Senin, 11 Juli 2011

Harga Premium Rp 12.000 Per Liter

JAMBI - Bensin premium di Kota Jambi "menggila" hingga Rp 15.000 per liter. Penyebabnya antrean di hampir seluruh stasiun pengisian bahan bakar untuk umum, Senin (12/7/2011).
Bagi warga yang enggan mengantre di SPBU, lebih memilih membeli premium di pedagang eceran. Hingga itu mendorong harga premium di tingkat pengecer melonjak dari sebelumnya Rp 5.500 per liter menjadi Rp 12.000 per liter. "Mau tidak mau kami beli bensin di pengecer, karena takut terlambat masuk kantor," ujar Herman, warga Cempaka Putih.

SPBU di jalan Halim Perdana Kusuma, Kota Jambi, sejak pukul 07.00 WIB, ratusan kendaraan roda empat maupun dua sudah menunggu angkutan premium dari depot Pertamina hingga mencapai 500 meter.

Daya beli masyarakat atas premium melonjak sejak Sabtu (9/7/2011), sehari setelah Gardu Induk PLTG Payo Selincah terbakar, diikuti pemadaman listrik di Kota Jambi, serta mendorong masyarakat untuk membeli genset. Akibatnya, pembelian bahan bakar untuk genset ikut meningkat.

Puluhan Ruko dan Kios Habis Dilalap Api

JAMBI – Ditengah gelap gulitanya Kota Jambi akibat Gardu Induk (GI), Pusat Listrik Tenaga Diesel, Payo
Selincah meledak. sehingga sebagian listrik dalam Kota Jambi mati.
Kota Jambi diterangi kobaran api dari 42 unit kios milik Pemerintah Kota Jambi yang terletak di pasar Jalan WR Supratman/ Gang Siku dan juga membakar 15 unit ruko dua tingkat Jalan Dr Wahidin, kota Jambi, kebakaran ini terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, Sabtu malam 9 Juli 2011.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di ruko yang menjual gorden, sepatu, kain yang terbakar itu. Menurut warga, api berasal dari salah satu ruko.

Penyebab kebakaran belum diketahui. Beberapa unit mobil Dinas Pemadam Kebakaran berusaha menjinakan api yang sudah besar tersebut. Namun dugaan kerugian mencapai milyaran rupiah.

Pada malam kejadian kebakaran, arus lalu lintas yang menuju ke Jalan DR. Wahidin macet total, pasalnya ratusan masyarakat berduyun-duyun datang untuk menyaksikan kobaran api bahkan warga mengunakan kamera handphone untuk mengabadikan peristiwa tersebut.

Sehari sebelumnya, kebakaran juga terjadi di PLTD Payo Selincah. Akibat kebakaran tersebut, aliran listrik di Kota Jambi padam.

Rabu, 06 Juli 2011

Kebahagiaan Ganda (Sang Hie)

Sebuah karakter Tionghoa yang banyak dikenal, Kebahagiaan Ganda, yang tertera pada kertas merah atau potongan kertas selalu ada pada saat pernikahan.
Terdapat asal usul dibalik itu. Pada masa Dinasti Tang, terdapat seorang pelajar yang ingin pergi ke Ibukota untuk mengikuti ujian negara, dimana yang menjadi juara satu dapat menempati posisi menteri.

Sayangnya, pemuda itu tersebut jatuh sakit di tengah jalan saat melintasi sebuah desa di pegunungan. Untung seorang tabib dan anak perempuannya membawa pemuda itu ke rumah mereka dan merawat sang pelajar. Pemuda tersebut dapat sembuh dengan cepat berkat perawatan dari tabib dan anak perempuannya.

Setelah sembuh, pelajar itu harus meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanan ke Ibukota. Namun pelajar itu mengalami kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak perempuan sang tabib, begitu juga sebaliknya. Mereka saling mencintai.

Maka gadis itu menulis sepasang puisi yang hanya sebelah kanan agar pemuda itu melengkapinya, “Pepohonan hijau dibawah langit pada hujan musim semi ketika langit menutupi pepohonan dengan gerhana”

Setelah membaca puisi tersebut, sang pelajar berkata, “Baiklah, saya akan dapat mencapainya meskipun bukan hal yang mudah. Tetapi kamu harus menunggu sampai aku selesai ujian”. Sang gadis mengangguk-angguk.

Pada ujian negara, sang pelajar mendapatkan tempat pertama, yang mana sangat dihargai oleh kaisar. Pemuda itu juga bercakap-cakap dan diuji langsung oleh kaisar.

