"Seperti yang disampaikan para ahli sejarah dan budayawan bahwa percandian Muaro Jambi adalah pusat pendidikan agama Budha. Selama ini kegiatan di candi lebih terfokus di atas (permukaan tanah), dan kita pun ingin mengetahui ada apa di bawah candi. Boleh lah dikatakan kemungkinan ada harta karun, karena yang namanya studi juga harta karun kan, tidak hanya emas permata," katanya.
Ia menjelaskan, peneliti mulai bekerja Rabu (22/6)hingga 28 Juni mendatang. Sedangkan Setyorini, dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi mengatakan, pihaknya siap mendamping penelitian di bawah Candi Kedaton.
Sebetulnya yang mau diteliti ada dua candi, Kedaton dan Gumpung. Namun mengingat selama ini Gumpung sudah beberapa kali dilakukan penelitian, maka pilihan jatuh ke Candi Kedaton.
Setyorini belum bisa bercerita banyak tentang hal ini, karena pihak Kementerian ESDM baru memulai penelitian. "Ini sangat membantu kita, apalagi pekerjaan ini menggunakan alat canggih sekelas GPR, ya kita manfaatkan selama berada di Jambi. Kita sangat mendukung kegiatan ini, dan akan menyiapkan pirantinya di sekitar lokasi," ujarnya.
Dikatakan Bambang Sugiarto kerja alat GPR adalah menembakkan gelombang elektromagnetik ke dalam permukan bumi. Setelah gelombang ditembakkan, maka gelombang elektromagnetik akan mengalami refraksi dan refleksi.
Gelombang yang direfleksikan itu yang diterima oleh receiver-nya dan bisa mendapatkan data-data dan gambar yang diinginkan. Kelemahan alat ini sangat sensitif terhadap telepon genggam dan sejenis logam, dan bisa mengganggu kerja GPR.
http://jambi.tribunnews.com/2011/06/22/boleh-dikatakan-kemungkinan-ada-harta-karun
Wow..Ada Harta Karun di Candi Muaro Jambi
Tak terbantahkan jika Candi Muaro Jambi memiliki pesona indah. Ternyata bukan hanya pesona indah, karena di bawah tanah bangunan candi tersebut menurut hasil penelitian sejumlah ahli, tersimpan 'harta karun' luar biasa, yakni berupa benda bersejarah peninggalan masa Budha.
Rabu (22/6) pagi ini, ahli geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelidiki 'harta karun' itu. Pakar geologi Indyo Pratomo dan Bambang Sugiarto telah menyiapkan alat canggih, radar pendeteksi bawah tanah atau Ground Penetrating Radar (GPR).
"Alat ini bekerja sangat canggih. Mirip setrika raksasa berat sekitar 100 kilogram. Kerjanya, dengan cara memasukkan antena di kedalaman 15-20 meter di bawah tanah. Nantinya akan diketahui seperti apa struktur batu-batuannya, untuk melihat apakah ada benda-benda yang terstruktur dengan bangunan atasnya," ujar Indyo Pratomo kepada Tribun Jambi, Selasa (21/6).
Menurut Indyo yang sudah berpengalaman 'memotret' benda-benda di dalam perut bumi ini tugas mereka hanya mendeteksi atau mencari tahu benda-benda atau strukturnya, khususnya di bawah Candi Kedaton. "Untuk urusan apakah ada bangunan atau benda-benda prasejarah dan sebagainya, itu tugasnya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)," ucapnya.
Cara kerja GPR itu, tambah Bambang Sugiarto, persis seperti Ultrasonography (USG) yang mengeluarkan gelombang elektromagnetik frekwensi tinggi. Kemudian gelombang elektro tersebut direspons dan menghasilkan gambar-gambar.
"Yang jelas dengan alat canggih ini, bisa diketahui seperti apa kemungkinan benda-benda di bawah candi. Interprestasi sifat-sifat fisik bebatuan yang ada di dalamnya. Hasilnya nanti bisa dilanjutkan oleh BP3 Jambi. Dengan alat ini kerja kita jadi lebih efesien," tutur Bambang.
http://jambi.tribunnews.com/2011/06/22/ada-harta-karun-di-bawah-candi-muaro-jambi
Ia menjelaskan, peneliti mulai bekerja Rabu (22/6)hingga 28 Juni mendatang. Sedangkan Setyorini, dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi mengatakan, pihaknya siap mendamping penelitian di bawah Candi Kedaton.
Sebetulnya yang mau diteliti ada dua candi, Kedaton dan Gumpung. Namun mengingat selama ini Gumpung sudah beberapa kali dilakukan penelitian, maka pilihan jatuh ke Candi Kedaton.
Setyorini belum bisa bercerita banyak tentang hal ini, karena pihak Kementerian ESDM baru memulai penelitian. "Ini sangat membantu kita, apalagi pekerjaan ini menggunakan alat canggih sekelas GPR, ya kita manfaatkan selama berada di Jambi. Kita sangat mendukung kegiatan ini, dan akan menyiapkan pirantinya di sekitar lokasi," ujarnya.
Dikatakan Bambang Sugiarto kerja alat GPR adalah menembakkan gelombang elektromagnetik ke dalam permukan bumi. Setelah gelombang ditembakkan, maka gelombang elektromagnetik akan mengalami refraksi dan refleksi.
Gelombang yang direfleksikan itu yang diterima oleh receiver-nya dan bisa mendapatkan data-data dan gambar yang diinginkan. Kelemahan alat ini sangat sensitif terhadap telepon genggam dan sejenis logam, dan bisa mengganggu kerja GPR.
http://jambi.tribunnews.com/2011/06/22/boleh-dikatakan-kemungkinan-ada-harta-karun
Wow..Ada Harta Karun di Candi Muaro Jambi
Tak terbantahkan jika Candi Muaro Jambi memiliki pesona indah. Ternyata bukan hanya pesona indah, karena di bawah tanah bangunan candi tersebut menurut hasil penelitian sejumlah ahli, tersimpan 'harta karun' luar biasa, yakni berupa benda bersejarah peninggalan masa Budha.
Rabu (22/6) pagi ini, ahli geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelidiki 'harta karun' itu. Pakar geologi Indyo Pratomo dan Bambang Sugiarto telah menyiapkan alat canggih, radar pendeteksi bawah tanah atau Ground Penetrating Radar (GPR).
"Alat ini bekerja sangat canggih. Mirip setrika raksasa berat sekitar 100 kilogram. Kerjanya, dengan cara memasukkan antena di kedalaman 15-20 meter di bawah tanah. Nantinya akan diketahui seperti apa struktur batu-batuannya, untuk melihat apakah ada benda-benda yang terstruktur dengan bangunan atasnya," ujar Indyo Pratomo kepada Tribun Jambi, Selasa (21/6).
Menurut Indyo yang sudah berpengalaman 'memotret' benda-benda di dalam perut bumi ini tugas mereka hanya mendeteksi atau mencari tahu benda-benda atau strukturnya, khususnya di bawah Candi Kedaton. "Untuk urusan apakah ada bangunan atau benda-benda prasejarah dan sebagainya, itu tugasnya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)," ucapnya.
Cara kerja GPR itu, tambah Bambang Sugiarto, persis seperti Ultrasonography (USG) yang mengeluarkan gelombang elektromagnetik frekwensi tinggi. Kemudian gelombang elektro tersebut direspons dan menghasilkan gambar-gambar.
"Yang jelas dengan alat canggih ini, bisa diketahui seperti apa kemungkinan benda-benda di bawah candi. Interprestasi sifat-sifat fisik bebatuan yang ada di dalamnya. Hasilnya nanti bisa dilanjutkan oleh BP3 Jambi. Dengan alat ini kerja kita jadi lebih efesien," tutur Bambang.
http://jambi.tribunnews.com/2011/06/22/ada-harta-karun-di-bawah-candi-muaro-jambi