Tahun lalu, Aggie Tjetje membuat disertasi tentang kerancuan nama Tridharma di Indonesia. Ketika bertemu tionghoanews.com beberapa waktu lalu, dirinya kembali mengungkapkan perihal adanya kecelakaan sejarah ini.
Dikatakan Aggie, di negeri China sebenarnya ada empat agama yakni Khonghucu, Taoisme, Buddha Mahayana versi China, dan agama China itu sendiri atau biasa disebut agama rakyat atau volk religi.
"Agama rakyat ini bersifat anonim, tanpa nama, sama halnya dengan agama Yahudi. Disebut demikian karena sesuai dengan suku bangsa yang menganutnya. Sama halnya dengan Hindu yang berasal dari wilayah hindustan," terangnya.
Menurut Aggie, akibat kecelakaan ini hingga sekarang masih banyak orang beranggapan bahwa tiga agama tadi adalah sama. Padahal, lanjutnya, ketiganya tidak pernah bersatu kecuali menyoal falsafahnya. "Umat ketiga agama ini sebenarnya beragama China.
Tapi karena kesalahpahaman akhirnya muncul trend orang-orang ke Buddha ayo, ke Khonghucu ayo, dan ke yang lainnya juga ayo. Padahal tidak pernah ada gabungan tiga agama yang dikenal sebagai Tridharma itu. Semuanya muncul 2500 tahun lalu, sementara orang China sudah beragama sejak 7000 tahun lalu," paparnya.
Untuk di Indonesia sendiri, kata Aggie, karena waktu itu hanya Buddha yang diakui, maka orang Tionghoa kebanyakan akhirnya memakai topeng Buddha. [Teo Ai Ping / Jakarta / Tionghoanews]