JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan seluruh warga DKI Jakarta diimbau untuk waspada datangnya banjir yang mungkin akan lebih besar dari 2007. Bahkan diprediksi, di medio 26-29 Januari 2013 banjir yang terjadi berpotensi "menenggelamkan" Ibu Kota Jakarta.
Pakar air dari Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali menjelaskan, curah hujan Jakarta diperkirakan akan terus meningkat, ditambah pada 27 Januari bulan akan berada di puncak purnama. Pada saat itu, air pasang di laut akan lebih tinggi sehingga tak dapat menampung air yang berasal dari daratan sehingga potensi banjir di Jakarta diprediksi akan melebihi banjir yang terjadi di 2007.
Untuk diketahui, pada 2007 curah hujan yang mengguyur Jakarta mencapai 320 milimeter. Curah hujan di Jakarta saat ini ada di kisaran 95 milimeter, dan di wilayah hulu (Puncak, Bogor) sekitar 75 milimeter. Satu milimeter air hujan di satu meter persegi mampu menghasilkan air sebanyak satu liter.
Dapat dibayangkan, luas Jakarta yang mencapai 626 kilometer persegi dikali curah hujan di akhir Januari yang diprediksi akan lebih tinggi. Hal itu diperparah dengan air kiriman dari hulu dan kondisi tanah Jakarta yang jenuh akibat pori tanah terisi penuh oleh air, akhirnya hanya mampu menyerap air sebanyak 15 persen.
"Nanti kejadiannya bisa lebih hebat dari 2007. Waspada, khususnya di 27 Januari, karena air di darat sekecil apapun tak akan bisa mengalir ke lautan," kata Firdaus, Kamis (17/1/2013).
Saat ditanya mengenai solusi terbaik menghadapi ancaman itu, Firdaus menjawab, pemerintah harus menjamin antisipasi evakuasi, ketersediaan logistik, dan obat-obatan. Menurutnya, sudah tak ada cukup waktu untuk mmenghindari banjir. "Tak ada yang bisa kita lakukan kecuali berdoa, meminta kemurahan Tuhan. Kalau mau menghindari banjir, dari dulu ke mana saja," ujar Firdaus.