Sekitar ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Butuh Minyak Tanah. Melakukan aksi di halaman Gedung DPR Provinsi Jambi dan dipagar Kantor Gubernur Jambi, massa yang kebanyakan dari kaum hawa ini menggelar orasi. Mereka menolak kebijakan pencabutan subsidi minyak tanah dari peredaran, dan diarahkan ke konversi gas ke mitan dianggap sangat membahayakan masyarakat awam (6/10).
Secara bergilir ibu-ibu gantian berorasi, ujar salah seotang ibu rumah tangga dengan tegas menolak pencabutan subsidi minyak tanah di depan kantor DPRD Provinsi Jambi. Mereka membawa tabung gas elpiji isi 3 Kilogram yang sudah karatan diangkat sebagai simbol penolakan pencabutan subsidi minah.
Di atas mobil yang diparkir tepat di depan kantor DPRD Provinsi Jambi pendemo berteriak menyuarakan kesusahan sebagai ibu-ibu. Bergiliran ibu-ibu ini naik ke atas mobil menyuarakan keluhan mereka. "Jangan dihapuskanlah minyak tanah. Dari situlah kami memasak," teriak ibu-ibu pendemo.
Para pendemo menginginkan bertemu anggotaa DPRD, namun tidak satupun anggota dewan yang keluar menemui ratusan pendemo ini.
Jika aksi aksi ini tidak mendapatkan tanggapan anggota dewan maupun pemerintah daerah, maka aksi ini akan bertambah menjadi 1.500 orang. Disambut oleh ibu-ibu yang datang dari Kota Jambi dan kabupaten dengan bersorak-sorai yel-yel.
Tak Ditemui Dewan, Ibu-ibu Mendesak Polisi
Ibu-ibu mendesak aparat keamanan yang berjaga di depan pintu gedung DPRD Provinsi Jambi. Aksi desak bertahan antara dua pihak ini terjadi lantaran anggota dewan tidak ada yang menemui pengunjuk rasa yang mengusung penolakan terhadap pencabutan minyak tanah bersubsidi.
"Kami ingin bertemu dengan anggota dewan. Jangan sampai kami mendesak masuk," ujar salah seorang pengunjuk rasa. Pengunjuk rasa ingin mengutarakan maksud penolakan pencabutan subdisi minyak tanah. Namun niat ini tidak terkabul karena anggota dewan tidak mau keluar. "Keluar-keluar...keluar keluar.." teriak pengunjuk rasa.
Bersubsidi di Jambi Berakhir 10 Oktober
Dengan adanya program konversi minyak tanah (minah) ke gas, maka subsidi minyak tanah di Jambi akan ditarik. Prosesnya pun saat ini sudah berjalan.
"Subsidi minah sudah mulai kita tarik sejak 26 September lalu sebesar 50%, ini akan dilakukan secara bertahap." Direncanakan pada tanggal 10 Oktober mendatang subsidi minah telah ditarik 100%. (romy)
Secara bergilir ibu-ibu gantian berorasi, ujar salah seotang ibu rumah tangga dengan tegas menolak pencabutan subsidi minyak tanah di depan kantor DPRD Provinsi Jambi. Mereka membawa tabung gas elpiji isi 3 Kilogram yang sudah karatan diangkat sebagai simbol penolakan pencabutan subsidi minah.
Di atas mobil yang diparkir tepat di depan kantor DPRD Provinsi Jambi pendemo berteriak menyuarakan kesusahan sebagai ibu-ibu. Bergiliran ibu-ibu ini naik ke atas mobil menyuarakan keluhan mereka. "Jangan dihapuskanlah minyak tanah. Dari situlah kami memasak," teriak ibu-ibu pendemo.
Para pendemo menginginkan bertemu anggotaa DPRD, namun tidak satupun anggota dewan yang keluar menemui ratusan pendemo ini.
Jika aksi aksi ini tidak mendapatkan tanggapan anggota dewan maupun pemerintah daerah, maka aksi ini akan bertambah menjadi 1.500 orang. Disambut oleh ibu-ibu yang datang dari Kota Jambi dan kabupaten dengan bersorak-sorai yel-yel.
Tak Ditemui Dewan, Ibu-ibu Mendesak Polisi
Ibu-ibu mendesak aparat keamanan yang berjaga di depan pintu gedung DPRD Provinsi Jambi. Aksi desak bertahan antara dua pihak ini terjadi lantaran anggota dewan tidak ada yang menemui pengunjuk rasa yang mengusung penolakan terhadap pencabutan minyak tanah bersubsidi.
"Kami ingin bertemu dengan anggota dewan. Jangan sampai kami mendesak masuk," ujar salah seorang pengunjuk rasa. Pengunjuk rasa ingin mengutarakan maksud penolakan pencabutan subdisi minyak tanah. Namun niat ini tidak terkabul karena anggota dewan tidak mau keluar. "Keluar-keluar...keluar keluar.." teriak pengunjuk rasa.
Bersubsidi di Jambi Berakhir 10 Oktober
Dengan adanya program konversi minyak tanah (minah) ke gas, maka subsidi minyak tanah di Jambi akan ditarik. Prosesnya pun saat ini sudah berjalan.
"Subsidi minah sudah mulai kita tarik sejak 26 September lalu sebesar 50%, ini akan dilakukan secara bertahap." Direncanakan pada tanggal 10 Oktober mendatang subsidi minah telah ditarik 100%. (romy)