Minggu, 22 Juli 2018

Memperingati 3 Tahun Wafatnya Almarhum Lie Yi Guan

Sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, 李傳兴 (Lie  Chuan Heng) memperingati tiga tahun berpulangnya ayahnya 李義源. Berbakti dan setia kepada orang tua merupakan sebuah kewajiban yang tidak bisa di tolak oleh putra-putranya.

Salah satu tradisi yang masih di pegang erat warga tionghoa adalah membakar rumah arwah yang terbuat dari kertas. Di Jambi, tradisi itu masih berjalan hingga sekarang dan semakin banyak yang mampu mengirimkan rumah-rumahan untuk almarhum orangtua mereka.

“Tradisi ini masih kuat bertahan sampai sekarang. Tradisi membakar rumah-rumahan sebagai bentuk kebaktian seorang anak laki-laki terhadap orangtuanya. Mereka mengirimkan rumah-rumahan dengan cara membakar berikut segala isinya.”

Ritual kali ini dipimpin oleh Lim Tek Chu Taoshe dari Tiongkok 中国道士林泽取 dibantu rohaniawan MAKIN Sai Che Tien, Js. The Lien Teng (郑連丁).

Banyak yang berkeyakinan, orang yang sudah meninggal juga membutuhkan rumah, kendaraan dan harta benda lainnya. Layaknya ketika masih hidup di muka bumi ini.

“Bahwa manusia hidup di atas bumi merlukan tempat tinggal yang layak, kebutuhan sehari, seperti pangan, sandang dan papan. Demikian juga arwah orang yang telah wafat di alam baka. Juga membutuhkan kehidupan seperti layaknya masa hidupnya”.

Bagi masyarakat Tionghoa, penghormatan kepada orangtua atau leluhur, baik yang masih hidup atau yang sudah wafat, merupakan kebudayaan. Rumah-rumahan biasanya terbuat dari bambu, karton, dan kertas warna warni serta dirias lampu kelap kelip.

Tradisi mengirimkan rumah-rumahan beserta isinya biasanya banyak dipegang teguh pada tradisi Tionghoa yang beragama Khonghucu dan Tao. Pengiriman rumah-rumahan dilakukan setelah orangtua meninggal tiga tahun, ada juga yang baker rumah-rumahan pada saat pemakaman jenazah.

Ada dua jenis kertas yang digunakan untuk mendukung pembakaran rumah-rumahan, pertama kertas yang bagian tengahnya berwarna keemasan (kim cua). Kedua, kertas yang bagian tengahnya berwarna silver (gin cua).

Kertas warna emas untuk dewa, sedangkan silver bagi arwah leluhur. Sebelum pembakaran rumah-rumahan, anak lain-laki dari almarhum akan melakukan sembahyang mengundang roh orangtua yang sudah meninggal.

Konon tradisi "Bakar Rumah-rumahan dan uang Kertas" ini baru dimulai pada zaman pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien (Lie She Min) dari Kerajaan Tang di Tiongkok. Lie Sie Bien adalah seorang kaisar yang adil dan bijaksana sehingga beliau dicintai oleh rakyatnya. (Romy)

* https://www.facebook.com/makinjambi

Rabu, 18 Juli 2018

Perayaan Hari Besar Lak Jin Sien She

JAMBI – Rabu (18/7-2018) ratusan umat Khonghucu Jambi mengikuti upacara perayaan hari besar shenren (dewa) Lak Jin Sien She六壬仙師”di tempat ibadah Khonghucu Ta Sien Wei Ling Kheng yang beralamat di Jalan Gajah Mada, Lorong Sita, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Pada hari yang sama di provinsi Jambi terdapat dua tempat yang merayakan upacara sejit Lak Jin Sien She, yakni di kota Jambi dan kota Kuala Tungkal, kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Untuk upacara perayaan di kota Jambi dipimpin oleh rohaniawan resmi dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia yang disingkat MATAKIN Jambi, JS. The Lien Teng.

