JAMBI, Ayojambi.com – Untuk kali pertama Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi mengadakan “Pabbajja Samanera” yeng lebih dikenal dengan sebutan Melatih Diri Menjadi Bhikkhu dari tanggal 12 sampai 22 Juni 2016, di Maha Cetiya Oenang Hermawan, Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Pabbajja (Penahbisan) Samanera (calon Bhikkhu) 沙彌和尚 diikuti puluhan umat Buddha di Jambi [Lihat Foto : Pabbajja Samanera].
Satu per satu peserta calon Samanera harus merelakan rambut mereka dipotong (plonco), dan mereka berkewajiban untuk mengikuti segala peraturan yang sehari-hari dilakukan oleh senior mereka (Bhikkhu). Pemotongan rambut diawali dari pihak keluarga secara simbolis, stelah itu baru di plonco oleh para Bhikkhu.
Ada sebelas Bhikkhu dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia ( MBMI ) yang dipimpin oleh Phramaha Bhodiwongsa Jarn (Ratcha Pandit Thailand)
Ketua Acara Pabbajja Samanera sementara di Maha Cetiya Oenang Hermawan yang diadakan pada tanggal 11 sampai 22 Juni 2016. Yang khusus untuk pencukuran rambut para calon Samanera, mereka terlihat sangat berhati-hati saat pencukuran berlangsung. Para peserta tampak sangat menikmati acara tersebut. Untuk diketahui, samanera adalah posisi atau tingkat yang harus dilalui sebelum seseorang menjadi Bhikkhu. Samanera merupakan panggilan untuk laki-laki. “ namun kedudukannya sama, yaitu harus mengikuti sila-sila yang diajarkan oleh sang Buddha.”
Selama mengikuti latihan para peserta berkewajiban mengikuti peraturan layaknya hidup sebagai seorang Bhikkhu seperti hidup secara mandiri, mulai dari nginap di cetiya/vihara, bangun pagi membersihkan tempat tidur, mandi, makan, cuci piring, cuci pakaian, semua itu mereka lakukan sendiri.
Peserta Pabbajja Samanera tertua adalah Ketua Maha Cetiya Oenang Hermawan, Darma Pawarta Oenang (温福山) 58 tahun dan yang termuda adalah Alfredick Louis 8 tahun. (Romy)
* www.ayojambi.com/