KOMPAS.com - Jarak antara Beijing dan Shanghai sekitar 1.150 kilometer. Biasanya, "Si Peluru" menempuhnya dalam hitungan sepuluh jam. Termasuk supercepat lantaran moda transportasi itu bisa ngacir maksimal 340 kilometer per jam.
“Perusahaan pembuat kereta api milik pemerintah China, CNR, menarik 54 kereta supercepat.”
Tapi, "Si Peluru", untuk sementara waktu, tak akan meladeni jarak itu. Pasalnya, perusahaan pembuat kereta api milik pemerintah China, CNR, menarik 54 kereta supercepat. Hal itu, sebagaimana warta AP dan AFP pada Jumat (12/8/2011), adalah buntut dari kecelakaan dua kereta api supercepat sebulan lalu.
Pengumuman itu dilakukan sehari setelah pejabat menghentikan sementara seluruh proyek kereta api supercepat. Pemerintah menghadapi kecaman masyarakat akibat kecelakaan kereta yang menewaskan 40 orang pada bulan lalu.
Kecelakaan yang terjadi di rel kereta di Wenzhou, memicu tuduhan penyalahgunaan oleh otoritas. Masyarakat meminta agar proyek itu diselidiki.
Peristiwa itu terjadi setelah adanya penundaan operasional rel yang menghubungkan Shanghai dan Beijing karena listrik terputus dan masalah teknik setelah diresmikan pada Juni lalu.
Dewan negara mengatakan pengecekan untuk keselamatan penumpang akan dilakukan terhadap rel, batas kecepatan kereta akan diatur, dan keamanan proyek akan dievaluasi sebelum rencana itu disetujui. "Kami akan menghentikan sementara untuk melakukan pemeriksaan dan menyetujui proyek pembangunan rel kereta api yang baru," seperti disampaikan dalam pernyataan dewan.
Kendati begitu, dewan mengatakan," China akan tetap melanjutkan pembangunan jalur rel kereta api supercepat."