JAMBI – Waktu memasuki kawasan Koni VI sayup-sayup terdengan suara gendrang diiringi irama suling, semakin dekat ke gerbang kelenteng (MAKIN) Sai Che Tien ( ) terdengar jelas suara rohaniawan Khonghucu tengah membaca So Bun (sejenis surat pemberitahuan kepada Tuhan red)) yang dibacakan oleh Lim Tek Chong yang setiap tahun sengaja datang dari Tiongkok (China).
Hasil pantauan dilapangan sejak pagi tadi (4/6) panitia penyelenggara (locu) telah mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran upacara sembahyang. Suasana hiruk pikuk didalam kelenteng maupun umat Khonghucu lalu lalang diluar kelenteng, kilauan sinar dari pancaran lilin-lilin merah menambah keindahan kelenteng yang mayolitas berwarna merah menerangi sederat altar para suci yang ikut meramaikan ulang tahun Hok Hie Te Shien “Fu Xi 伏羲”, selain itu aroma wewangian dari gaharu/ hio yang dinyalakan umat Khonghucu.
Umat Khonghucu yang hadir diperkira lebih dari 1.000 orang, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi.
Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Sai Kong Liem Teek Cong. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red) dihalaman depan pintu masuk klenteng. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.
Dihalaman depan maupun samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, puluhan kim shin dari roh suci turut menyemarakan acara hari ulang tahun Hok Hie Te Shien “Fu Xi 伏羲”yang biasa disebut Shien Kong, karena “Fu Xi 伏羲” yang dikenal sebagai sebagai Nenek Moyang Manusia di Cina. Selain merayakan sejit, ada juga ritual Kho Kun Ciong sembahyang terhadap pengawal para shen ming serta mempersembahkan sesajian kepada arwah-arwah gentayangan.
Menurut rohaniwan Makin Sai Che Tien, The Lien Teng. nama besar shen ming Hok Hie Te Sien yang dalam bahasa mandarin bernama Fu Xi 扶羲 (2952 – 2836 SM), sedangkan di Jambi pada umumnya umat Khonghucu memanggil Sien Kong (Sien=Dewa, Kong=Datuk).
Fu Xi adalah shen ming (dewa) pertama dan dia (Fu Xi) yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat.
Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, cara menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi. Dia juga melembagakan perkawinan dan menawarkan udara terbuka pertama korban ke surga.
Seusai perayaan sejit, semua sesajian dimasak lalu di makan bersama seluruh umat yang ada di klenteng Sai Che Tien.
Ternyata ulang tahun Hok Hie Te Shien dimanfaatkan oleh salah satu calon walikota untuk memsosialisan dirinya sebagai cawako, namun kehadiran cawako kurang diperhatikan umat khonghucu, lantaran kedatangan umat ke Makin Sai Che Tien adalah untuk sembahyang, bukan mau melihat calon walikota, hingga ada umat yang nyelutuk “kita mau sembahyang, bukan mau lihat cawako dan apakah dia (cawako) akan ingat kita jika terpilih nanti.” Pada hal kelenteng tidak dibenarkan untuk beraktifitas dalam kegiatan partai. (Romy)
Umat Khonghucu yang hadir diperkira lebih dari 1.000 orang, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi.
Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Sai Kong Liem Teek Cong. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red) dihalaman depan pintu masuk klenteng. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.
Dihalaman depan maupun samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, puluhan kim shin dari roh suci turut menyemarakan acara hari ulang tahun Hok Hie Te Shien “Fu Xi 伏羲”yang biasa disebut Shien Kong, karena “Fu Xi 伏羲” yang dikenal sebagai sebagai Nenek Moyang Manusia di Cina. Selain merayakan sejit, ada juga ritual Kho Kun Ciong sembahyang terhadap pengawal para shen ming serta mempersembahkan sesajian kepada arwah-arwah gentayangan.
Menurut rohaniwan Makin Sai Che Tien, The Lien Teng. nama besar shen ming Hok Hie Te Sien yang dalam bahasa mandarin bernama Fu Xi 扶羲 (2952 – 2836 SM), sedangkan di Jambi pada umumnya umat Khonghucu memanggil Sien Kong (Sien=Dewa, Kong=Datuk).
Fu Xi adalah shen ming (dewa) pertama dan dia (Fu Xi) yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat.
Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, cara menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi. Dia juga melembagakan perkawinan dan menawarkan udara terbuka pertama korban ke surga.
Seusai perayaan sejit, semua sesajian dimasak lalu di makan bersama seluruh umat yang ada di klenteng Sai Che Tien.
Ternyata ulang tahun Hok Hie Te Shien dimanfaatkan oleh salah satu calon walikota untuk memsosialisan dirinya sebagai cawako, namun kehadiran cawako kurang diperhatikan umat khonghucu, lantaran kedatangan umat ke Makin Sai Che Tien adalah untuk sembahyang, bukan mau melihat calon walikota, hingga ada umat yang nyelutuk “kita mau sembahyang, bukan mau lihat cawako dan apakah dia (cawako) akan ingat kita jika terpilih nanti.” Pada hal kelenteng tidak dibenarkan untuk beraktifitas dalam kegiatan partai. (Romy)
* Kamera Rusak Datang Saja Ke AYEN Service Kamera