JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Pemugaran kompleks Candi Muaro Jambi, khususnya Candi Kedaton ini dibiayai dari dana APBN. Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Jambi berkewajiban untuk mengamankan proses tersebut. Terlebih dengan adanya temuan bersejarah yang diperkirakan merupakan tinggalan Abad VII-XIII sesuai catatan diketemukan Situs Candi Muaro Jambi.
Sementara itu, Bante Sujid yang datang Jumat sore, terus mengamati dua makara itu. Menurut Bante Sujid, bentuk makara menyerupai ular besar dan kepala kambing. Dengan seksama, Bante Sujid menjelaskan alasan 'menangkap' makara menyerupai kepala kambing di mulut ular.
Di bawah ada tonjolan batu kecil menyerupai kepala kambing, kemudian ada kesan mulut menganga ular besar berikut gigi ular.
Seolah belum percaya dengan perkiraannya, Bante Sujid mengambil langkah mundur dan terus mengamati dengan seksama. Lalu dia manggut-manggut dan berkata," Kalau yang bawah itu kepala kambing, sedang yang atas memang ular besar bukan naga ya," katanya.
Ketika ditanya sejarah apa yang tergambar dari dua makara itu, Bante Sujid hanya geleng-geleng kepala. "Saya belum tahu," katanya. Namun dia memastikan usia makara itu lebih dari seribu tahun.
Sedang melihat stuktur tangga andesit, Bante Sujid memperkirakan di atas ada hamparan yang bisa saja untuk beribadah atau singgasana. "Nanti setelah ini ada turunan kembali," prediksi Bante Sujid.
Bante Sujid bercerita bahwa begitu mengetahui ada penemuan makara, langsung mengontak para bhiksu di Thailand. Kebetulan saat itu, Bante Sujid menjalani masa wasa ini di Vihara Maha Citiya Oenang Hermawan Jambi. Lalu bagaimana respons para bhiksu di Thailand?
"Mereka senang mendengar itu dan mengatakan bahwa itu Budha, Saya lihat langsung ke sini dan melihat ini. Mereka akan datang sekitar November atau Desember ke sini (Candi Kedaton) untuk melihat langsung ini semua," katanya.