Usai melakukan operasi mengangkat selongsong peluru yang menempel di pipi kanannya, Anton menceritakan saat aksi dorong-dorongan mahasiswa dengan Polisi, dirinya mengambil posisi gambar di tengah-tengah massa.
"Saya melihat senjata tidak diarahkan ke atas, tapi ke arah kerumunan massa," kata Anton yang terbaring di ruang perawatan Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
Pengakuan korban Polisi tersebut mengarahkan senjata kepadanya, tiba terdengar letupan senjata, korban merasa dimatanya berdarah, maka
Nugroho Kusumawan langsung dibawah rekan-rekan wartawan menuju rumah sakit Raden Mattaher Jambi. Polisi yang menembak berinisiar Briptu D anggota Sabhara Polresta Jambi.
Dengan tertembaknya wartawan Trans 7 Jambi, mendapatkan prihatin dari gabungan mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Kantor DPRD Provinsi Jambi, Senin siang, diantaranya dari BEM Unja, HMI, GMKI, KAMMI dan juga PMII datang untuk membesuk Anton Nugroho 7 yang terkena peluru gas air mata Polisi.
Rombongan mahasiswa datang sekitar pukul 17.15 dan langsung ke ruang rawat Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi untuk melihat kondisi korban.
Hasil scen menunjukan batok kepala wartawan Trans 7, Nugroho Kusumawan mengalami kerusakan berat, maka Nugroho Kusumawan alias Anton mesti mendapatkan penanganan serius dari dokter specialis mata.
Sabur, Pimpret Trans 7 Jakarta langsung terbang ke Jambi melihat langsung Nugroho Kusumawan yang tertembak saat peliputan demo mahasiswa penolakan BBM dan meminta agar pihak kepolisi mengambil tidakan tegas terhadap anggotanya. “Yang penting saat ini adalah selamatkan nyawa Nugroho Kusumawan”, ujar Sabur.
Saat ini wartawan
Trans 7 Nugroho Kusumawan dipindahkan ke Rumah Sakit Bratanata, sampai berita ini diturunkan puluhan wartawan masih setia mendampingi Nugroho Kusumawan di Rumah Sakit. (Romy)