Rabu, 30 Maret 2011

Inilah Obat kanker paling Ampuh yang selama ini disembunyikan

Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.
Buah Sirsak
Tapi, Mengapa Kita Tidak Tahu?

Karena salah satu perusahaan dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat-rapatnya, mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia.

Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia-sia, mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet milyaran dollar menutup rapat-rapat rahasia keajaiban pohon ini.

Pohonnya pendek, di brazil dinamai “Graviola”, di Spanyol “Guanabana” bahasa inggrisnya “soursop”. Di Indonesia, ya buah sirsak. Buahnya berduri lunak, daging buah berwarna putih, rasanya manis-kecut/asam, dimakan dengan cara membuka kulitnya atau di buat jus.

Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor atau kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit atau cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.

Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Science Institute bagi masyarakat Amerika adalah institute ini membuka tabir rahasia buah ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah: jauh dipedalaman hutan amazon, tumbuh “pohon ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan hidup. Tidak ada yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa-masa yang akan datang.
Riset Membuktikan “Pohon Ajaib” dan Buahnya Ini Mampu:

• Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, ataupun rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
• Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
• Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan atau penyembuhan.
• Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.

Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika. Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak (sari) buah ini adalah
• Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas.
• Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan.
• Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel2 sehat.

Riset telah di lakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa2 mengenai hal ini? Karena begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan.

Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh dihutan Amazon ini. Ternyata beberapa bagian dari pohon ini, yakni kulit, akar, daun, daging buah dan bijinya selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika selatan untuk menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik. Dengan bukti-bukti ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker.

Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini. Mengapa?
Dibawah undang-undang federal sumber bahan alami untuk obat DILARANG/TIDAK BISA dipatenkan.

Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk membuat sinthesa (kloning) dari Graviola ini agar bisa di patenkan sehingga dana yang di keluarkan untuk riset dan aneka test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar. Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak dapat di-kloning. Perusahaan gigt jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka test.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar berangsur-angsur memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.

Beruntunglah, ada salah seorang ilmuwan dari tim riset yang tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, ia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengupulkan bahan-bahan alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar riset dari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif.

The National Cancer Institute
mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak di publikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang di lakukan leh 20 Laboratorium Independen yang berbeda.

Suatu studi yang di publikasikan oleh The Journal of Natural Products meyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di korea selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan Terapi Kemo.

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh ataupun terganggu. Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif seperti rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker prostat, pankreas, dan paru-paru.

Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari lembaga-lembaga tersebut di atas.

Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budidayakan dan di panen oleh orang-orang pribumi Brazil, kini bisa di peroleh di Amerika.

Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker.

Untuk pencegahan:
disarankan makan atau minum jus buah sirsak.

Untuk penyembuhan:
- 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap
dan air tinggal 1 gelas saja.
- Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari 2 kali.
- Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi.

Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter, katanya cukup berkhasiat.
Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi,
bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal
dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.

Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh sebagian sel sel yang normal.

Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping apapun.Sebar luaskan kabar baik ini kepada keluarga, saudara, sahabat,dan teman yang anda kasihi.

Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat di jumpai dalam Beyond Chemotherapy: New Cancer Killers, Safe as Mother’s Milk, sebagai free special bonus terbitan Health Science Institute.

Artikel ini hasil terjemahan Health Science Institute.

http://www.confucian.me/profiles/blogs/inilah-obat-kanker-paling

Selasa, 29 Maret 2011

Warga Temukan Prasasti Beraksara Pallawa

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM Warga Desa Pulau Bayur Kecamatan Pemenang Selatan, Kabupaten Merangin, melapor ke camat setempat atas penemuan sebuah batu bertulis. Batu itu diduga prasasti peninggalan masa lalu.
Saya sudah diutus camat untuk meninjau langsung ke lapangan, dan ternyata di tepi sebuah hutan, tak jauh dari Goa Benteng, temuan itu sudah dibersihkan. Bentuknya mirip seperti prasasti Karang Birahi di Desa Karang Birahi, Kecamatan Pemenang Induk," kata staf camat Sunarto, saat dihubungi di Bangko, Selasa (29/3).

