seperti lari karung, membawa keleleng dengan sendok, tarik tambang, menyumpit kacang tanah, masukan air kedalam botol, mewarnai, semua ini digelar di Vihara Sakyakirti Jambi, baru-baru ini. Acara tersebut merupakan sebuah pemandangan yang sangat unik dan menarik, banyak warga Tionghoa Jambi yang sengaja datang ke Sakyakirti untuk melihat jalannya pertandingan.
Ditambah dengan sorak-sorai peserta lainnya dan warga yang menonton, para ibu ini tidak segan-segan untuk memperlihatkan semangat mereka. Bahkan, tidak terlihat sama sekali keluhan ataupun kesulitan yang mereka rasakan. Setiap peserta tetap berlari menggunakan karung hingga ke garis finish.
Ini merupakan gambaran dari serunya rangkaian kegiatan Hari Ibu yang digelar oleh Vihara Sakyakirti Jambi. Dimotori oleh Generasi Muda Buddish Sakyakirti Jambi (GBSJ) dan juga semua elemen umat Buddha Sakyakirti, acara perayaan Hari Ibu ini terbilang unik dan menarik. Ini karena, hampir semua perlombaan yang digelar langsung menyentuh para ibu.
Peserta lomba dikhususkan untuk para ibu sehingga menjadi nilai plus acara tersebut. Menurut salah satu peserta lomba, Lily, setiap tahun dia dan teman-temannya ikut acara perlombaan untuk memeriahkan Hari Ibu akan selalu melibatkan para kaum ibu. “Bukan hadiah yang kami kejar, melainkan kegembiraan, maka setiap tahun kita selalu mengikuti acara hari ibu bersama teman-teman,” bebernya.
Ada banyak para ibu yang bersemangat untuk mengikuti lomba. Beberapa lomba yang digelar antara lain adalah balap karung, tarik tambang, menyumpit kacang tanah, membawa keleleng dangan sendok dan memasukkan air ke dalam botol. Tak kalah menarik, saat lomba tarik tambang. Mereka yang memiliki tenaga yang bisa dibilang pas-pasan ini justru terlihat sangat bersemangat.
Tarik menarik yang terjadi membuat semua peserta yang hadir pun bersorak-sorai memberikan semangat. Ini semakin membuat suasana menjadi hangat dan meriah. Peserta ternyata tidak hanya dibatasi oleh para ibu saja, remaja pun memiliki kesempatan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Hanya saja, perlombaan yang diikuti oleh para wanita yang sebagian besar tergabung dalam organisasi Wanita Buddish Indonesia (WBI) Jambi ini memberikan daya tarik tersendiri. “Kita sangat senang ternyata acara ini disambut cukup meriah oleh warga Tionghoa Jambi. Mudah-mudahan, dengan acara ini dapat memberikan hiburan dan manfaat tersendiri bagi para ibu kita yang sudah mengikuti lomba tersebut,” (rom)
Ditambah dengan sorak-sorai peserta lainnya dan warga yang menonton, para ibu ini tidak segan-segan untuk memperlihatkan semangat mereka. Bahkan, tidak terlihat sama sekali keluhan ataupun kesulitan yang mereka rasakan. Setiap peserta tetap berlari menggunakan karung hingga ke garis finish.
Ini merupakan gambaran dari serunya rangkaian kegiatan Hari Ibu yang digelar oleh Vihara Sakyakirti Jambi. Dimotori oleh Generasi Muda Buddish Sakyakirti Jambi (GBSJ) dan juga semua elemen umat Buddha Sakyakirti, acara perayaan Hari Ibu ini terbilang unik dan menarik. Ini karena, hampir semua perlombaan yang digelar langsung menyentuh para ibu.
Peserta lomba dikhususkan untuk para ibu sehingga menjadi nilai plus acara tersebut. Menurut salah satu peserta lomba, Lily, setiap tahun dia dan teman-temannya ikut acara perlombaan untuk memeriahkan Hari Ibu akan selalu melibatkan para kaum ibu. “Bukan hadiah yang kami kejar, melainkan kegembiraan, maka setiap tahun kita selalu mengikuti acara hari ibu bersama teman-teman,” bebernya.
Ada banyak para ibu yang bersemangat untuk mengikuti lomba. Beberapa lomba yang digelar antara lain adalah balap karung, tarik tambang, menyumpit kacang tanah, membawa keleleng dangan sendok dan memasukkan air ke dalam botol. Tak kalah menarik, saat lomba tarik tambang. Mereka yang memiliki tenaga yang bisa dibilang pas-pasan ini justru terlihat sangat bersemangat.
Tarik menarik yang terjadi membuat semua peserta yang hadir pun bersorak-sorai memberikan semangat. Ini semakin membuat suasana menjadi hangat dan meriah. Peserta ternyata tidak hanya dibatasi oleh para ibu saja, remaja pun memiliki kesempatan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Hanya saja, perlombaan yang diikuti oleh para wanita yang sebagian besar tergabung dalam organisasi Wanita Buddish Indonesia (WBI) Jambi ini memberikan daya tarik tersendiri. “Kita sangat senang ternyata acara ini disambut cukup meriah oleh warga Tionghoa Jambi. Mudah-mudahan, dengan acara ini dapat memberikan hiburan dan manfaat tersendiri bagi para ibu kita yang sudah mengikuti lomba tersebut,” (rom)