KISAH: Keakraban Jokowi bersama ajudan, sopir dan makan bersama di warung kaki lima.
JAKARTA – Suatu kali, Herwin, ajudan pertama Joko Widodo (Jokowi) ketika masih menjabat Wali Kota Surakarta, dibuat kaget saat diajak tugas luar kota di Jakarta.
JAKARTA – Suatu kali, Herwin, ajudan pertama Joko Widodo (Jokowi) ketika masih menjabat Wali Kota Surakarta, dibuat kaget saat diajak tugas luar kota di Jakarta.
Jokowi meminta Herwin untuk memesan satu kamar saja. Herwin mengira, ia akan tidur di sofa, sedangkan Jokowi tidur di kasur. Namun, Jokowi malah menyuruh Herwin untuk tidur satu kasur dengannya.
Demikian seperti dikutip dari buku Jokowi Pemimpin Berjiwa Rocker. Meskipun sudah terbiasa dengan sikap Jokowi yang tidak mengenal batas protokoler pejabat dan ajudan, tetap saja Herwin merasa canggung, sebab tidak semua pejabat mau melakukan hal tersebut.
Seorang kepala daerah biasanya bangga dengan peraturan baku protokoler pemerintahan. Namun Jokowi memilih jalan di luar kelaziman para pejabat tersebut. Bukan hanya tidur satu kamar, Jokowi kerap makan satu meja bersama ajudan dan sopirnya bahkan sering juga berbagi lauk dan sayur dalam satu piring.
Sebagai pemimpin yang lahir dari keresahan akan kondisi daerah yang tak kunjung maju, sikap Jokowi sangat sederhana dan praktis. Peraturan protokoler yang dianggapnya tidak efisien, ia modifikasi menjadi lebih luwes.
Contohnya mengenai pemesanan kamar tadi. Hal itu ia lakukan untuk menghemat biaya akomodasi tugas luar kota, selain juga untuk keperluan efektivitas koordinasi.
Kedekatan dengan ajudan dan orang-orang di sekelilingnya, ternyata bukan hanya sebatas hubungan profesional. Jokowi juga menganggap bawahannya seperti kerabat sendiri.
Keakraban Jokowi bersama sopir dan para ajudannya sering terlihat ketika makan bersama di warung kaki lima. Tak jarang Jokowi juga mengajak istri dan anak-anaknya.
Sikapnya yang bersahabat dengan wong cilik ia terapkan pula ketika membenahi Pedagang Kaki Lima (PKL). Tidak ada perlawanan dari para pedagang ketika penertiban dilakukan. Jokowi memerintahkan Satpol PP untuk “mengudangkan” senjata dan pentungan mereka.
Sebaliknya, para pedagang kaki lima diajaknya makan siang bersama di Loji Gandrung, rumah dinas Jokowi. Dari obrolan yang terjadi, muncullah kesepahaman visi, sehingga PKL ikhlas di relokasi.
Lantas untuk persoalan gaji, Jokowi termasuk dari sedikit kepala daerah yang tak mempermasalahkannya. Suami Iriana itu bahkan tidak pernah menggunakan gaji yang ia dapat untuk kepentingan pribadi.
Kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang merakyat, mengantarkan pengusaha kayu dan mebel ini ke gerbang istana negara. Jokowi adalah antitesa dari kebanyakan pejabat publik dengan rapor merah.
http://www.ruangpojok.com/berita/peristiwa/cerita-jokowi-minta-ajudan-tidur-bareng-satu-ranjang.html* www.ayojambi.com/
Demikian seperti dikutip dari buku Jokowi Pemimpin Berjiwa Rocker. Meskipun sudah terbiasa dengan sikap Jokowi yang tidak mengenal batas protokoler pejabat dan ajudan, tetap saja Herwin merasa canggung, sebab tidak semua pejabat mau melakukan hal tersebut.
Seorang kepala daerah biasanya bangga dengan peraturan baku protokoler pemerintahan. Namun Jokowi memilih jalan di luar kelaziman para pejabat tersebut. Bukan hanya tidur satu kamar, Jokowi kerap makan satu meja bersama ajudan dan sopirnya bahkan sering juga berbagi lauk dan sayur dalam satu piring.
Sebagai pemimpin yang lahir dari keresahan akan kondisi daerah yang tak kunjung maju, sikap Jokowi sangat sederhana dan praktis. Peraturan protokoler yang dianggapnya tidak efisien, ia modifikasi menjadi lebih luwes.
Contohnya mengenai pemesanan kamar tadi. Hal itu ia lakukan untuk menghemat biaya akomodasi tugas luar kota, selain juga untuk keperluan efektivitas koordinasi.
Kedekatan dengan ajudan dan orang-orang di sekelilingnya, ternyata bukan hanya sebatas hubungan profesional. Jokowi juga menganggap bawahannya seperti kerabat sendiri.
Keakraban Jokowi bersama sopir dan para ajudannya sering terlihat ketika makan bersama di warung kaki lima. Tak jarang Jokowi juga mengajak istri dan anak-anaknya.
Sikapnya yang bersahabat dengan wong cilik ia terapkan pula ketika membenahi Pedagang Kaki Lima (PKL). Tidak ada perlawanan dari para pedagang ketika penertiban dilakukan. Jokowi memerintahkan Satpol PP untuk “mengudangkan” senjata dan pentungan mereka.
Sebaliknya, para pedagang kaki lima diajaknya makan siang bersama di Loji Gandrung, rumah dinas Jokowi. Dari obrolan yang terjadi, muncullah kesepahaman visi, sehingga PKL ikhlas di relokasi.
Lantas untuk persoalan gaji, Jokowi termasuk dari sedikit kepala daerah yang tak mempermasalahkannya. Suami Iriana itu bahkan tidak pernah menggunakan gaji yang ia dapat untuk kepentingan pribadi.
Kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang merakyat, mengantarkan pengusaha kayu dan mebel ini ke gerbang istana negara. Jokowi adalah antitesa dari kebanyakan pejabat publik dengan rapor merah.
http://www.ruangpojok.com/berita/peristiwa/cerita-jokowi-minta-ajudan-tidur-bareng-satu-ranjang.html* www.ayojambi.com/