Selain itu HBA juga mengoreksi bagian dari gedung pesanggrahan di Komplek Situs Muaro Jambi. Terutama got di depan pintu masuk yang tidak memiliki landasan atau titian bagi pengunjung atau pejalan kaki. Gubernur juga mengatakan, sisi dari drainase bangunan tersebut licin sangat berbahaya bagi yang menginjaknya.
"Inikan licin. Apalagi tidak ada pijakan bagi pejalan kaki. Bisa-bisa orang terjatuh saat melangkah di sini,"ungkap HBA, Rabu (5/1).
Pejabat yang mendapatkan langsung arahan dari Gubernur Jambi tersebut terlihat hanya mengangguk-anggukan kepadanya seperti membenarkan. Kemudian, setelah mengatakan hal tersebut, HBA langsung masuk kembali ke ruang pesanggrahan.
Kadisbudparpoda Muaro Jambi sendiri ketika itu membenarkan apa yang diungkapkan Gubernur Jambi. Menurutnya dengan tidak adanya titian landasan menapak di depan pintu masuk tersebut sangat mengkhawatirkan. Terutama bagi ibu-ibu saat melangkahi drainase. Tepi drainase yang licin sangat besar kemungkinan untuk tergelincir.
"Memang seharusnya ini diberikan jembatan atau besi titian yang menutupi got," ungkapnya.
Sementara itu, Hidayat, dari tim The Society of Muaro Jambi Temple (The SOMT) yang mengetahui teguran HBA tersebut langsung memerintahkan kepada penjaga gedung Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jambi untuk melakukan pengukuran panjang drainase bangunan yang ada. Dirinya juga meminta agar hasil pengukuran tersebut diserahkan kepadanya untuk dibuatkan titian dari besi.
Hidayat sendiri merupakan pimpinan perusahaan kopi terbesar di Jambi. Dia merupakan tokoh yang sangat memperhatikan dan memperjuangkan Komplek Situs Muaro Jambi menjadi World Heritage. (Tim)
"Inikan licin. Apalagi tidak ada pijakan bagi pejalan kaki. Bisa-bisa orang terjatuh saat melangkah di sini,"ungkap HBA, Rabu (5/1).
Pejabat yang mendapatkan langsung arahan dari Gubernur Jambi tersebut terlihat hanya mengangguk-anggukan kepadanya seperti membenarkan. Kemudian, setelah mengatakan hal tersebut, HBA langsung masuk kembali ke ruang pesanggrahan.
Kadisbudparpoda Muaro Jambi sendiri ketika itu membenarkan apa yang diungkapkan Gubernur Jambi. Menurutnya dengan tidak adanya titian landasan menapak di depan pintu masuk tersebut sangat mengkhawatirkan. Terutama bagi ibu-ibu saat melangkahi drainase. Tepi drainase yang licin sangat besar kemungkinan untuk tergelincir.
"Memang seharusnya ini diberikan jembatan atau besi titian yang menutupi got," ungkapnya.
Sementara itu, Hidayat, dari tim The Society of Muaro Jambi Temple (The SOMT) yang mengetahui teguran HBA tersebut langsung memerintahkan kepada penjaga gedung Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jambi untuk melakukan pengukuran panjang drainase bangunan yang ada. Dirinya juga meminta agar hasil pengukuran tersebut diserahkan kepadanya untuk dibuatkan titian dari besi.
Hidayat sendiri merupakan pimpinan perusahaan kopi terbesar di Jambi. Dia merupakan tokoh yang sangat memperhatikan dan memperjuangkan Komplek Situs Muaro Jambi menjadi World Heritage. (Tim)