Beijing - Setiap tahun 10 ribu anjing akan disembelih dan dimakan untuk Perayaan Festival daging anjing di Kota Yulin, China. Festival yang diduga menyiksa anjing ini pun mendapat kecaman dari berbagai kalangan terutama pecinta hewan.
Meski mendapat kecaman, Festival ini telah berlangsung sekitar 400 atau 500 tahun di China. Karena warga sekitar meyakini dengan memakan anjing dapat menangkal panas saat datanganya musim panas menurut kantor berita BBC.
Untuk menyelamatkan anjing-anjing dari penyiksaan di festival tersebut, banyak pecinta hewan yang rela merogoh koceh dengan membeli beberapa anjing. Hal itu pun juga yang dilakukan Yang Xiaoyun, pensiunan guru SD yang membeli 100 anjing dari Festival Yulin seharga $1.000 atau sekitar Rp 14 juta pada Sabtu (20/6/2015).
Adapun, Kementerian Kesehatan China mengatakan Kota Yulin merupakan salah satu kota yang rawan kasus rabies pada manusia. Meski memakan daging anjing tidak menyebabkan rabies, namun penanganan dan pembantaian sejumlah besar anjing yang tidak divaksinasi berisiko tinggi infeksi rabies.
Anjing-anjing yang dimakan pada Festival Yulin, merupakan anjing yang dibawa sejauh 1.000 mil dari Kota Yulin. Saat menempuh perjalanan, anjing diletakkan dalam kandang kawat dan tidak diberi makan serta air selama berhari-hari. Sehingga anjing tiba di Yulin dengan kondisi yang kekurangan gizi dan dehidrasi.
Atas perilaku penyiksaan tersebut, para aktivis pecinta hewan mengecam aksi Festival Yulin. Mereka mengkampanyekan larangan festival dan mendapat dukungan sebanyak 3,8 juta orang sejauh ini. Kampanye juga mendapatkan dukungan cukup besar dari selebriti dalam dan luar negeri.
http://news.detik.com/internasional/2949431/tradisi-pembantaian-anjing-di-china-sudah-sejak-500-tahun-lalu
Untuk menyelamatkan anjing-anjing dari penyiksaan di festival tersebut, banyak pecinta hewan yang rela merogoh koceh dengan membeli beberapa anjing. Hal itu pun juga yang dilakukan Yang Xiaoyun, pensiunan guru SD yang membeli 100 anjing dari Festival Yulin seharga $1.000 atau sekitar Rp 14 juta pada Sabtu (20/6/2015).
Adapun, Kementerian Kesehatan China mengatakan Kota Yulin merupakan salah satu kota yang rawan kasus rabies pada manusia. Meski memakan daging anjing tidak menyebabkan rabies, namun penanganan dan pembantaian sejumlah besar anjing yang tidak divaksinasi berisiko tinggi infeksi rabies.
Anjing-anjing yang dimakan pada Festival Yulin, merupakan anjing yang dibawa sejauh 1.000 mil dari Kota Yulin. Saat menempuh perjalanan, anjing diletakkan dalam kandang kawat dan tidak diberi makan serta air selama berhari-hari. Sehingga anjing tiba di Yulin dengan kondisi yang kekurangan gizi dan dehidrasi.
Atas perilaku penyiksaan tersebut, para aktivis pecinta hewan mengecam aksi Festival Yulin. Mereka mengkampanyekan larangan festival dan mendapat dukungan sebanyak 3,8 juta orang sejauh ini. Kampanye juga mendapatkan dukungan cukup besar dari selebriti dalam dan luar negeri.
http://news.detik.com/internasional/2949431/tradisi-pembantaian-anjing-di-china-sudah-sejak-500-tahun-lalu
* www.ayojambi.com/