MUAROJAMBI, ayojambi.com – Ternyata belum puas melihat keindahan Situs Pubakala yang terletak di Candi Muarojambim, Minggu (31/3) sore, pasalnya kemarin meraka tidak bisa leluasa melihat situs terbesar di pulau sumatera, maka hari ini (1/4) Hidayat salah satu tokoh Pencinta Candi Muarojambi mendampingi tour rombongan Bhiksu dari Taiwan ke Candi Muarojambi di Desa Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, hari ini mereka habiskan waktu setengah hari mengelilingi candi dengan sepeda motor, candi yang dikunjungi diataranya adalah Candi Astana, Candi Koto Mahligai.
Candi Astano terletak sekitar 1,250 meter sebelah timur. Candi ini lebih unik dari candi yang lain. Mempunyai 12 sisi yang merupakan perluasan bangunan candi yang sebelumnya berukuran lebih kecil, di Candi Astano, para Bhiksu melakukan pembacaan Parita dan pelepasan burung kealam bebas. Setelah puas melihat Candi Astano, lalu ke Candi Gedong I dan II, terus rombongan mengunakan 12 motor mengunjungi Candi Koto Mahligai.
Koto Mahligai cukup jauh dari kompleks Percandian Muarajambi, letaknya sekitar 900 meter ke arah baratlaut dari kelompok candi Kedaton. Secara administratif kelompok candi ini terletak di wilayah Desa Danau Lamo, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muara Jambi. Di sekeliling lokasi masih merupakan daerah rawa dan hutan belukar. Ketika musim hujan rawa di sekitar candi tergenang air. Dari daerah rawa ini terdapat parit kecil yang berhubungan dengan parit Amburanjalo yang letaknya sekitar 300 meter ke arah timur lokasi.
Sebagaimana halnya dengan kelompok candi lain di Muara Jambi, kelompok Koto Mahligai dikelilingi tembok pagar keliling. Dengan melihat kontur permukaan tanah halaman kelompok candi, dapat diduga bahwa halaman kelompok candi ini terbagi dalam ruang-ruang. Pada ruang-ruang di halaman kelompok itu terdapat beberapa buah gundukan tanah yang merupakan runtuhan bangunan, di Candi Koto Mahligai rombongan Bhiksu lebih banyak menghabiskan waktu berfoto-foto, karena alamnya yang indah dan puluhan pohon yang diperkirakan hidupnya telah ribuan tahun.
Seusai makan di Candi Muarojambi, rombongan Bhiksu mengunjungi Kantor Balai Peninggalan Purba Kala (BP3) Jambi yang berada di kawasan Kotabaru, kehadiran mereka disambut oleh Kepala Balai Peninggalan Purba Kala Jambi, Winston Sam Douglas Mambo, sangat disayangi di kantor BP3 Jambi mereka tidak bisa leluasa melihat benda-benda sejarah yang tersimpan rapi di BP3 Jambi, karena listrik dikawasan tersebut padam, dari BP3 mereka mengunjungi Gedung Museun NegeriSiginjai Jambi, Lebih dari dua jam mereka berada di gedung Museum Negeri Siginjai, setelah puas melihat rombongan kembali ke Yayasan Amitabha untuk beristrirahat.
Menurut penuturan Bhiksu Ho Ying Teng dalam bahasa Mandari, merasa sangat puas bisa melihat langsung Candi Muarojambi serta keindahan alam yang ada di komplek percandian Muarojambi, mereka juga sangat berterima kasih kepada bapak Hidayat yang telah meruangkan waktu dua hari mendampingi mereka di Jambi. (Romy)