JAMBI - Lim Tek Chong taoshe dari Tiongkok kembali memberikan pelayan Po Un “补运” kepada umat Khonghucu Jambi di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Setiap awal Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu Jambi mengikuti ritual Po Un 补运 di Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien占碑狮仔殿孔教庙 (1/2-2017), tujuan Po Un 补运 adalah untuk memohon Berkah dan Keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ujar The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di Tiongkok. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu setiap tahun selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng”. katanya. Tujuan Po Un, untuk memohon kepada Tuhan dan para suci sen ren (dewa-dewi) agar terhindar dari jiong (konflik) dengan Tai Sui pada tahun-tahun tertentu
Dari pantauan di lapangan, prosesi Pu Un yang dilakukan di Kelenteng Sai Che Tien Jambi berbeda dangan Po Un di tempat-tempat lain, jika di Kelenteng Sai Che Tien, setiap peserta atau perwakilan dari keluarga Po Un wajib mengikuti taoshe keliling altar sebanyak 12 putaran, sedangkan di tempat lain, peserta cukup bawa baju, lalu di stempel selesai.
Menurut salah satu peserta dari kawasan Payo Selincah yang telah mengikuti Po Un sebanyak empat kali menyatakan, prosesi di kelenteng ini jauh berbeda dengan kelenteng-kelenteng lainnya, di kelenteng lain baju kita hanya dikipas-kipas saja, tanpa adanya ritual keliling altar, “Di kelenteng lain Po Un, pakaian kita hanya dikipas-kipas saja”, ujar warga tersebut.
Boleh dibilang peserta Po Un merasa capek, karena peserta mesti keliling altar roh suci Nabi Fu Xi sebanyak 12 kali, namun peserta juga merasa puas lantaran bisa langsung ikut dalam prosesi Po Un yang memakan waktu lebih dari 2 jam. (Romy)
Sesajian untuk ritual Po Un, biasanya yang harus disiapkan adalah :
1. Dupa / hio dan lilin merah (disediakan pihak panitia).
2. Satu mangkok wajek (disediakan pihak panitia).
3. Telor ayam dikasih warna merah (disediakan pihak panitia).
4. Sejumlah kertas hu (disediakan pihak panitia).
5. Satu bungkus bunga Mie Swa (disediakan pihak panitia).
6. Baju tiap-tiap anggota keluarga yang mau di Po Un (dibawa oleh warga yang mau Po Un).
7. Gambar bentuk orang dewasa (kepala keluarga) wanita (ibu) dan anak laki-laki maupun perempuan.
8. Kertas warna pink bertulisan nama-nama yang mau Po Un, mulai dari kepala keluarga, istri, anak laki-laki/ perempuan serta keluarga yang ikut dalam rumah seperti kakek/Nenek/Kakak dan lain sebagainya berikut tanggal kelahiran (shio). Seusai mengelilingi altar lalu taushe (saikong) membaca satu persatu nama Po Un, tidak boleh serentak seperti penyelenggara lainnya.
Tahapannya berikutnya adalah :
1, Semua persembahan dimasukan ke dalam keranjang plastik dan disusun diatas meja merah.
2. Lalu taushe (saikong) membaca mantera (mengudang para shen ming (dewa-dewi), untuk awal Po Un, upacara ini bisa memakan waktu lebih kurang dua jam, selanjutanya hanya memakan waktu 1 jam.
3. Setiap peserta Po Un berkewajiban untuk mengikuti tahapan demi tahapan dengan mengitari altar utama, yakni Hoo Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi) dan melintasi jembatan yang terbuat dari kayu sambil menyebut Kuwei (bahasa Hokkien) liwatlah. Seusai prosesi panitia menstempel lambang para suci pada bagian pundak baju/ pakaian, baju yang distempel ini dipakai oleh para peserta Po Un selama 3 hari berturut.
4. Setelah itu, maka tinggal membakar semua kertas sembahyang yang udah di berkati.
5. Terakhir peserta membawa pulang semuanya, baju untuk dipakai, Mie Swa dimasak dan dimakan bersama telor merah (melambangkan panjang umur).
6. Kertas Hu untuk dipakai oleh peserta. (Romy)