JAMBI - Beberapa warga Jambi mengeluhkan betapa panas cuaca di awal Agustus ini. Ternyata Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi punya jawabannya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Syaifuddin Jambi mencatat ini terkait fenomena pergerakan semu matahari. Dikatakan pergerakan semu karena yang sebenarnya bergerak adalah bumi, bukan matahari.
Nurangesty Widyastuti selaku kepala BMKG Jambi mengatakan matahari sedang naik ke arah khatulistiwa.
“Pas bulan September matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Sementara itu pada Oktober dan November matahari kembali menjauh dari khatulistiwa dan mengarah ke selatan,” katanya, pada Senin (8/8).
Selepas Oktober matahari akan bergerak ke Selatan. Dari selatan akan bergerak lagi ke Utara dan seperti Maret lalu matahari akan kembali mendekati garis khatulistiwa.
BMKG sendiri mencatat suhu maksimum bulan Agustus rentang selama 20 tahun adalah 35 derajat celcius. Data ini merupakan rata-rata suhu udara maksimum bulan Agustus sejak 1994 hingga 2013. Namun, hingga 2015 suhu maksimal masih 35 derajat celcius.
“Sementara bulan ini yang tercatat hingga 7Agustus lalu suhu maksimum adalah 34,6 derajat celcius. Artinya tidak dapat dikatakan panasnya mencapai titik ekstrem karena titik maksiumum 35 derajat celcius. Kalau lebih tinggi sampai 36 atau 37baru dapat dikatakan ekstrem naiknya,” katanya.
“Berarti masih normal,” tambahnya.
Namun jika dibandingkan dengan rata-rata satu bulan tahun lalu, pada bulan Agustus suhu rata-rata 32,4 derajat celcius. Selain bulan Agustus belum selesai direkapitulasi, Nurangesty mengatakan suhu udara Jambi masih normal.
Bila dikaitkan dengan puncak musim kemarau, Nur mengatakan sebenarnya puncak kemarau juga berada antara Agustus dan September.