Maka umat lebih banyak memilih sembahyang di kota Jambi daripada pergi jauh-jauh, kecuali jika hari perayaan tidak sama harinya.

Bagi klenteng yang terdaftar di MATAKIN dituntut untuk pro aktif dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat keagamaan. Tujuannya, agar umat Khonghucu terutama anak-anak dan remaja memiliki kegiatan yang bermanfaat di dalam klenteng. Selain itu, umat Khonghucu memiliki satu atap yang berpegang kepada Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dalam melakukan setiap kegiatan.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki bermacam-macam suku, bangsa, ras, budaya, dan agama. Di Indonesia terdapat enam Agama resmi, yaitu agama Kristen, Katolik, Hindu, Khonghucu, Budha, dan Islam. Di setiap agama tersebut pasti memiliki ritual keagamaan dan kepercyaannya sendiri-sendiri yang berbeda-beda sesuai dengan tuntunan iman dan ajaran agama dari setiap masing-masing agama tersebut. Agama Khonghucu tidak hanya mengajarkan kepada penganutnya bagaimana seseorng berbakti  kepada Tian (Tuhan Yang Maha Esa) atau Nabi saja, melainkan lebih menekankan bakti kepada kedua orang tua dan aksi nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Agama Konghucu juga mengajarkan tata cara melakukan ibadah kepada Tian, Nabi, orang-orang suci, leluhur dan lain-lain.

Namun tidak dapat dipungkiri, ada pengurus klenteng yang menyalagunakan klenteng untuk kepentingan pribadi bermodal SK Matakin Pusat, fungsi pendidikan maupun sosial tidak tampak!.

Yang tak kalah hebatnya, ada rumah toko yang di sulap menjadi tempat ibadah oleh pendatang mengatasnamakan agama tanpa mengantongi ijin dari Kemenag Provinsi Jambi maupun terdaftar di MATAKIN Jambi maupun kota Jambi.!!! (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi

Minggu, 01 Juli 2018

Pemilihan Sio Co Anxi Wilayah Talang Banjar Jambi

JAMBI - Masa bakti kepengurusan wilayah Anxi Talang Banjar Jambi telah berakhir periode 2015-2018. Hari ini, Minggu (1/7-2018) dilakukan pemilihan ketua baru untuk 3 tahun kedepan periode 2018-2021 di aula serbaguna Klenteng Sai Che Tien Jalan Koni 4, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Perkumpulan aneka kesejahteraan (ANKE) Jambi adalah perkumpulan suku Hokkien terbesar di Jambi.

Untuk memberikan pelayanan kepada warga Anxi di Jambi yang tersebar di wilayah Jambi, maka pengurus wilayah membentuk pengurus ranting (sio co). ketua yang terpilih Lie Kien Sun, wakil ketua I, Lie Kai Lien, wakil ketua II, Lie Tek Jun.

Lie Kien Sun mengungkapkan, kedepannya kita harapkan pengurus yang terpilih dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kepada warga Anxi yang bermukim di wilayah Talang Banjar Jambi. katanya.

Selain menceritakan tentang pelayanan, Lie Kien Sun juga menceritakan tentang Perkumpulan Anxi Jambi yang merupakan wadah silaturahmi antar masyarakat Hokkien yang berada di provinsi Jambi maupun diluar provinsi Jambi guna mempererat rasa kekeluargaan.

Ketua lama, masa bakti 2015-2018, The Kien Peng menjelaskan, tentang perkumpulan sio co wilayah Talang Banjar Jambi bisa lebih baik dari masa baktinya.

“Keluarga Hokkian merupakan marga terbesar di Jambi yang jumlahnya ratusan ribu orang dengan adanya wadah ini selain untuk bersilaturahmi juga untuk saling bertukar pikiran dalam berbagai hal,” ucapnya. (Romy)

* https://www.facebook.com/makinjambi