JAMBI - Penembakan gas air mata dalam unjuk rasa mahasiswa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jambi, tidak didahului aba-aba dari pimpinan pengamanan aksi. Penembakan ini diduga merupakan kesengajaan aparat untuk membubarkan aksi.
Peluru gas air mata yang keluar hanya 4 atau 5 detik saat aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat Kepolisian Resor Kota Jambi. Sebelum mengeluarkan gas air mata, peluru tertancap pada pelipis kanan Nugroho Kusumawan yang biasa disapa Anton. Anton langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Seusai menjalani operasi, Anton menduga penembakan tersebut memang langsung ditujukan kepada dirinya. Namun, dia tidak mengetahui persis siapa yang menembakkannya. "Tembakan dari arah kanan saya," tuturnya.
Unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM berlangsung di sejumlah titik di Kota Jambi, seperti Simpang Bank Indonesia, halaman gedung DPRD Provinsi Jambi, dan kantor Gubernur Jambi. Aksi tersebut sempat memanas ketika mahasiswa mendesak untuk masuk ke gedung DPRD, tetapi aparat tetap menghalangi mereka.
Sebelumnya diberitakan, wartawan Trans 7, Nugroho mengalami luka bagian pelipis kanan akibat terkena peluru gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian dalam unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Kota Jambi, Senin (17/6/2013). Penembakan tersebut menimbulkan kemarahan pedemo.
Anton langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Raden Mattaher dan menjalani operasi selama hampir 1 jam. Operasi yang dipimpin dr Kuswayan itu baru berakhir sekitar pukul 13.10 WIB.
Tim dokter menyerahkan peluru gas air mata tersebut kepada wartawan yang menunggui proses operasi Anton sekitar pukul 13.15. "Ini menjadi barang bukti yang kuat bahwa aparat telah mengeluarkan tembakan," ujar Nanang (video), salah seorang wartawan.
Terkait insiden itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto menyatakan, Anton tidak terkena peluru, melainkan pecahan tabung gas air mata. Menurutnya, penembakan gas air mata ditujukan untuk menghentikan massa bertindak anarkistis.
"Namun, di tengah massa ternyata ada salah satu rekan media, saudara Anton dari Trans 7," terang Agus.
http://regional.kompas.com/read/2013/06/17/17070073/
Seusai menjalani operasi, Anton menduga penembakan tersebut memang langsung ditujukan kepada dirinya. Namun, dia tidak mengetahui persis siapa yang menembakkannya. "Tembakan dari arah kanan saya," tuturnya.
Unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM berlangsung di sejumlah titik di Kota Jambi, seperti Simpang Bank Indonesia, halaman gedung DPRD Provinsi Jambi, dan kantor Gubernur Jambi. Aksi tersebut sempat memanas ketika mahasiswa mendesak untuk masuk ke gedung DPRD, tetapi aparat tetap menghalangi mereka.
Sebelumnya diberitakan, wartawan Trans 7, Nugroho mengalami luka bagian pelipis kanan akibat terkena peluru gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian dalam unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Kota Jambi, Senin (17/6/2013). Penembakan tersebut menimbulkan kemarahan pedemo.
Anton langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Raden Mattaher dan menjalani operasi selama hampir 1 jam. Operasi yang dipimpin dr Kuswayan itu baru berakhir sekitar pukul 13.10 WIB.
Tim dokter menyerahkan peluru gas air mata tersebut kepada wartawan yang menunggui proses operasi Anton sekitar pukul 13.15. "Ini menjadi barang bukti yang kuat bahwa aparat telah mengeluarkan tembakan," ujar Nanang (video), salah seorang wartawan.
Terkait insiden itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto menyatakan, Anton tidak terkena peluru, melainkan pecahan tabung gas air mata. Menurutnya, penembakan gas air mata ditujukan untuk menghentikan massa bertindak anarkistis.
"Namun, di tengah massa ternyata ada salah satu rekan media, saudara Anton dari Trans 7," terang Agus.
http://regional.kompas.com/read/2013/06/17/17070073/
* Kamera Rusak Datang Saja Ke AYEN Service Kamera