Kedatangan mahasiswa ini sebagai bentuk aksi solidaritas atas tindakan represif aparat saat kader HMI yang menggelar aksi Indonesia jujur di depan istana negara Jakarta 24 Januari 2011 yang berakhir bentrok.
Selain mengutuk tindakan aparat atas insiden itu, massa HMI juga hendak mempertanyakan kemajuan kasus pemukulan aktivis HMI Jambi dan penembakan enam petani Sarolangun yang dilakukan oleh oknum aparat Kepolisian Daerah Jambi.
Aksi yang dilakukan mahasiswa ini mulanya berlangsung damai, bahkan diwarnai aksi teaterikal yang diperankan oleh dua aktivis HMI Jambi.
Bentrokan antara aparat dan mahasiswa tak terhindarkan setelah negosiasi antara aparat dan mahasiswa menemui jalan buntu, keinginan mahasiswa untuk menemui Kapolda Jambi secara langsung tidak dipenuhi, karena pagar Mapolda ditutup serta di blokade oleh aparat.
Massa yang kesal karena tindakan aparat tersebut kemudian berupaya membuka pintu gerbang secara paksa, sehingga terjadi aksi saling dorong mendorong pagar dengan petugas Polisi. Tidak tahan melihat aksi mahasiswa yang makin berani dan brutal, aparat kemudian berusaha mendorong mahasiswa dan membubarkan aksi tersebut.
Setelah berhasil mendorong mahasiswa, ternyata ada beberapa orang mahasiswa yang melawan, sehingga dipukuli dan ditendangi oleh oknum aparat hingga jatuh ke aspal,
mahasiswa yang tak berdaya kemudian digiring ke dalam Mapolda untuk diamankan.
Akibat bentrokan tersebut, belasan mahasiswa mengalami luka lecet dan memar serta enam lainnya diamankan polisi karena dianggap sebagai provokator.
Situasi akhirnya dapat diredam, setelah Polisi berjanji akan melepaskan mahasiswa yang diamankan kepada massa HMI yang bertahan di depan Mapolda.
Akibat dari bentrokan itu, lalu lintas di Jalan Jendral Sudirman depan Mapolda Jambi ditutup sehingga menyebabkan antrean kendaraan yang cukup panjang. (nug)
Selain mengutuk tindakan aparat atas insiden itu, massa HMI juga hendak mempertanyakan kemajuan kasus pemukulan aktivis HMI Jambi dan penembakan enam petani Sarolangun yang dilakukan oleh oknum aparat Kepolisian Daerah Jambi.
Aksi yang dilakukan mahasiswa ini mulanya berlangsung damai, bahkan diwarnai aksi teaterikal yang diperankan oleh dua aktivis HMI Jambi.
Bentrokan antara aparat dan mahasiswa tak terhindarkan setelah negosiasi antara aparat dan mahasiswa menemui jalan buntu, keinginan mahasiswa untuk menemui Kapolda Jambi secara langsung tidak dipenuhi, karena pagar Mapolda ditutup serta di blokade oleh aparat.
Massa yang kesal karena tindakan aparat tersebut kemudian berupaya membuka pintu gerbang secara paksa, sehingga terjadi aksi saling dorong mendorong pagar dengan petugas Polisi. Tidak tahan melihat aksi mahasiswa yang makin berani dan brutal, aparat kemudian berusaha mendorong mahasiswa dan membubarkan aksi tersebut.
Setelah berhasil mendorong mahasiswa, ternyata ada beberapa orang mahasiswa yang melawan, sehingga dipukuli dan ditendangi oleh oknum aparat hingga jatuh ke aspal,
mahasiswa yang tak berdaya kemudian digiring ke dalam Mapolda untuk diamankan.
Akibat bentrokan tersebut, belasan mahasiswa mengalami luka lecet dan memar serta enam lainnya diamankan polisi karena dianggap sebagai provokator.
Situasi akhirnya dapat diredam, setelah Polisi berjanji akan melepaskan mahasiswa yang diamankan kepada massa HMI yang bertahan di depan Mapolda.
Akibat dari bentrokan itu, lalu lintas di Jalan Jendral Sudirman depan Mapolda Jambi ditutup sehingga menyebabkan antrean kendaraan yang cukup panjang. (nug)