Kamis, 09 Januari 2014

Doa Mengantar Janazah Di Pimpin 3 Taoshe Dari Tiongkok

JAMBI - Ada salah satu tradisi Tionghoa yang dilakukan sebelum mengantarkan keluarga yang sudah meninggal (jenazah) ke pembaringan terakhir (9/1).

Saat masih disemayamkan di Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (Anke), digelar sembahyang Suan Keng. Acara ini dihadiri oleh ratusan warga Tionghao Jambi yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah.
Menurut Js. The Lien Teng, rohaniawan Khonghucu Jambi bahwa ritual Suan Keng diartikan sebagai doa. Doa yang dipanjatkan kepada jenazah yang akan dimakamkan atau dikremasi. Tujuannya untuk mengirimkan doa kepada jenazah sebagai bentuk penghormatan baik dari keluarga, teman, saudara maupun rekan bisnis.

"Ada banyak tahapan dalam sembahyang yang dilakukan sehingga jenazah bisa mendapatkan kebahagiaan di alamnya, "ujarnya disela sela kesibukannya mengikuti ritual.
Acara Suan Keng yang dimulai pukul 08.30 WIB tersebut dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe (Pembina Khonghucu Jambi) dan disampingi oleh dua Taoshe yang sengaja di undang langsung dari Tiongkok (China). Selain itu ada dua rohaniawan yang memainkan alat musik gendang dan terompet.

Doa-doapun dipanjatkan. Namun ritual Suan Keng hanya dikhususkan untuk para keluarga seperti anak, menantu dan cucu. Anak dan menantu menggunakan pakaian berwarna putih sedangkan cucu menggunakan pakaian biru.

Semua keluarga membakar gaharu dan mengikuti seluruh rangkaian doa yang dipimpin oleh Taoshe. Prosesi acara memakan waktu lebih dari satu jam. Doa-doa terus dikumandangkan, sedangkan para tamu yang hadir menunggu dihalaman perkumpulan.

Setelah acara penghormatan terakhir kepada almarhum Lie Tiong Lam dilaksanakan khusus oleh anggota keluarga, ritual dilanjutkan dengan penghormatan oleh para tamu yang hadir. Satu persatu tamu membakar garu lalu memberikan penghormatan didepan altar.

Dilanjutkan dengan penghormatan bunga. Ini merupakan oleh teman, rekan bisnis ataupun dari berbagai marga dan yayasan yang ada di Jambi melalui rangkaian bunga yang sudah disusun rapi.

“Ini sebagai simbol penghormatan bahwa dengan bunga tersebut kita sebagai orang yang telah mengenal beliau sangat berduka dengan kepergiannya,” tuturnya.
 
Upacara Suan Keng (doa) yang dilakukan Lim Tek Chong Taoshe di Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) (9/1) merupakan kali pertama dilakukan di Provinsi Jambi.

 “Sebelumnya tidak pernah ada ritual Suan Keng yang dipimpin langsung oleh tiga Sai Kong dari Tiongkok, Cina,” ujar The Lien Teng, rohaniawan Konghucu Jambi yang ikut mengiringi ketiga Sai Kong melaksanakan sembahyang.

Salah satu warga Tionghoa yang turut hadir. acara ini dianggap cukup besar karena harus mengundang tiga Taoshe dari Cina dan dilaksanakan selama lebih kurang satu jam.

“Selama saya di Jambi, belum pernah melihat ritual seperti ini saat menjelang memakamkan jenazah. Ini baru yang pertama kali. Ini karena yang meninggal dunia adalah salah satu tokoh Tionghoa yang sangat dihormati dan disegani,” ujarnya.

Memang, ritual Suan Keng ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya di Jambi. Umumnya, jenazah yang akan dimakamkan hanya didoakan dan disembahyangkan oleh keluarga dan handai tolan seperti doa pada umumnya. Namun sedikit berbeda, kali ini doa yang disampaikan harus diiiringi dengan alunan musik yang terdiri dari terompet dan gendang. Juga alunan doa doa yang disampaikan oleh tiga Taoshe yang menggunakan pakaian serba merah.

“Pihak keluarga sengaja mengundang para Taoshe dari Tiongkok karena tidak semua orang memiliki kemampuan seperti mereka dalam memimpin doa menjelang pemakaman. Inipun memiliki makna bagi anggota keluarga yang ditinggalkan. Semoga dengan ritual ini, arwah beliau bisa merasakan hidup berbahagia di alamnya nanti,”tambah Js. The Lien Teng. 

Duka Cita Dari Umat Khonghucu Indonesia, melalui jenjang sosial Facebook “Cinta Jambi”
Semoga arwah Bapak Lie Tiong Lam diterima di Rumah Sentosa di haribaan kebajikan Tian sesuai dengan amal bajiknya! Kami turut berduka cita yang mendalam.
* www.ayojambi.com/