Menurut Sunarto, prasasti yang ditulis di atas sebuah batu lempengan tersebut sangat mirip dengan bentuk prasasti karang birahi yang merupakan peninggalan zaman Dinasti Syeilendra, pada masa Kerajaan Sriwijaya. Aksara yang dipakai pun sama yakni aksara Pallawa di atas batu pualam.

"Tapi kita tidak bisa membacanya, karena itu diperlukan tim ahli dari BP3 di Jambi untuk meneliti lebih lanjut temuan tersebut," kata Sunarto.

Keberadaan prasasti tersebut tidak jauh dari desa setempat. Dari ujung desa hanya berjarak sekitar 50 meter. Saat ini prasasti yang baru ditemukan tersebut jadi objek rekreasi masyarakat desa setempat. Keberadaannya sudah dibersihkan oleh warga dari semak di sekitarnya, bersamaan dengan program camat membersihkan kawasan mulut Goa Benteng.

Desa Pulau Bayur adalah desa terpencil di Kecamatan Pemenang Barat. Desa tersebut berjarak 18 km dari Desa Tambang Emas yang merupakan ibu kota kecamatan dan sekitar 50 km dari kota Bangko, selaku ibu kota kabupaten.

"Desa Pulau Bayur itu sangat terpencil, sampai saat ini belum ada ruas jalan permanen beraspal menuju ke situ, karenanya terbilang sulit untuk mencapainya dengan kendaraan," kata Nurdin.

http://jambi.tribunnews.com/2011/03/29/warga-temukan-prasasti-beraksara-pallawa

Duh! Anggota Polisi Jambret Gadis Pidie

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Seorang anggota polisi di jajaran Polresta Banda Aceh terpaksa mendekam di hotel prodeo tempat dinasnya sendiri karena menjambret seorang gadis asal Kabupaten Pidie, Aceh.
Ironisnya, penjambretan dilakukan seusai mendengar amanah Kapolda Aceh agar polisi bisa meningkatkan tugas kamtibmasnya. Kapolresta Banda Aceh Kombes Armensyah Thay mengaku sangat kesal atas perbuatan anak buahnya tersebut.

“Sangat memungkinkan dia akan dipecat dengan tidak hormat karena sudah memalukan kesatuan tempat dia bertugas,” kata Armensyah tegas, (29/3/2011) di Polresta Banda Aceh, Selasa.

Dari pemeriksaan petugas, anggota polisi berinisial Briptu Ir (25) ini mengaku sedang mengendarai kendaraan di kawasan Jalan Iskandar Muda, Punge, menuju Ulhee Lheu, Banda Aceh. Kemudian Briptu Ir juga melihat seorang perempuan yang juga mengenakan sepeda motor di jalan yang sama.

“Lalu ia mendekati motor si perempuan itu dan kemudian menjambret tas yang dipegang si korban. Isi tas tidak seberapa, tapi ini kelakuan yang sangat buruk dan memalukan,” kata Armensyah Thay.

Korban bernama Rasyidah (24) diketahui berasal dari Kabupaten Pidie, yang sedang berada di Kota Banda Aceh. Briptu Ir juga diduga dalam kondisi mabuk dan menggunakan narkoba jenis sabu.

Tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal tiga tahun penjara dan dipecat dengan tidak hormat dari satuan kepolisian.

http://regional.kompas.com/read/2011/03/29/18550568/

Sabtu, 26 Maret 2011

Razia Kendaraan, Pengedar Narkotika Yang Ketangkap

JAMBI – Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, pepatah ini cocok buat para penyalaguna narkotika atau kurir narkotika di Kota Jambi, pasalnya,
Sabtu kemarin (26/3) Satuan Polisi Sektor (Polsek) Jambi Timur yang gelar sedang mengelar razia pengguna jalan raya yang ugal-ugalan di Jalan Pangeran Diponegoro (depan Puskesmas Koni), serta menekan aksi curanmor didaerah hukum Poltabes Jambi. Namun siapa sangka ditengah razia petugas dapat menangkap seorang pengendara sepeda motor yang membawa narkoba.

