JAMBI - Pasca penembakan terhadap reporter , Nugroho Kusumawan yang biasa disapa “Anton” mengundang solidaritas sesama insan pers Jambi melakukan aksi demo di Polda Jambi (19/6).
Didalam orasi secara bergantian, puluhan insan pers mengutuk oknum yang telah menembak koresponden Trans 7 tengah melakukan tugas peliputan demo penolakan mahasiswa atas kenaikan BBM. Seusai aksi damai dihalaman Polda Jambi para jurnalis Jambi diterima oleh Wakil Kepala Polda Jambi Komisaris Besar Rachmad Fudail, para jurnalis meminta Polda Jambi melakukan reka ulang untuk memabuktikan bahwa Kapolda Jambi serius dalam masalah penembakan terhadap wartawan yang tengah bertugas, pasalnya ada saksi mata penembakan terhadap reporter Trans 7, Nugroho Kusumawan.
Didalam pertemuan di kantor Kepolisian Daerah Jambi, Selasa (18/6/2013) pagi tadi, salah seorang wartawan yang berada persis di samping Anton mengungkapkan bahwa ada sebuah aba-aba yang diduga memicu keluarnya letusan gas air mata. Letusan tersebut tragisnya mengenai wajah Nugroho.
Yoce Kartika, mengatakan bahwa sebelum letusan keluar, memang terjadi dorong-mendorong antara mahasiswa dengan aparat Kepolisian di depan Gedung DPRD Provinsi Jambi. Saat itu, Yoce sempat mendengar seseorang di sampingnya bersuara senada memerintah "lajukanlah". Sambil memperagakan cara orang mengacungkan senjata kedepan.
Setelah itu terdengarlah letusan yang langsung mengarah ke wajah Anton. "Saya mendengar sendiri seseorang mengatakan itu," ujar Yoce.
"Lajukankah", dalam bahasa Jambi, bisa dimaknai lakukanlah atau teruskanlah.
Terkait hal itu, Wakil Kepala Polda Jambi Komisaris Besar Rachmad Fudail mengatakan masih menduga perbuatan tersebut sebagai kelalaian dengan unsur ketidaksengajaan. Namun, pihaknya akan melakukan rekonstruksi kejadian dalam beberapa waktu ke depan. (Romy)