Kini ada satu bukti lagi. Adalah penemuan Pardinal (31), warga Desa Kumun Hilir, Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungaipenuh. Ia mengaku menemukan fosil berbentuk gigi besar, yang diduga fosil manusia purba HomoKerincineinsis.
"Ya, gigi‑gigi tersebut saya temukan sejak satu setengah tahun lalu. Melihat dari bentuk dan ukurannya serta kondisi sewaktu saya temukan, saya berkeyakinan gigi‑gigi ini adalah gigi manusia purba nenek moyang Suku Kerinci. Atau bisa juga gigi kingkong atau mungkin jenis dinosaurus, makanya saya simpan,'' ujar Pardinal saat dikonfirmasi, Kamis (12/5) kemarin.
Menurut pengakuan warga yang bekerja sebagai penambang pasir, koral dan batu di Sungai Kumun itu, menemukan empat buah gigi berupa gigi geraham itu saat dirinya membuat jalur jalan menuju pondoknya di balik sebuah bukit kecil pinggir sungai tempatnya menambang. Lokasinya tidak jauh dari lokasi batu Seilindrik (Batu Gong) yang telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
''Saat saya temukan kondisinya lengkap dengan bagian rahang dan tengkoraknya, bentuknya seperti tengkorak kepala kingkong sebesar pesawat televisi 14 inchi. Namun ketika saya angkat tengkorak itu hancur lebur seperti abu karena ternyata sudah sangat keropos,'' jelasnya.
Hanya empat gigi berukuran hampir sejengkal itulah yang masih utuh dan kuat. Menurut dia dulunya ukuran gigi itu lebih sejengkal, namun bagian akar gigi yang terpancang di tulang rahangnya juga sudah keropos dan akhirnya hancur saat dibersihkan.
''Selain empat gigi ini, dulu waktu ditemukan juga ada dua buah gigi taring yang sangat panjang, ujungnya runcing tajam seperti pisau. Kedua taring itu disimpan oleh rekan saya, tapi beberapa waktu lalu dia mengaku sepasang taring itu telah hilang,'' papar Pardinal.
Selain gigi‑gigi yang diduga manusia purba itu, selama menggeluti profesi sebagai penambang pasir dan batu, dirinya mengaku sering menemukan berbagai benda aneh yang diguga peninggalan purbakala yang umumnya dalam bentuk batu.
Diantaranya ada batu yang menyerupai tapak sandal seukuran sepatu orang dewasa, ada dua batu menyerupai Gong menempel di dinding yang disangka sarang semut. Dan ada lempengan batu kecil menyerupai kancing busana.
''Ada juga batu‑batu mulia warna‑warni seperti batu permata, ada juga yang dalam bentuk pecahan piring dan mangkok keramik beraksara china, dan ada juga berupa kitab beraksara arab mini seukuran seperempat kotak korek api,'' katanya.
Kesemuanya, disimpan karena menyadari nilai sejarahnya. ''Sebagian lainnya ada yang disimpan oleh warga lain yang merupakan rekan‑rekan kerja saya. Saya akui ada beberapa orang rekan yang sudah menghilangkan dan menjual temuan kami itu,'' jelasnya.(edi januar)
http://jambi.tribunnews.com/2011/05/13/fosil-manusia-purba-ditemukan-di-kerinci
"Ya, gigi‑gigi tersebut saya temukan sejak satu setengah tahun lalu. Melihat dari bentuk dan ukurannya serta kondisi sewaktu saya temukan, saya berkeyakinan gigi‑gigi ini adalah gigi manusia purba nenek moyang Suku Kerinci. Atau bisa juga gigi kingkong atau mungkin jenis dinosaurus, makanya saya simpan,'' ujar Pardinal saat dikonfirmasi, Kamis (12/5) kemarin.
Menurut pengakuan warga yang bekerja sebagai penambang pasir, koral dan batu di Sungai Kumun itu, menemukan empat buah gigi berupa gigi geraham itu saat dirinya membuat jalur jalan menuju pondoknya di balik sebuah bukit kecil pinggir sungai tempatnya menambang. Lokasinya tidak jauh dari lokasi batu Seilindrik (Batu Gong) yang telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
''Saat saya temukan kondisinya lengkap dengan bagian rahang dan tengkoraknya, bentuknya seperti tengkorak kepala kingkong sebesar pesawat televisi 14 inchi. Namun ketika saya angkat tengkorak itu hancur lebur seperti abu karena ternyata sudah sangat keropos,'' jelasnya.
Hanya empat gigi berukuran hampir sejengkal itulah yang masih utuh dan kuat. Menurut dia dulunya ukuran gigi itu lebih sejengkal, namun bagian akar gigi yang terpancang di tulang rahangnya juga sudah keropos dan akhirnya hancur saat dibersihkan.
''Selain empat gigi ini, dulu waktu ditemukan juga ada dua buah gigi taring yang sangat panjang, ujungnya runcing tajam seperti pisau. Kedua taring itu disimpan oleh rekan saya, tapi beberapa waktu lalu dia mengaku sepasang taring itu telah hilang,'' papar Pardinal.
Selain gigi‑gigi yang diduga manusia purba itu, selama menggeluti profesi sebagai penambang pasir dan batu, dirinya mengaku sering menemukan berbagai benda aneh yang diguga peninggalan purbakala yang umumnya dalam bentuk batu.
Diantaranya ada batu yang menyerupai tapak sandal seukuran sepatu orang dewasa, ada dua batu menyerupai Gong menempel di dinding yang disangka sarang semut. Dan ada lempengan batu kecil menyerupai kancing busana.
''Ada juga batu‑batu mulia warna‑warni seperti batu permata, ada juga yang dalam bentuk pecahan piring dan mangkok keramik beraksara china, dan ada juga berupa kitab beraksara arab mini seukuran seperempat kotak korek api,'' katanya.
Kesemuanya, disimpan karena menyadari nilai sejarahnya. ''Sebagian lainnya ada yang disimpan oleh warga lain yang merupakan rekan‑rekan kerja saya. Saya akui ada beberapa orang rekan yang sudah menghilangkan dan menjual temuan kami itu,'' jelasnya.(edi januar)
http://jambi.tribunnews.com/2011/05/13/fosil-manusia-purba-ditemukan-di-kerinci