Jumat malam (25/11), para pecinta xiangqi dunia yang datang ke Indonesia untuk mengikuti Kejuaraan Xiangqi Dunia yang diselenggarakan oleh Persatuan Xiangqi Indonesia, event tersebut dilaksanakan dua tahun sekali.
Mereka terlihat santai, tidak seperti waktu sedang bertanding xiangqi di hotel Borobudur Jakarta. Sesekali mendapatkan ucapan selamat dari para peserta lainnya.
Namun dibalik kegembiraan peserta yang berprestasi, tersimpan sebuah PR yang mesti menjadikan catatan bagi Pexi Pusat.
Dari hasil pantauan dilapangan memang masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, terutama kurangnya dukungan Pexi Pusat terhadap pemain Indonesia, daintaranya beberapa pemain menempati satu kamar, tidak adanya official tim, tidak ada kostum khas Indonesia disaat pembukaan, dan yang lebih menyedihkan pemain Indonesia tidak mendapatkan uang saku.
Ujar Juara Dunia Xiangqi kategori non Chinese tahun 2009, Iwan Setiawan, “Bagaimana kita mau main bagus, tidak ada official yang khusus memberikan arahan kepada pemain, mana tidurnya sekamar bertiga dan lebih sedih lagi tidak dapat uang saku dari pengurus,” selanjutnya kata Iwan, “Jika Pexi mau maju, mesti belajar dan mau bergabung dengan induk olahraga Koni.” Imbuh Iwan.
Selain itu, event bertaraf internasional tidak dihadiri para petinggi negara, seperti pengurus dari Koni pusat maupun Gubernur DKI, pada hal Kejuaraan Xiangqi Dunia diselenggarakan di Indonesia/ Jakarta.
Negara yang ambil bagian dalam Kejuaraan Xiangqi Dunia diantaranya dari, Australia, Brunei, Canada, China, Finlandia, Prancis, Inggris, Jerman, China Hong Kong, Italia, Jepang, China Macau, Malaysia Barat, Malaysia Timur, Myanmar, Belanda, Philipina, Rusia, Singapore, Chinese Taipei, USA (East), USA (West), Vietnam dan tuan rumah Indonesia. (Romy)