JAMBI, ayojambi.com – Sebelum memasuki materi seminar, peserta dari dalam dan luar negeri seharian melakukan peninjauan (lihat foto city tour) ke Candi Kadaton, Candi Gumpung Tinggi dan Candi Gumpung di komplek percandian Muarojambi (21/8).
Bambang Budi Utomo selaku ketua panitia penyelenggaraan Seminar Internasional Sriwijaya mengatakan, tujuan dari acara seminar tidak lain adalah untuk mempererat tali persahabatan antara negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Tiongkok (lihat foto seminar).
Pelaksaan seminar ini dihadiri oleh 11 narasumber, yakni dari Prancis, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Jepang. Sementara narasumber dari Indonesia sendiri berjumlah 12 orang, yang akan bicara soal pemukiman sebelum Sriwijaya, teknologi, agama dan topik khusus tentang Muaro Jambi.
Seminar Internasional Sriwijaya ini, sebelumnya pernah dilakukan di Kota Jambi pada Agustus 1982 silam. Pada waktu itu disponsori oleh (Seameo Project in Archaeologi and Fine Arts) SPAFA sebuah organisasi di bawah Menteri pendidikan asia tenggara.
Seminar Internasional Sriwijaya pertama kali, digagas Dr Hasan Wirayudha, anggota Tim dewan pertimbangan Presiden dan mantan mMenlu RI yang tertarik pada kebesaran kerajaan Sriwijaya dibidang perdagangan dan kemaritiman.
Kata ketua panitia pelaksana, Bambang Budi Utomo, selain dari nara sumber, panitia juga mengundang lebih dari 100 peserta aktif dari Jambi maupun luar provinsi lainnya. "Mereka ini adalah orang-orang yang peduli dengan Sriwijaya dan peduli dengan kepurbakalaan di Jambi yang bercita-cita menjadi warisan dunia," kata pria yang akrab disapa mas Tomi ini.
Selain itu, selama Seminar Internasional berlangsung di Jambi, peserta mendapatkan pelayanan keamanan dari Subdit Wisata Dit Pam Obvit Polda Jambi. (Romy)
Pelaksaan seminar ini dihadiri oleh 11 narasumber, yakni dari Prancis, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Jepang. Sementara narasumber dari Indonesia sendiri berjumlah 12 orang, yang akan bicara soal pemukiman sebelum Sriwijaya, teknologi, agama dan topik khusus tentang Muaro Jambi.
Seminar Internasional Sriwijaya ini, sebelumnya pernah dilakukan di Kota Jambi pada Agustus 1982 silam. Pada waktu itu disponsori oleh (Seameo Project in Archaeologi and Fine Arts) SPAFA sebuah organisasi di bawah Menteri pendidikan asia tenggara.
Seminar Internasional Sriwijaya pertama kali, digagas Dr Hasan Wirayudha, anggota Tim dewan pertimbangan Presiden dan mantan mMenlu RI yang tertarik pada kebesaran kerajaan Sriwijaya dibidang perdagangan dan kemaritiman.
Kata ketua panitia pelaksana, Bambang Budi Utomo, selain dari nara sumber, panitia juga mengundang lebih dari 100 peserta aktif dari Jambi maupun luar provinsi lainnya. "Mereka ini adalah orang-orang yang peduli dengan Sriwijaya dan peduli dengan kepurbakalaan di Jambi yang bercita-cita menjadi warisan dunia," kata pria yang akrab disapa mas Tomi ini.
Selain itu, selama Seminar Internasional berlangsung di Jambi, peserta mendapatkan pelayanan keamanan dari Subdit Wisata Dit Pam Obvit Polda Jambi. (Romy)
* www.ayojambi.com/