Rabu, 04 Mei 2011

Situs Muaro Jambi di Kunjungi Bhiksu India Utara

JAMBI - Situs purbakala kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu pagi (4/5-2011) kembali dikunjungi Renpoce Gyatso Jampa, Lobsang Champel Bhutia dari India Utara dan dua Bhiksu asal Buthan bernama Nyima dan Yashi.
Candi Muaro Jambi merupakan salah satu peninggalan sejarah karena adanya kaitan antara keberadaan situs dengan penyebaran ajaran Buddha yang cukup terkenal bahkan terbesar di asia tenggara. Untuk itu, Bhiksu Dari Ladak India Utara mengaku sangat tertarik untuk melihat situs tersebut secara dekat, maka mereka sengaja datang ke Jambi melalui Singapura.

“Saya ingin sekali melihat Candi Muaro Jambi dari dekat dan baru kali ini mendapatkan kesempatan,” ujarnya saat ditemui disela sela kegiatannya keliling candi. Keinginanya ini juga di dorong dengan banyaknya situs dan tulisan yang tersebar di internet mengenai keistimewaan candi Muaro Jambi.

“Saya banyak baca tentang Candi Muaro Jambi. Makanya, saya ingin sekali melihat langsung dan ternyata memang sangat luas dan banyak situs peninggalan yang bersejarah,” bebernya.

Renpoce Gyatso Jampa, Lobsang Champel Bhutia Bhiksu Nyima dan Bhiksu Yashi
menjelaskan bahwa keberadaan Candi Muaro Jambi ini merupakan salah satu bukti bahwa, banyak sekali benda peninggalan sejarah yang terdapat di Provinsi Jambi seperti “Guci guci peninggalan Cina yang banyak ditemukan.

Dalam kunjungannya rombongan Bhiksu ke komplek candi Muaro Jambi, banyak mendapatkan penjelasan dari pakar dari Balas Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), mereka mengunjungi satu persatu candi yang ada di Muarojambi diantaranya, candi Kedaton, candi Gumpung, candi Tinggi dan candi Astano dengan berjalan kaki.

Kehadiran para Bhiksu ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat memperkenalkan Candi Muaro Jambi kepada dunia luar. Apalagi, mereka yang datang, akan memberikan kesan positif tersendiri yang mampu memberikan kontribusi agar Candi banyak dikunjungi oleh orang dari luar Provinsi Jambi.

Kunjungan ini di dampingi tokoh masyarakat Jambi yang sekaligus pengusaha kopi AAA Jambi, Hidayat. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi dan Dinas Pariwisata propinsi Jambi.

Gelar Pradaksina
Sebelum lakukan keliling di candi Muarojambi, mereka lakukan ritual sembahyang di candi Gumpung. Ritual ini dilakukannya sebagai salah bentuk penghormatan kepada Candi yang dianggap sebagai salah satu benda suci.

Seusai pradaksina, lalu mereka mengililingi Candi Tinggi, Candi Astano, Candi Kembar Batu dan Candi Kadaton, selain itu, Renpoce Gyatso Jampa juga melepaskan puluhan ekor burung (fang shen) dibawah pohon body.

Selain mengunjungi candi Muaro Jambi, Renpoce Gyatso Jampa Juga Kunjungi Museum Negeri Jambi Museum Negeri Jambi yang berlokasi di perempatan Jalan Urip Sumaharjo dan Jalan Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH dan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi di kawasan Kota Baru, Jambi.

Gedung Museum dibangun tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi, dengan luas bangunan 4.000 meter persegi. Bangunannya selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 dengan gaya arsitektur Kajang Loko, yang menjadi ciri khas arsitektur rumah adat masyarakat Jambi. Museum ini menyimpan beraneka ragam benda peninggalan sejarah dan budaya Jambi.

Koleksi yang terdapat dalam Museum dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti: biologika, geologika, arkeologika, etnografika, numismatika, heraldika, dan keramalogika.

Keistimewaan koleksinya berjumlah sekitar 2.855 buah. Dari sekian banyak koleksi tersebut, terdapat 5 koleksi utama yang menjadi icon museum, Seperti 2 buah Arca Avolokiteswara yang terbuat dari emas yang ditemukan di situs Rantau Kapas Tuo pada tahun 1991, Medali emas bersegi tujuh yang bertahun 1298 Hijriyah merupakan hadiah dari Kerajaan Turki Ustmani kepada Sulthan Thaha Saifuddin selaku Raja Jambi, Sabuk Emas dan Kalung Emas.

Selain lima koleksi utama, terdapat 100 buah keramik kuno Cina yang ditemukan oleh para penyelam di perairan yang terletak di perbatasan antara Jambi dan Riau. di samping itu, juga terdapat koleksi benda-benda bersejarah lainnya, seperti: mesin cetak uang kuno, perahu lajur kuno, alat tukar kuno untuk produk karet, koleksi flora fauna dan busana adat tradisional Jambi. Dengan koleksi benda-benda bersejarah tersebut, Museum Negeri Jambi menjadi salah satu museum yang menarik untuk dikunjungi

Benda lain yang menjadi koleksi museum Jambi seperti Beliung Batu yang dipergunakan pada masa prasejarah di Kerinci, temuan di sekitar kompleks percandian Muaro Jambi seperti gong bertuliskan aksara kuno Cina, Teko, Piring porselen, Fragmen tangan, Arca Buddha, Arca Awalokiteswara, kalung jalinan kawat emas berliontin kepala binatang, gelang kuningan berbentuk rantai, dan benda arkeologi lainnya seperti : Stupa, Batu lapik, Arca Prajna Paramita. Foto koleksi keramolokiga berupa guci gayung, pedupaan bertutup puncak gunung, piring sajian, botol amphora tiga warna, ceret, vas bunga Mei Ping biru putih bergambar burung Kuau, yang berasal dari Jambi tidak lepas dari perhatian Bhiksu Renpoce Gyatso Jampa dan kawan-kawannya. (Rom-Yul)

http://ayojambi.com/
http://banyurawa.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://media-nusantara.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://youtube.com/my_videos
http://videoku.tv/Multimedia/