Tim Buru Sergap Polsek Jambi Timur, membekuk seorang laki-laki yang membawa obat haram jenis sabu-sabu yang disimpan dalam kemasan rokok di kantong celana.

Tersangka Abdul Hadi (27) ditangkap ketika sedang mengendara sepeda motor jenis Yamaha Jupiter Z dengan Nopol BH 2386 HH melintas di Jalan Pangeran Diponegoro yang ketika itu Polsek Jambi Timur sedang gelar razia kendaraan bermotor, ketika tersangka hendak di stop petugas, berusaha melarikan diri, namun dapat diamankan petugas buser yang berpakaian sipil. Waktu diperiksa tersangka berontak-rontak, hingga membuat petugas semakin curiga. Melalui kerja keras petugas, akhirnya polisi berhasil mengeledah isi kantong, ternyata dikantong celana belakang, petugas mendapat beberapa bunngkus plastik jenis sabu-sabu yang simpan kotak rokok. Langsung tersangka digiring ke markas Polsek Jambi Timur untuk diperiksa secara intensif.

Sampai berita ini diturunkan, tersangka masih mendekam di sel Polsek Jambi Timur untuk pemeriksaan lanjutan. (rom)

Sudah 10.000 Orang Tewas

KOMPAS.com — Data terkini dari Kepolisian Jepang menunjukkan sudah 10.000 orang tewas akibat gempa bermagnitud 9,0 yang disertai tsunami pada Jumat (11/3/2011) lalu. Kemudian, sebagaimana warta Kyodo, AP, dan AFP pada Jumat (25/3/2011), lebih dari 17.440 orang masih dinyatakan hilang dan 2.775 orang luka-luka.
Masih ada sekitar 250.000 orang kehilangan tempat tinggal, kekurangan makanan, air minum, dan tempat penampungan. Paling tidak 18.000 rumah hancur dan 130.000 rumah rusak berat.

Walaupun mengalami kerusakan akibat tsunami, 12 dari 15 pelabuhan di kawasan timur laut Jepang sudah mulai berfungsi lagi.

Sementara itu, di PLTN Fukushima yang rusak, para petugas melanjutkan upaya mereka menemukan sumber kebocoran yang menimbulkan kekhawatiran pencemaran makanan dan air minum. Mereka berharap dapat segera menghidupkan lagi generator agar peralatan pendingin di PLTN itu bisa berfungsi kembali. Kamis kemarin, dua petugas dilarikan ke rumah sakit karena terpapar radiasi tingkat tinggi.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/25/1809558/

Demi China, Shaolin Latih Sepak Bola

BEIJING, KOMPAS.com — Masih ingat film Shaolin Soccer yang dibintangi Stephen Chow pada 2001? Shaolin Soccer menceritakan tentang sekelompok mantan biarawan Shaolin yang mencoba menerapkan tektik kungfu untuk permainan sepak bola. Kini justru Kuil Shaolin yang terkenal di China itu sedang melatih murid kungfu yang masih muda untuk main sepak bola. Harapannya, mereka nanti dapat mengubah nasib tim nasional China. Demikian laporan media setempat.
Kuil Shaolin yang terletak di Provinsi Henan di China Tengah dan terkenal karena gerakan akrobatis para biksunya ini membuka pusat pelatihan sepak bola pada Oktober.

Pusat itu memiliki lebih dari 40 murid seni bela diri yang mempelajari permainan cantik sepak bola. Demikian diberitakan kantor berita resmi China, Xinhua, baru-baru ini.
Shi Yanlu, kepala pelatih di pusat tersebut, mengatakan, disiplin dan etos kungfu dapat diterjemahkan ke dalam sepak bola yang efektif.

”Sepak bola China berada dalam keadaan menyedihkan. Ketika sebagian unsur kungfu Shaolin, terutama semangatnya, dipadukan dalam sepak bola, kami harap itu akan membantu menaikkan tingkat pelatihan sepak bola,” kata Shi Yanlu.
”Koordinasi gerak kaki dan fisik dalam kungfu juga dapat membantu pesebak bola masa depan China,” tambahnya.