Keberuntungan ternyata pada pihak sang pemuda.

Kaisar menyuruh pemuda itu agar membuat sepasang puisi.

Sang kaisar menulis: “Bunga-bunga merah mewarnai taman saat angin memburu ketika taman dihiasai warna merah setelah sebuah ciuman”.

Pemuda itu langsung menyadari bahwa puisi yang ditulis oleh sang gadis sangat cocok dengan puisi kaisar, maka ia menulis puisi sang gadis sebagai pasangan puisi kaisar.

Kaisar sangat senang melihat bahwa puisi yang ada merupakan sepasang puisi yang harmonis dan serasi sehingga ia menobatkan pemuda itu sebagai menteri di pengadilan dan mengijinkan pemuda itu untuk mengunjungi kampung halamannya sebelum menduduki posisinya.

Pemuda itu menjumpai sang gadis dengan gembira dan memberitahu kepada sang gadis puisi dari kaisar.

Tidak lama kemudian mereka menikah.
Untuk pesta perayaan pernikahan, sepasang karakter Tionghoa, bahagia, dipasang bersamaan pada selembar kertas merah dan ditempel di dinding untuk menunjukkan kebahagiaan dari dua kejadian yang bersamaan, pernikahan dan pengangkatan sang pemuda.

Sejak saat itu, tulisan Kebahagiaan Ganda menjadi sebuah tradisi yang dilakukan pada setiap pesta pernikahan.

http://www.meandconfucius.com/2010/08/sebuah-karakter-tionghoa-yang-banyak.html

Selasa, 05 Juli 2011

Kejuaraan Xiangqi 2011 Di Sumut

*Hasil pantauan langsung pertandingan Xiangqi di Medan.
Pecatur Xiangqi nasional Ivan Minata GMX tampil sebagai juara senior Xiangqi perorangan dengan jumlah 7,5 Match Poin (MP) di Kejuaraan Xiangqi Tingkat Nasional 2011 di Medan (Sumut) yang berakhir Minggu (3/7) sore di Gedung Perkumpulan Warga Teo Chew Jalan Gandhi, Medan.
Sementara itu, posisi kedua diraih pecatur DKI Jakarta Abuku MNX dengan perolehan 7 MP, disusul Edy Suwandi (Jatim) di posisi ketiga dengan raihan 6,5 MP serta posisi kelima Henry (Jatim) 6,5 MP.

Sedangkan pada nomor kategori group, Jatim tampil sebagai juara dengan ranking rata-rata 2,67, disusul Sumut dengan ranking rata-rata 7,67 dan posisi ketiga DKI Jakarta dengan ranking rata-rata 9.

Sementara hasil junior putra ranking pertama adalah, Ricky dari Medan, disusul ranking dua Ricky Chandra Johannes (Jambi) dan peringkat ketiga bersama Tahkesi Windy (Sumsel) dan Rendy (Jabar).

Untuk kelompok wanita diraih Eunike Regina (Sumsel), disusul Tri Nurdiyanti (Jambi) dan posisi ketiga Dian Fitriyani (DKI).

Pertandingan Xiangqi yang seyogyanya diikuti 12 Pengprov PEXI se-Indonesia itu, namun yang hadir hanya 9 Pengprov (kategori senior) dengan total pemain 36 orang, untuk Aceh sampai saat ini belum resmi masuk menjadi anggota Pexi (hanya peninjau), sedangkan kategori junior putra hanya diikuti 5 Pengprov Pexi, selanjutnya peserta kategori wanita diikuti 5 Prongprov Pexi.

Sepertinya peserta pertandingan Xiangqi kategori senior tahun ini lebih sedikit bila dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, pada umumnya peserta senior lebih dari 58 orang setiap tahunnya. Pengprov Pexi yang tidak kirim pemain seniornya adalah daerah, Bali, Jambi, Sumsel.

Mengapa disebut Pertandingan Xiangqi Tingkat Nasional…? Karena kejuraan ini tidak memiliki SK dari PB Pexi Pusat sebagaimana yang dituangkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggran Rumah Tangga (ART), serta PB Pexi Pusat belum resmi serah terima dari Ketua Umum lama, yaitu Bunyanto Eka Cencana dan juga diresminya, “dari hasil Munas 23-24 Mei 2009 di Hotel Batavia, ketua terpilih belum membentuk kepengurusan bersama dengan tim formatur.” (rom)