Pelaksana Harian Masyarakat peduli candi Muarojambi (The Society of Muaro Jambi Temple - The Somt), Hidayat, di Jambi Selasa mengatakan, kedatangan biksu asal Buthan tersebut, selain urusan keagamaan juga keinginan mempelajari sejarah agama Buddha yang ada di kasawan percandian Muarojambi.
Pasca The Somt mengaungkan pemberitaan bahwa, komplek percandian Muarojambi agar bisa masuk menjadi situs yang dapat dikenal dan diakui dunia. Selain itu bisa menjadi salah satu warisan dunia, sehingga kedatangan beberapa biksu atau petapa agama Budha ke Jambi khsusnya ke kompleks candi Muarojambi berjarak 60 Km dari pusat kota sangat mendukungnya.
Kedua bhiksu asal Buthan bernama Nyima dan Yashi, pada hari pertama tiba di Jambi langsung diantar mengunjungi Balai Pelestarian Peninggalan Perpurbakalaan (BP3) Jambi, guna melihat dari dekat benda-bendar bersejarah yang ditemukan di kompleks percandian Muarojambi.
Kedua biksu tersebut, dengan menggunakan bahasa Cina bercampur bahasa Inggris didampingi, Pelaksanaa harian The Somt, Hidayat dan Kepala BP3 Jambi, Wiston SD Mambo, memperhatikan beberapa benda sejarah peninggalan agama Budha di Candi Muarojambi.
Benda sejarah yang diperlihatkan kepada kedua biksu tersebut diantaranya tiga lembar lempengan emas ukuran kecil yang bertuliskan atau aksara Jawa Kuno yang ditemukan di komplek candi Muarojambi pada 1984 dan 1998.
Kedua biksu tersebut terlihat menbacakan tulisan yang ada di lembaran lempengan emas tersebut, menggunakan kaca pembesar yang disediakan pihak BP3 Jambi. Selain itu, petapa agama Budha tersebut juga diperlihatkan uang koin kuno terbuat dari perunggu, perak dan emas yang juga ditemukan di kompleks candi tersebut dan diperlihat timbangan terbuat dari perak berserta batu timbangan.
Menurut Hidayat, pengakuan dari kedua biksu tersebut bahwa, benda bersejarah yang ditemukan di komplek candi Muarojambi tersebut, hampir sama dengan yang ada di negara Buthan. Selain itu, mereka juga akan mempelajari dan melihat langsung komplek candi Muarojambi yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi didampingi petugas dari The Somt dan BP3 Jambi.
Candi Muarojambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa bangunan candi seperti Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi.
Dikompleks candi Muaro Jambi itu juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya dan disana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.
http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/05/03/lklqdj-biksu-bhutan-artefak-di-candi-muarojambi-mirip-dengan-artefak-di-bhutan
Pasca The Somt mengaungkan pemberitaan bahwa, komplek percandian Muarojambi agar bisa masuk menjadi situs yang dapat dikenal dan diakui dunia. Selain itu bisa menjadi salah satu warisan dunia, sehingga kedatangan beberapa biksu atau petapa agama Budha ke Jambi khsusnya ke kompleks candi Muarojambi berjarak 60 Km dari pusat kota sangat mendukungnya.
Kedua bhiksu asal Buthan bernama Nyima dan Yashi, pada hari pertama tiba di Jambi langsung diantar mengunjungi Balai Pelestarian Peninggalan Perpurbakalaan (BP3) Jambi, guna melihat dari dekat benda-bendar bersejarah yang ditemukan di kompleks percandian Muarojambi.
Kedua biksu tersebut, dengan menggunakan bahasa Cina bercampur bahasa Inggris didampingi, Pelaksanaa harian The Somt, Hidayat dan Kepala BP3 Jambi, Wiston SD Mambo, memperhatikan beberapa benda sejarah peninggalan agama Budha di Candi Muarojambi.
Benda sejarah yang diperlihatkan kepada kedua biksu tersebut diantaranya tiga lembar lempengan emas ukuran kecil yang bertuliskan atau aksara Jawa Kuno yang ditemukan di komplek candi Muarojambi pada 1984 dan 1998.
Kedua biksu tersebut terlihat menbacakan tulisan yang ada di lembaran lempengan emas tersebut, menggunakan kaca pembesar yang disediakan pihak BP3 Jambi. Selain itu, petapa agama Budha tersebut juga diperlihatkan uang koin kuno terbuat dari perunggu, perak dan emas yang juga ditemukan di kompleks candi tersebut dan diperlihat timbangan terbuat dari perak berserta batu timbangan.
Menurut Hidayat, pengakuan dari kedua biksu tersebut bahwa, benda bersejarah yang ditemukan di komplek candi Muarojambi tersebut, hampir sama dengan yang ada di negara Buthan. Selain itu, mereka juga akan mempelajari dan melihat langsung komplek candi Muarojambi yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi didampingi petugas dari The Somt dan BP3 Jambi.
Candi Muarojambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa bangunan candi seperti Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi.
Dikompleks candi Muaro Jambi itu juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya dan disana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.
http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/05/03/lklqdj-biksu-bhutan-artefak-di-candi-muarojambi-mirip-dengan-artefak-di-bhutan