Tim sepak bola nasional China jadi bahan cemoohan di dalam negeri dan jadi salah satu sumber kesedihan bagi penggemar yang kecewa oleh ketidakmampuan negara dengan penduduk paling padat di dunia itu untuk berprestasi di tingkat dunia. China gagal masuk kualifikasi Piala Dunia 2010. Sepak bola mereka juga tampil buruk di Olimpiade dan baru-baru ini gagal di Piala Asia.

Liga China juga dirongrong perjudian dan skandal suap sehingga dua mantan kepala persatuan sepak bola nasional dan sejumlah pejabat rendahnya diciduk polisi.

Karena itu, Kuil Shaolin tergerak berprestasi dalam memajukan sepak bola China. Orang muda yang direkrut di pusat pelatihan kuil itu berusia sekitar 10 tahun. ”Mereka akan dilatih oleh Alphonse Tchami, pesebak bola nasional Kamerun yang sudah pensiun,” tulis Xinhua.

”Kuil tersebut berencana menarik lebih banyak orang. Sejauh ini mereka sudah memiliki 2.000 murid yang berlatih di Shaolin,” tambahnya.

http://bola.kompas.com/read/2011/03/26/19594544/

Makin “Leng Chun Keng” Gelar Ultah “Sun Peng Shin El”

JAMBI – Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Leng Chun Keng, Sabtu pagi (26/3-2011) mengelar upacara memperingati ulang tahun Shin Beng (Dewa) Sun Ping Shin El atau Kong Tek Cun Ong “Ce Liong Kong” dalam kondisi gelap gulita, karena aliran listrik padam sejak pukul 10.00 pagi hingga sore hari. Namun padamnya aliran listrik tidak mematahkan niat ratusan umat Khonghucu yang hadir untuk berdoa, memohon keselamatan baik untuk negara maupun keluarga.
Klenteng Leng Chun Keng terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Lorong Koni I, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, klenteng ini berdiri sejak tahun 1974, sebelumnya berada di Jalan Laba-Laba, kelurahan Lebakbandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Dengan kyusuk umat Khonghucu silih berganti memanjatkan doa dihadapan altar Sun Peng Shin El atau Ce Liong Kong dibawah penerangan puluhan lilin-lilin merah dari berbagai ukuran.

Sedangkan didepan altar Tie Kong (Tuhan) para pengurus Makin Leng Chun Keng beserta Lo Cu (panitia) sibuk melakukan upacara sembahyang dipimpin oleh rohaniwan Khonghucu, Bun Lo.

Setelah selesai melakukan sembahyang didepan altar Tien (Tuhan), pengurus klenteng Leng Chun Keng kembali mengelar sembahyang dihadapan Shin Beng “Sun Peng Shin El”, pada waktu persamaan, roh shin beng Sun Peng Shin El merasuki salah satu kitong dan memesan agar umat Khonghucu selalu berdoa dan memohon kepada Tien agar dapat terhindar dari segala malapetaka, lantaran menurut prediksi dari “Sun Peng Shin El” bahwa pada bulan 3 (sha gwee) merupakan bulan yang tidak baik, karena akan ada bencana, maka diminta agar umat Khonghucu senantiasa memohon perlindungan Tien (Tuhan) dan To Tie Kong (dewa penguasa Bumi).

Disamping itu, dalam kesempatan Ultah “Sun Peng Shin El”, puluhan ibu rumah tangga meminta berbagai petunjuk, bahkan ada yang meminta resep obat kepada Ce Liong Kong. (rom)

Kamis, 24 Maret 2011

Dalam 6 Hari, Jalan Ini Mulus Lagi

TOKYO, KOMPAS.com — Foto pertama dalam berita ini, yang memperlihatkan jurang menganga di jalan raya Jepang, menunjukkan kekuatan gempa bumi pada 11 Maret lalu. Saat ini, jalan itu telah mulus (lihat foto kedua).
Kecepatan mengagumkan dari proses rekonstruksi pasca-bencana di Jepang memperlihatkan kemampuan negara itu untuk memulihkan diri. Pekerjaan perbaikan jalan itu dimulai 17 Maret, dan enam hari kemudian, kawah di Great Kanto Highway di Naka itu sudah seperti baru lagi. Dailymail, Kamis (24/3/2011), melaporkan, jalur itu telah siap dibuka kembali tadi malam.

