JAMBI – Hujan rintik-rintik yang mengguyur Kota Jambi sejak Minggu dinihari tidak menjadi penghalang Cetiya Oenang Hermawan yang berlokasi di Jalan Makalan No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi menggelar pemberkatan sumur air berkah minggu pagi (25/12). Air berbentuk sumur Naga ini langsung diberkati oleh Mama Airin dari Thailand yang tinggal di Cita Ringgul, pelabuhan ratu, Jawa Barat Ini diikuti oleh puluhan umat yang juga ingin merasakan air berkah dan suci.
Ritual peresmian air berkah berbentuk sumur naga ini dibagi menjadi tiga tahap. Pertama sembahyang kepada Buddha, sembahyang kepada Dewa Naga dan sembahyang pada Ratu Ular. Masing masing altar dewa sudah tersedia dihalaman cetiya. “Tahap tahap ini harus dilakukan secara berurutan sehingga upacara dapat berjalan lancar dan diberkati oleh semua pihak,”bebernya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, upacara dimulai dengan sembahyang kepada Buddha. Altar Buddha dibuat secara khusus. Dilenglapi dengan berbagai aksesoris yang didesain langsung oleh orang-orang dari Thailand. Umat menggelar doa menghadap altar Buddha dipimpin oleh Suhu Kambai Wisai dari Thailand.
Dilanjuutkan dengan sembahyang kepada Dewa Naga. Sumur Naga yang berbentuk ular dilengkapi dengan berbagai sesajian. seperti aneka makanan, buah buahan hingga garu dan lilin. Mereka menyembah dan memohon doa menghadap patung Dewa Naga. Patung berwarna keemasan ini mengeluarkan air suci dari mulutnya sedangkan tubuhnya melilit sebuah sumur kecil yang berisi air suci.
Ritual terakhir adalah sembahyang kepada Ratu Ular. Ini dilaksanakan didepan altar khusus yang didalamnya terdapat patung ular berukuran kecil. Mama Airin mulai memimpin doa menghadap Ratu Ular. Menurutnya, Ratu Ular akan keluar setiap malam Jum’at Klion sehingga pada malam tersebut, umat bisa melakukan persembahan kepada Ratu Ular.
Wanita yang bertempat tinggal di Vihara Nan Hai Kwan ini membawa garu dan lilin, altarpun dilengkapi dengan berbagai persembahan. Lalu membaca doa dengan khusuk. masing masing umat secara bergantianpun ikut melakukan ritual yang sama. Masing masing umat melakukan persembahan secara bergantian. Ini mengingat altar yang dibuat berukuran kecil sehingga umat harus antri untuk bersembahyang.
Ritual juga dilanjutkan dengan membaca doa bersama. Suhu Kambai Wisai berdiri menghadap patung Buddha yang dilengkapi dengan sesaji. Sedangkan umat lainnya yang menggunakan pakaian serba putih duduk dibagian belakang sambil memegang garu dan berdoa. “Dengan dibukanya altar Ratu Ular, maka akan ada sesuatu yang berbeda di cetiya ini yang bisa kita rasakan bersama,”jelasnnya saat ditemui sebelum ritual berlangsung.
Sucikan Lahir Bathin, Semedi Tiap Malam Jum’at Mama Airin yang langsung meresmikan air berkah dan altar Ratu Ular menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan petunjuk agar di Cetiya Oenang Hermawan dibangun altar patung Dewa Naga dan altar Ratu ular. “Saat saya bersemedi, saya mendapatkan petunjuk agar dibangun altar ratu ular disini. Makanya dibangun dan sayapun langsung meresmikannya, ”jelasnnya disela sela kesibukannya mempersiapkan ritual. (Romy)