JAMBI - Imlek tidak hanya dirayakan umat Khonghucu, tetapi juga kebanyakan warga keturunan Tionghoa di berbagai belahan dunia. Di dalamnya terkandung nilai-nilai religi dan sosial yang begitu kental, berbagai macam aksesori berwarna merah menyala, seperti lampion, lilin, hio, barongsai, pohon jeruk yang dihiasi angpau banyak dijumpai di super market, mini market dan toko-toko, asesoris tersebut untuk menyemarakan Tahun Baru Imlek yang tahun ini jatuh pada 10 Februari 2013.
Bagi masyarakat Tionghoa di belahan dunia mana pun, Imlek atau Tahun Baru China merupakan perayaan yang begitu di-nanti-nantikan. Betapa besar arti Imlek bagi mereka, tidak sekadar sebagai sarana perenungan untuk memperbaiki diri, tetapi juga momen yang paling afdol untuk memohon kehidupan yang lebih baik kepada Sang Pencipta, serta mendoakan para leluhur. "Kalau ada kekurangan dan kesalahan diperbaiki dan kalau ada keburukan sebaiknya dibuang.,"
Umumnya warga Tionghoa menjadikan Imlek sebagai momentum introspeksi diri dan pengharapan untuk nasib yang lebih baik pada masa depan. Menurut sejarahnya, tradisi merayakan Imlek yang tahun ini menginjak tahun ke-2564 itu telah dimulai sejak zaman Dinasti Han pada 551 sebelum masehi (SM). Pada masa itu agama Khonghucu diakui sebagai agama negara.
Karena itu, tidak heran jika Imlek kemudian meluas tidak hanya sebagai perayaan keagamaan tetapi juga menjadi budaya masyarakat Tionghoa, makna itu menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pada perayaan hari besar itu warga Tionghoa memanfaatkannya untuk merekatkan kembali jalinan kekeluargaan. Anggota-anggota keluarga yang tinggal saling berjauhan biasanya berkumpul bersama untuk merayakan Imlek.
Biasanya warga merayakan Imlek dengan ritual sembahyang dan makan bersama. Doa-doa yang dipanjatkan tidak lepas dari permohonan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik (layak) pada masa mendatang. Tak kalah penting adalah acara saling bersilaturahmi dan berkunjung ke rumah sanak saudara dan tetangga terdekat.
Biasanya pada momen imlek itu orang yang lebih tua memberikan angpau kepada mereka yang lebih muda atau belum menikah. Beragam kue tradisional khas China juga disajikan sebagai pelengkap kemeriahan Tahun Baru Imlek.
Perayaan Imlek yang kerap dimeriahkan pula dengan berbagai atraksi-atraksi seni tradisional China seperti barongsai, liong (naga), wushu, wayang China (potehi), Imlek ditutup dengan perayaan malam Cap Go Meh. (Romy)