JAMBI – Dua hari menjelang perayaan tahun baru Imlek 256, tebu batangan jenis tebu telor laris di sejumlah pasar tradisional Jambi, akibatnya harga tebu pun melejit hingga menembus Rp25.000 untuk sepasang.
"Kalau di hari-hari biasa, apalagi tebu dalam bentuk batangan yang masih lengkap dengan daunnya, jarang dicari orang, namun menjelang tahun baru Imlek, harga sebatang tebu bisa sampai Rp. 25 ribu rupiah perpasang (dua batang)," kata seorang pedagang tebu di pasar Hong Kong, Selasa (1/2).
Menurutnya, hari-hari biasa, harga tebu perpasang hanya Rp. 10 ribu. Umumnya yang beli adalah pedagang yang mangkal di sekolah. Namun menjelang Imlek, para pembelinya adalah warga keturunan Tionghoa.
Menurut Rohaniwan Makin Sai Che Tien, The Lien Teng, tradisi yang dianut masyarakat tionghoa secara turun-temurun, buah-buahan yang manis-manis seperti tebu, nanas, pisang mas, jeruk bali, apel, kim kiet, sien toe dan lain sebagainya menjadi salah satu sesajen pada waktu bersembahyang.
"Buah-buahan itu mengandung nilai filosofis sekaligus sebagai harapan, agar kehidupan ke depan akan 'manis' atau lebih baik," katanya.
Selain itu, tambah Lien teng, puncak Imlek atau hari ke-15 setelah Imlek yang dikenal dengan sebutan malam Cap Go Me, digelar sembahyang dan karvanal di seputar kawasan Koni dan Budiman dengan menampilkan atraksi barongsai dan mengusung tandu patung dewa (kim sin) yang diyakini memiliki sakral. (rom)