Junta Minta Biksu Ternama Thailand Serahkan Diri kepada Polisi
TRIBUNJAMBI.COM - Pemimpin junta Thailand, Rabu (30/11/2016), mendesak biksu terkemuka dan paling berpengaruh di negara itu, yang diduga menerima dana 1,2 miliar baht atau Rp 456,6 miliar, untuk menyerahkan diri kepada polisi.
Pendiri dan pemimpin kuil Wat Dhammakaya, di utara Bangkok, itu dituduh berkonspirasi dalam tindak pencucian uang dengan menerima uang curian sebesar 1,2 miliar baht dari sebuah koperasi simpan pinjam.
Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, Phra Dhammachayo (72), mantan kepala biara di Dhammakaya itu diserukan untuk segera menyerahkan diri kepada polisi atau petugas akan menggerebek biara untuk menangkapnya.
Penyelidikan atas kasus yang melilit Dhammanchayo itu telah berlangsung sejak awal 2015, dan penyelidikan semakin intensif dilakukan polisi sejak enam bulan ini.
Pada pertengahan Juni 2016, polisi hendak menangkap biksu paling berpengaruh di Thailand itu. Namun, ribuan pendukung biarawan Buddha berkumpul di sekitar kuil Wat Dhammakaya.
Saat itu massa bersiap menghadang upaya polisi yang bermaksud melakukan penggerebekan kuil Buddha tersebut untuk menangkap Dhammachayo setelah menciduk tiga biarawan lainnya
Secara historis, pemerintah sekuler Thailand enggan campur tangan dalam urusan para pemimpin agamanya.
Namun, rencananya pada Rabu malam ini, petugas bermaksud menangkap biksu senior tersebut.
Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha, yang juga pemimpin junta Myanmar, mengeluarkan peringatan.
"Saya tidak akan melanggar (hak siapa pun), termasuk para biarawan tapi hukum negara ini juga harus ditegakkan," kata Prayut kepada wartawan.
"Jadi, Anda harus memberikan tekanan kepada pelanggar hukum dan bukan kepada pejabat," katanya, menanggapi adanya upaya konfrontasi dari para pengikut biksu tersebut terhadap polisi.
Sekalipun ada resiko kerusuhan, Prayut mendesak biksu senior itu untuk “keluar (daro biara) dan berjuanglah melawan kasusnya”.
Serangkaian skandal terbaru dan dugaan korupsi telah mengguncang kuil, termasuk dugaan biksu tersebut terbang dengan jet pribadi, berhubungan seks, dan terlibat perdangan hewan liar.
Kuil Dhammakaya yang kaya dan berpengaruh menjadi pusat ketegangan beragama.