BAGI anda yang pertama kali datang ke Manado jangan heran. Di kota ini, semua jenis hewan peliharaan bisa dijadikan santapan. Tidak ada alasan khusus untuk memakan hewan-hewan itu, selain kenikmatan.
Tentu, hal itu tidak terjadi di luar Sulawesi Utara (Sulut). Di luar kota ini, hewan-hewan seperti kucing, dan anjing, selain menjadi peliharaan, juga menjadi makanan sehari-hari. Tidak hanya itu, sapi, kuda, kambing, ayam, dan ikan juga.
Bagi warga Sulut yang beragama Kristen, hewan jenis kucing, tikus, ular, kelelawar (paniki-sebutan pribumi Sulut), monyet, dan babi, merupakan menu santapan yang sangat lezat. Warga Manado biasa menyebut makanan itu dengan nama depan "ikan".
Misalnya ayam, disebut dengan ikan ayam, dan beberapa lauk-pauk lainnya. Bagi anda yang ingin mencicipi seperti apa lezatnya semua jenis ikan itu, silakan datang ke Manado, dan rasakan sendiri. Anda tertarik?
Seperti diungkapkan Wido Merung, warga Manado yang beragama Kristen (di luar Kristen Advent). Dia mengaku, sudah pernah mencicipi semua jenis ikan yang dijual di Manado. Menurutnya, semua hewan-hewan itu memiliki rasa yang sangat enak.
"Daging kucing rasanya hampir seperti kelinci, cuma dagingnya agak sedikit berserat seperti daging ayam. Tikus rasanya sedikit manis, dan tidak ada persamaan rasanya dengan hewan manapun. Demikian juga dengan anjing, belum ada persamaan rasa dagingnya, cuma habis makan badan terasa panas," ujarnya, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (13/8/2014).
Menurutnya, tidak hanya Manado yang menyajikan hewan-hewan tersebut sebagai menu makanan. Ada beberapa kabupaten dan kota lainnya yang juga menyajikan makanan seperti itu. Terutama daerah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
"Utamanya di daerah Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, dan Minahasa. Sebagian besar warga di sana mengonsumsi semua jenis hewan. Bagi warga di sana, makanan itu sudah biasa," terangnya.
Dijelaskan dia, Provinsi Sulut memiliki 15 kabupaten dan empat kota. Dari kabupaten dan kota itu, di antaranya yang terbesar adalah Kota Manado, Kota Bitung, dan Kota Kotamobagu. Kota-kota besar ini memiliki pasar yang khusus menyediakan ikan bagi warga ingin menjadikannya menu santapan.
"Pusat hewan terlengkap dan terbanyak berada di Pasar Beriman Kota Tomohon, sementara di kabupaten kota yang juga menjual setiap hari adalah Langowan, Kabupaten Minahasa. Di Pasar Beriman, setiap hari hewan apapun yang dicari ada," ungkapnya.
Hal itu, berbeda dengan kota-kota lain yang hanya menjual hewan jenis babi, tikus, ular, dan lainnya hanya saat menjelang Hari Raya Natal. Namun begitu, secara umum pasar-pasar di daerah ini menyediakan aneka jenis hewan untuk menu santapan.
"Yang jelas, di Manado, semua yang merayap dan berkaki empat adalah makanan. Tinggal kursi dan meja berkaki empat saja yang belum bisa dijadikan santapan. Begitu juga dengan kereta api, meski bisa merayap, tidak bisa dimakan," candanya.
http://daerah.sindonews.com/read/890999/29/di-manado-semua-hewan-peliharaan-bisa-dimakan-1407958823* www.ayojambi.com/
Bagi warga Sulut yang beragama Kristen, hewan jenis kucing, tikus, ular, kelelawar (paniki-sebutan pribumi Sulut), monyet, dan babi, merupakan menu santapan yang sangat lezat. Warga Manado biasa menyebut makanan itu dengan nama depan "ikan".
Misalnya ayam, disebut dengan ikan ayam, dan beberapa lauk-pauk lainnya. Bagi anda yang ingin mencicipi seperti apa lezatnya semua jenis ikan itu, silakan datang ke Manado, dan rasakan sendiri. Anda tertarik?
Seperti diungkapkan Wido Merung, warga Manado yang beragama Kristen (di luar Kristen Advent). Dia mengaku, sudah pernah mencicipi semua jenis ikan yang dijual di Manado. Menurutnya, semua hewan-hewan itu memiliki rasa yang sangat enak.
"Daging kucing rasanya hampir seperti kelinci, cuma dagingnya agak sedikit berserat seperti daging ayam. Tikus rasanya sedikit manis, dan tidak ada persamaan rasanya dengan hewan manapun. Demikian juga dengan anjing, belum ada persamaan rasa dagingnya, cuma habis makan badan terasa panas," ujarnya, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (13/8/2014).
Menurutnya, tidak hanya Manado yang menyajikan hewan-hewan tersebut sebagai menu makanan. Ada beberapa kabupaten dan kota lainnya yang juga menyajikan makanan seperti itu. Terutama daerah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
"Utamanya di daerah Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, dan Minahasa. Sebagian besar warga di sana mengonsumsi semua jenis hewan. Bagi warga di sana, makanan itu sudah biasa," terangnya.
Dijelaskan dia, Provinsi Sulut memiliki 15 kabupaten dan empat kota. Dari kabupaten dan kota itu, di antaranya yang terbesar adalah Kota Manado, Kota Bitung, dan Kota Kotamobagu. Kota-kota besar ini memiliki pasar yang khusus menyediakan ikan bagi warga ingin menjadikannya menu santapan.
"Pusat hewan terlengkap dan terbanyak berada di Pasar Beriman Kota Tomohon, sementara di kabupaten kota yang juga menjual setiap hari adalah Langowan, Kabupaten Minahasa. Di Pasar Beriman, setiap hari hewan apapun yang dicari ada," ungkapnya.
Hal itu, berbeda dengan kota-kota lain yang hanya menjual hewan jenis babi, tikus, ular, dan lainnya hanya saat menjelang Hari Raya Natal. Namun begitu, secara umum pasar-pasar di daerah ini menyediakan aneka jenis hewan untuk menu santapan.
"Yang jelas, di Manado, semua yang merayap dan berkaki empat adalah makanan. Tinggal kursi dan meja berkaki empat saja yang belum bisa dijadikan santapan. Begitu juga dengan kereta api, meski bisa merayap, tidak bisa dimakan," candanya.
http://daerah.sindonews.com/read/890999/29/di-manado-semua-hewan-peliharaan-bisa-dimakan-1407958823* www.ayojambi.com/