Kamis, 04 April 2013

Hujan Tidak Menghalangi Keluarga Robin Sembahyang Ceng Beng Di Jambi

JAMBI, ayojambi.com – Hujan deras yang menguyuri Kota Jambi sejak dini hari, tidak menyuluti niat warga Tionghoa Kota Jambi melakukan Ziarah (ceng beng 清明) ke makam orangtua, keluarga meupun leluhur mereka yang dimakankan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) masyarakat Tionghoa yang terletak dikawasan kilometer 7,5, Jalan Kapten Pattimura, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Mereka datang berziarah (ceng meng/qingming 清明) bersama istri dan anak, bahkan ada yang datang dari luar daerah/kota.
Bagi mereka tidak ada kata halangan untuk melakukan ziarah (ceng beng), dimanapun mereka berasa dan sesibuk apapun bagi mereka, setahun sekali mereka harus kembali ke kampung halaman untuk melakukan ziarah bersama di makam orangtua maupun sanak famili (leluhur) mereka.

Ziarah (ceng beng) merupakan salah satu sembahyang wajib bagi seluruh masyarakat Tionghoa untuk mengenang kembali kepada orangtua maupun leluhur dan memberikan penghormatan, baik kepada orangtua maupun para leluhur, prosesi sembahyang ceng beng dimulai dengan menyalakan sepasang lilin dan dupa, kemudian dilanjutkan dengan berlutut dan berdoa Tho Tie Kong (baca dewa Bumi). Setelah itu, barulah bersembahyang di makam leluhur atau orangtua dan berdoa didepan nisan.

Robin, salah seorang pengusaha dok kapal, PT. Naga Cipta Central pagi tadi bersama rombongan keluarga melakukan ziarah (ceng beng) tujuh makam leluhur yang dimakamkan secara terpisah.

Pada umumnya mereka datang membawa membawa aneka sesajian, diantaranya aneka jenis kue, buah-buahan dan makanan kesukaan almarhum-almarhumah, serta tidak ketinggalan membawa kertas sembahyang berwarna emas (kim cua) dan perak (gin cua) untuk untuk dibakar atau dikirim kepada leluhur.

Sedangkan dari pihak keluarga selalu memohon kepada orangtua/ leluhur agar diberikan berkah kesehatan, keselamatan dan keluarga aman sentosa, ada juga yang memanjatkan doa agar dipermudah rejeki dan dilancarkan usahanya, serta mendoakan arwah leluhur agar tenang dan bahagia di alam baka.

Setelah ziarah ke makam leluhur, keluarga besar Robin juga melakukan sembahyang di rumah masing-masing.

Tahun ini boleh dibilang cukup tertib dibanding tahun lalu, setiap kendara diatur sedemikian rupa agar jalan masuk mau keluar tidak mengalami macet total seperti tahun lalu.

Kata Mulyadi, “Tahun ini lebih bagus dari tahun lalu, karena tahun ini kita arahkan pintu utama untuk masuk kendaraan dan pintu dua, kita atur untuk keluar kendaraan,” tahun penziarah meningkat dibandingkan tahun lalu, pasalnya ceng beng tahun lebih bagus, maka yang datang berziarah hampir 70%. Total makam yang ada di TPU Masyarakat Tionghoa lebih kurang 6.000 makam. Kata Mulyadi (Romy)