Senin, 04 April 2011

Penghormatan Kepada Orang Tua

Bagi masyarakat Tionghua, penghormatan kepada orang tua, baik kepada yang masih hidup maupun kepada yang sudah meninggal, merupakan sebuah kebudayaannya sejak jaman dahulu kala.
Relasi antar manusia dalam tradisi Tionghua tidak akan hilang, meskipun kematian telah memisahkan orang dari kehidupan di atas dunia ini. Karena itu tidak heran kalau dalam setiap keluarga penghormatan kepada leluhur menjadi bagian penting dalam kehidupan bersama. Orang yang tidak lagi menghormati leluhur yang telah meninggal dianggap sebagai seorang anak durhaka, sebab mereka melupakan asal usul dan jasa dari para pendahulunya, bahkan melupakan akar kehidupannya sendiri.

Penghormatan kepada para leluhur bukanlah suatu sikap menyembah. Hal inilah yang kerap kali disalahmengerti oleh sebagian besar orang, bahkan oleh orang Tionghua sendiri. Peletak dasar ajaran etika bangsa Tionghua, tidak mengajarkan penyembahan kepada leluhur, seakan-akan mereka itu setingkat dewa. Persembahan itu hanyalah sarana untuk menyatakan hormat dan penghargaan kepada leluhur/ tokoh-tokoh yang berjasa dalam hidup.

Masyarakat Tionghua membagi dunia dalam dualisme yin-yang. Kehidupan di dunia ini disebut dunia yang, dan kehidupan sesudah dunia ini disebut yin. Maka bila orang meninggalkan dunia ini, dia berpindah ke dimensi lain dari kehidupan. Mereka tidak mati dalam pengertian binasa, tidak ada lagi, dan tidak mempunyai hubungan dengan dunia. Hubungan antara yang hidup dan yang mati, antara dunia sini dan dunia sana, inilah yang harus dijaga keseimbangannya. Bila keseimbangan itu terganggu, roh-roh akan marah. Keseimbangan ini dijaga bukan dengan persembahan, melainkan dengan perilaku hidup moral yang baik dan benar. (rom)