjadi role model pribadi yang peduli, bertanggungjawab, dan memperlakukan keluarga, anak-anaknya, dan pasangannya, dengan baik. Kepribadian seperti ini lahir dari pengasuhan tepat sejak dini, termasuk penanaman sikap menghargai orang lain.
"Anak laki-laki yang tumbuh dengan sikap mau mendengarkan orang lain, terutama orangtuanya, mematuhi peraturan, dan berinteraksi dengan perilaku yang penuh kasih sayang, adalah modal dasar baginya untuk memiliki kepribadian baik, ia bisa memperlakukan orang lain dengan penuh penghargaan," kata Michael Gurian, penulis buku The Purpose of Boys. "Saat anak laki-laki ini menjadi pria dewasa, sikap penuh penghargaan terhadap orang lain sudah menjadi bagian kepribadian dirinya, yang muncul alami," tambahnya.
Untuk menanamkan sikap menghargai orang lain pada diri anak, terutama anak laki-laki yang membutuhkan penanganan berbeda, ada dua caranya:
1. Peraturan bikin anak belajar bersikap.
Peraturan dalam rumah tangga penting diciptakan. Karena melalui berbagai peraturan ini anak belajar disiplin dan tahu bagaimana caranya bersikap dan menghargai orang lain. Jika anak laki-laki Anda melanggar aturan yang telah disepakati bersama, seperti bicara dengan bahasa buruk, ajarkan konsekuensi atas sikapnya.
"Anak laki-laki akan menghargai sosok yang tegas. Jika Anda memanjakan anak laki-laki, membiarkannya tak menjalani konsekuensi atas perilaku buruknya, selamanya anak ini akan tak termotivasi, dan pada akhirnya ia akan manja dan bersikap tidak peduli dengan orang lain," jelas Gurian.
2. Berikan contoh baik.
Orangtua adalah sumber pembelajaran anak, sehingga perlu menjadi contoh yang baik. Salah satu caranya, perlakukan dengan baik orang dewasa lain yang dekat dengan kehidupan anak laki-laki Anda. Seperti guru anak, pelatih, orangtua teman-teman anak laki-laki Anda. Dengan memperlakukan orang-orang dalam lingkaran aktivitas anak, ia akan belajar cara Anda berperilaku, kata Gurian.
Jika pun terjadi konflik antara anak Anda dengan orang-orang dewasa ini, cari solusi yang baik untuk mengakhiri konflik.
"Jangan berpihak sepenuhnya kepada anak Anda saja, namun juga dengarkan kedua belah pihak. Meski Anda tahu bahwa anak Anda berada dalam pihak yang benar, namun jelaskan bahwa bersikap kasar terhadap guru merupakan perilaku buruk yang tak bisa ditoleransi," jelasnya. Lalu katakan kepada anak, "Ayah atau Ibu akan bicara dengan guru Kamu untuk menyelesaikan masalah.
Jika terjadi masalah seperti ini lagi, Kamu harus cerita dengan Ayah atau Ibu, dan jangan bicara buruk tentang guru Kamu," kata Gurian menyontohkan.
Melalui cara ini, orangtua mengajarkan anak mengenai cara bijak menyelesaikan masalah, dengan menekankan pada sikap menghargai orang lain.
Untuk menanamkan sikap menghargai orang lain pada diri anak, terutama anak laki-laki yang membutuhkan penanganan berbeda, ada dua caranya:
1. Peraturan bikin anak belajar bersikap.
Peraturan dalam rumah tangga penting diciptakan. Karena melalui berbagai peraturan ini anak belajar disiplin dan tahu bagaimana caranya bersikap dan menghargai orang lain. Jika anak laki-laki Anda melanggar aturan yang telah disepakati bersama, seperti bicara dengan bahasa buruk, ajarkan konsekuensi atas sikapnya.
"Anak laki-laki akan menghargai sosok yang tegas. Jika Anda memanjakan anak laki-laki, membiarkannya tak menjalani konsekuensi atas perilaku buruknya, selamanya anak ini akan tak termotivasi, dan pada akhirnya ia akan manja dan bersikap tidak peduli dengan orang lain," jelas Gurian.
2. Berikan contoh baik.
Orangtua adalah sumber pembelajaran anak, sehingga perlu menjadi contoh yang baik. Salah satu caranya, perlakukan dengan baik orang dewasa lain yang dekat dengan kehidupan anak laki-laki Anda. Seperti guru anak, pelatih, orangtua teman-teman anak laki-laki Anda. Dengan memperlakukan orang-orang dalam lingkaran aktivitas anak, ia akan belajar cara Anda berperilaku, kata Gurian.
Jika pun terjadi konflik antara anak Anda dengan orang-orang dewasa ini, cari solusi yang baik untuk mengakhiri konflik.
"Jangan berpihak sepenuhnya kepada anak Anda saja, namun juga dengarkan kedua belah pihak. Meski Anda tahu bahwa anak Anda berada dalam pihak yang benar, namun jelaskan bahwa bersikap kasar terhadap guru merupakan perilaku buruk yang tak bisa ditoleransi," jelasnya. Lalu katakan kepada anak, "Ayah atau Ibu akan bicara dengan guru Kamu untuk menyelesaikan masalah.
Jika terjadi masalah seperti ini lagi, Kamu harus cerita dengan Ayah atau Ibu, dan jangan bicara buruk tentang guru Kamu," kata Gurian menyontohkan.
Melalui cara ini, orangtua mengajarkan anak mengenai cara bijak menyelesaikan masalah, dengan menekankan pada sikap menghargai orang lain.