Puluhan perwakilan warga yang didominasi para ibu rumah tangga, Senin siang (7/3-2011) melakukan protes di depan pintu masuk sebuah perumahan di Kota Jambi.
Dengan menggelar berbagai spanduk, protes warga perumahan yang didominasi oleh para ibu rumah tangga ini juga diwarnai aksi orasi dan melempar bh ke papan nama kantor penjualan perumahan PT PSP.
Dalam orasinya, warga meminta agar PT PSP selaku pengembang, harus bertanggung jawab atas kesengajaan karena telah menyalurkan air limbah dari warga (air comberan) untuk di konsumsi kembali oleh warga di perumahan tersebut tanpa adanya proses penyaringan.
Hal ini terungkap setelah beberapa waktu yang lalu, warga memergoki aktivitas beberapa tukang bangunan yang tengah memperbaiki sebuah kolam yang selama ini dirahasiakan.
Setelah diusut, akhirnya warga mengetahui bahwa aliran selokan yang berasal dari rumah-rumah warga yang ditampung di sebuah kolam ukuran 5x5 meter, lalu airnya disedot kembali dengan sebuah pompa untuk disalurkan ke rumah warga.
Dengan kenyataan tersebut, warga pun akhirnya mengetahui bahwa selama ini mereka telah mengkonsumsi air comberan hasil limbah rumah tangga mereka sendiri.
Aksi protes tersebut mereka layangkan kepada pengembang perumahan, yakni PT Putra Sentosa Prakarsa (PSP) karena diduga telah sengaja memberikan air limbah dari warga (air comberan) untuk di konsumsi kembali oleh warga di perumahan tersebut.
Akibat dugaan kesengajaan tersebut. kini banyak warga yang mengalami berbagai penyakit, terutama gatal-gatal dan muntaber.
Tidak hanya penyakit yang dikeluhkan warga,/ tetapi juga rasa kesal! sebab selama tiga tahun belakangan mereka harus mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat dari air limbah mereka sendiri yang sengaja disalurkan oleh pihak pengembang ke rumah mereka kembali.
Untuk mengatasi permasalahan ini, sebenarnya pihak pemerintah kota dan DPRD kota Jambi sudah pernah memanggil pihak pengembang untuk dimintai keterangganya, bahkan Polisi pun sudah menyita pompa air dari perumahan ini.
Namun hingga saat ini, proses penyelesaian limbah warga ini belum menemukan titik terang, warga berencana, jika pihak pengembang tidak mau meminta maaf melalui media massa, ataupun melakukan ganti rugi kepada warga perumahan, mereka akan melakukan aksi yang lebih besar lagi nantinya. (nug)
Dengan menggelar berbagai spanduk, protes warga perumahan yang didominasi oleh para ibu rumah tangga ini juga diwarnai aksi orasi dan melempar bh ke papan nama kantor penjualan perumahan PT PSP.
Dalam orasinya, warga meminta agar PT PSP selaku pengembang, harus bertanggung jawab atas kesengajaan karena telah menyalurkan air limbah dari warga (air comberan) untuk di konsumsi kembali oleh warga di perumahan tersebut tanpa adanya proses penyaringan.
Hal ini terungkap setelah beberapa waktu yang lalu, warga memergoki aktivitas beberapa tukang bangunan yang tengah memperbaiki sebuah kolam yang selama ini dirahasiakan.
Setelah diusut, akhirnya warga mengetahui bahwa aliran selokan yang berasal dari rumah-rumah warga yang ditampung di sebuah kolam ukuran 5x5 meter, lalu airnya disedot kembali dengan sebuah pompa untuk disalurkan ke rumah warga.
Dengan kenyataan tersebut, warga pun akhirnya mengetahui bahwa selama ini mereka telah mengkonsumsi air comberan hasil limbah rumah tangga mereka sendiri.
Aksi protes tersebut mereka layangkan kepada pengembang perumahan, yakni PT Putra Sentosa Prakarsa (PSP) karena diduga telah sengaja memberikan air limbah dari warga (air comberan) untuk di konsumsi kembali oleh warga di perumahan tersebut.
Akibat dugaan kesengajaan tersebut. kini banyak warga yang mengalami berbagai penyakit, terutama gatal-gatal dan muntaber.
Tidak hanya penyakit yang dikeluhkan warga,/ tetapi juga rasa kesal! sebab selama tiga tahun belakangan mereka harus mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat dari air limbah mereka sendiri yang sengaja disalurkan oleh pihak pengembang ke rumah mereka kembali.
Untuk mengatasi permasalahan ini, sebenarnya pihak pemerintah kota dan DPRD kota Jambi sudah pernah memanggil pihak pengembang untuk dimintai keterangganya, bahkan Polisi pun sudah menyita pompa air dari perumahan ini.
Namun hingga saat ini, proses penyelesaian limbah warga ini belum menemukan titik terang, warga berencana, jika pihak pengembang tidak mau meminta maaf melalui media massa, ataupun melakukan ganti rugi kepada warga perumahan, mereka akan melakukan aksi yang lebih besar lagi nantinya. (nug)