JAMBI - Thi Kong atau Sembahyang Chue Kau atau biasa disebut Sembahyang Tebu biasa diaksanakan pada malam ke delapan memasuki malam ke sembilan Imlek setiap tahunnya. Tahun ini, sembahyang Thi Kong jatuh pada tanggal 4 Februari 2017, menjelang 5 Februari 2017 dimulai pukul 00.00 WIB hingga dini hari [Lihat Album: Sembahyang Thi Kong].
Sembahyang Thi Kong diakukan oleh seluruh warga Tionghoa dimuka bumi ini dilaksanakan di depan rumah masing-masing untuk mengingat penguasa Dunia, Dewa Langit. Didalam Agama Khonghucu, hari ke sembilan Imlek diyakini sebagai hari ulang tahun dewa Langit. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa untuk melakukan ritual sembahyang Thi Kong di depan rumah masing masing. Biasanya, masyarakat Tionghoa akan mempersiapakn meja sembahyang (altar) menghadap ke jalan dan ada yang melakukannya di loteng tingkat atas rumahnya.
Dari pantauan indochinatown.com, Minggu (5/2) dini hari saat itu, seluruh warga Tionghoa di perkampungan masyarakat tionghoa, di Jalan Koni 1 hingga Koni IV, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, warga setempat membakar Hio atau Gaharu Besar (dupa) di depan rumah masing-masing dan mempersembahakan berbagai macam makanan manisan dan aneka kue-kue.
"Beberapa makanan atau manisan diyakini memiliki makna dan akan memberikan berkah bagi keluarga mereka, beberapa makanan yang biasa disajikan itu dipersembahkan untuk Dewa Langit," jelas Rohaniawan Matakin Kota Jambi, The Lien Teng.
Lanjutnya, berbagai sajian itu meliputi Thi Kue atau kue keranjang manis yang melambangkan agar kehidupan mereka di tahun baru Imlek (tahun Ayam Api) ini akan selalu manis-manis. Sedangkan Jeruk , dalam bahasa Hok Kian sering disebut Kiat atau Kam yang mempunyai arti emas, jadi mengharapkan rezeki ditahun mendatang banyak mendapatkan Emas. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi