JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki cara tersendiri dan unik dalam menggelar apel atau pengarahan gubernur. Kesan formal tidak tampak terlihat. Justru yang muncul kesan komunikatif dan santai.
Hal ini tampak apel siaga banjir yang digelar di Monas pada Selasa (6/11/2012) pagi. Jokowi dengan gayanya yang santai, langsung menginstruksikan peserta apel untuk menggelar simulasi daripada harus panjang lebar mendengarkan instruksi yang memakan waktu berjam-jam.
Dalam Apel tersebut, Jokowi meminta beberapa personel dari Tim Reaksi Cepat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM) Jaya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan simulasi penanganan banjir dan evakuasi korban banjir.
Hanya tujuh menit Jokowi menyampaikan arahan. Setelah itu, dia meminta empat personel tim reaksi cepat Satpol PP untuk maju ke depan melakukan evakuasi korban banjir.
"Saya mau minta tim reaksi cepat Satpol PP empat orang ke depan. Nanti kalau ada banjir larinya secepat sekarang ini ya," kata Jokowi kepada petugas Satpol PP itu. Kemudian, Jokowi langsung memimpin roleplay tersebut.
"Ayo coba, kalau ada banjir di Bukit Duri, kemudian ada korban pingsan di pinggir kali. Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Jokowi kepada empat petugas Satpol PP tersebut.
Kemudian, keempat petugas Satpol PP itu melakukan pertolongan pertama kepada salah satu petugas kebersihan Monas yang berakting menjadi korban banjir Bukit Duri. Setelah itu, korban banjir itu diangkat oleh keempat petugas itu dan ditidurkan di atas trotoar.
Setelah puas 'bermain-main' dengan Satpol PP, Jokowi kemudian meminta dua petugas dari PLN dan dua petugas PDAM Jaya untuk maju ke depan menghadapnya. Dia juga menanyakan apa yang dilakukan PLN dan PDAM Jaya bila terjadi banjir di Kampung Melayu.
"Coba PLN dan PDAM, kalau ada banjir di Kampung Melayu, apa yang akan dilakukan PLN?" tanya Jokowi kepada petugas PLN.
Petugas PLN itu pun kemudian memperagakan dengan berbicara di HT.
"Itu kamu ngapain itu?" tanya Jokowi kepada petugas PLN.
"Sedang di-calling ke wilayah untuk matikan aliran listrik," jawab petugas PLN.
"Kalau digantikan ada ganti gensetnya tidak?" tanya Jokowi.
"Ada gardu bergeraknya, Pak," jawab petugas PLN.
Selanjutnya, Jokowi bertanya kepada petugas PDAM terkait response time PDAM.
"Kalau PDAM apa yang dilakukan kalau banjir? Langsung bawa air atau koordinasi? Berapa menit air datang ke lokasi?" tanya Jokowi.
Petugas PDAM itu menjawab, response time mereka tiba di lokasi adalah sekitar tiga puluh menit. Jokowi pun meyakini PDAM kembali dengan nada sedikit mengancam, namun santai.
"Setengah jam? Bener ya, saya cek betul setengah jam. Saya catet ini. Setengah jam harus sampai di lokasi. Saya catet lho, hati-hati lho ya," kata Jokowi.
Setelah itu, giliran personel Tagana dan Dinas PU DKI dipanggil ke hadapannya. Pertanyaan yang sama pun dilontarkan oleh Jokowi kepada keempat petugas DPU DKI.
"Bagaimana kalau ada banjir?" tanya Jokowi.
"Evaluasi dan mencatat informasi," kata petugas Tagana itu.
Kemudian, Jokowi bertanya kepada Dinas PU DKI dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya. "Apa yang akan dilakukan saat banjir?" tanya Jokowi.
Petugas Dinas PU DKI menjawab akan melakukan koordinasi. Mendengar jawaban itu, Jokowi terdiam sebentar. Ia pun mengatakan, apabila banjir, petugas itu harus langsung bergerak jangan hanya sekadar mengumpulkan informasi.
"Kalau banjirnya datang tidak usah mengumpulkan informasi. Langsung saja bergerak cepat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Koordinasi nanti kalau akan memberikan arahan apa yang dibutuhkan. Nanti kalau saya tanya lagi, jangan dijawab koordinasi lagi lho ya," kata Jokowi.
Kemudian, petugas Dinas PU DKI langsung menjawab akan menyediakan pompa.
"Nah, itu jawaban yang dari tadi saya tunggu-tunggu," kata Jokowi yang disambut tawa peserta apel.
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/06/21182425/
Dalam Apel tersebut, Jokowi meminta beberapa personel dari Tim Reaksi Cepat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM) Jaya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan simulasi penanganan banjir dan evakuasi korban banjir.
Hanya tujuh menit Jokowi menyampaikan arahan. Setelah itu, dia meminta empat personel tim reaksi cepat Satpol PP untuk maju ke depan melakukan evakuasi korban banjir.
"Saya mau minta tim reaksi cepat Satpol PP empat orang ke depan. Nanti kalau ada banjir larinya secepat sekarang ini ya," kata Jokowi kepada petugas Satpol PP itu. Kemudian, Jokowi langsung memimpin roleplay tersebut.
"Ayo coba, kalau ada banjir di Bukit Duri, kemudian ada korban pingsan di pinggir kali. Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Jokowi kepada empat petugas Satpol PP tersebut.
Kemudian, keempat petugas Satpol PP itu melakukan pertolongan pertama kepada salah satu petugas kebersihan Monas yang berakting menjadi korban banjir Bukit Duri. Setelah itu, korban banjir itu diangkat oleh keempat petugas itu dan ditidurkan di atas trotoar.
Setelah puas 'bermain-main' dengan Satpol PP, Jokowi kemudian meminta dua petugas dari PLN dan dua petugas PDAM Jaya untuk maju ke depan menghadapnya. Dia juga menanyakan apa yang dilakukan PLN dan PDAM Jaya bila terjadi banjir di Kampung Melayu.
"Coba PLN dan PDAM, kalau ada banjir di Kampung Melayu, apa yang akan dilakukan PLN?" tanya Jokowi kepada petugas PLN.
Petugas PLN itu pun kemudian memperagakan dengan berbicara di HT.
"Itu kamu ngapain itu?" tanya Jokowi kepada petugas PLN.
"Sedang di-calling ke wilayah untuk matikan aliran listrik," jawab petugas PLN.
"Kalau digantikan ada ganti gensetnya tidak?" tanya Jokowi.
"Ada gardu bergeraknya, Pak," jawab petugas PLN.
Selanjutnya, Jokowi bertanya kepada petugas PDAM terkait response time PDAM.
"Kalau PDAM apa yang dilakukan kalau banjir? Langsung bawa air atau koordinasi? Berapa menit air datang ke lokasi?" tanya Jokowi.
Petugas PDAM itu menjawab, response time mereka tiba di lokasi adalah sekitar tiga puluh menit. Jokowi pun meyakini PDAM kembali dengan nada sedikit mengancam, namun santai.
"Setengah jam? Bener ya, saya cek betul setengah jam. Saya catet ini. Setengah jam harus sampai di lokasi. Saya catet lho, hati-hati lho ya," kata Jokowi.
Setelah itu, giliran personel Tagana dan Dinas PU DKI dipanggil ke hadapannya. Pertanyaan yang sama pun dilontarkan oleh Jokowi kepada keempat petugas DPU DKI.
"Bagaimana kalau ada banjir?" tanya Jokowi.
"Evaluasi dan mencatat informasi," kata petugas Tagana itu.
Kemudian, Jokowi bertanya kepada Dinas PU DKI dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya. "Apa yang akan dilakukan saat banjir?" tanya Jokowi.
Petugas Dinas PU DKI menjawab akan melakukan koordinasi. Mendengar jawaban itu, Jokowi terdiam sebentar. Ia pun mengatakan, apabila banjir, petugas itu harus langsung bergerak jangan hanya sekadar mengumpulkan informasi.
"Kalau banjirnya datang tidak usah mengumpulkan informasi. Langsung saja bergerak cepat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Koordinasi nanti kalau akan memberikan arahan apa yang dibutuhkan. Nanti kalau saya tanya lagi, jangan dijawab koordinasi lagi lho ya," kata Jokowi.
Kemudian, petugas Dinas PU DKI langsung menjawab akan menyediakan pompa.
"Nah, itu jawaban yang dari tadi saya tunggu-tunggu," kata Jokowi yang disambut tawa peserta apel.
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/06/21182425/