Banyak pekerja sudah kembali ke pekerjaan mereka sehari setelah gempa dan tsunami dan sejumlah perusahaan di daerah yang terparah terlanda bencana sudah dibuka kembali. Pemulihan cepat Jepang telah mendorong sejumlah investor, termasuk Warren Buffett dari Amerika, salah satu orang terkaya dunia, menyatakan, bencana yang telah menyebabkan 23.000 meninggal atau hilang itu merupakan sebuah "kesempatan membeli" di pasar uang.

Sementara itu, ibu-ibu di Tokyo kemarin diperingatkan untuk tidak memberikan air keran bagi bayi mereka. Mobil dengan pengeras suara berkeliling di jalan-jalan kota itu setelah tingkat radiasi dari pembangkit nuklir yang rusak di Fukushima, hampir 250 km jauhnya dari Tokyo, meningkat mencapai lebih dari dua kali batas normal untuk anak usia satu tahun atau kurang. Namun, hari ini, peringatan itu dicabut. Air keran telah aman untuk bayi walau pencabutan peringatan itu akan selalu ditinjau lagi.

Supermarket dengan cepat kehabisan air kemasan di banyak bagian Tokyo. Orangtua juga diperintahkan memastikan bahwa susu yang mereka minum tidak berasal dari sapi di distrik Fukushima.

Warga Tokyo mengatakan, mereka khawatir dengan radiasi. "Jika mereka mengatakan itu berbahaya bagi anak-anak karena tubuh mereka lebih kecil dan yodium berbahaya dapat terakumulasi dalam kelenjar tiroid mereka, kami dapat memahami itu," kata seorang pekerja department store, Yasuke Harade (29). "Tapi, bisakah kami benar-benar percaya ketika mereka mengatakan bahwa tidak apa-apa bagi orang dewasa untuk minum air itu? Dapatkah kami memasak nasi kami dengan air keran, meminum teh, kopi dengan air keran? Mereka mengatakan bahwa kami bisa, tapi dapatkah kami percaya?"

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/24/16392186/.

Jambi, Di Teror Paket Bom

JAMBI - Sepekan menjelang kunjungan kerja Wakil Presiden RI ke Jambi, teror paket bom berupa bungkusan misterius ditemukan di salah satu rumah warga.
Satu paket misterius ini ditemukan di rumah Yulianto (58) warga Jalan Pattimura, Rt 22, No 78, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.

Dalam paket misterius yang diduga bom tersebut, terdapat tulisan yang mengutuk para kafir dan yahudi, sehingga sang penerima paket merasa ketakutan dan langsung melaporkan temuan itu kepada pihak kepolisian.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, satuan Gegana Polda Jambi yang turun ke tempat kejadian langsung mengamankan paket misterius tersebut untuk dimusnahkan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian daerah Jambi masih mengusut siapa pelaku pengirim paket itu dan apa motif dari teror bom.

Kata Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, bahwa paket berukuran 20x30 centimeter yjavascript:void(0)ang diduga berisi bom, setelah di deteksi Tim Gegana Polda Jambi dengan mengunakan X Ray, ternyata paket tersebut mengandung benda logam, maka maka paket tersebut di bawa ke Makosat Brimod untuk disposal, ternyata paket itu hanya berisi kabel sepanjang 1 meter dan beberapa telor busuk.

“Paket yang diamankan Tim Gegana Polda Jambi, ternyata berisi kabel speaker dan telor busuk” katanya. (nug-rom)

Senin, 21 Maret 2011

Bangsa Jepang, Bangsa Pembelajar

TOKYO, KOMPAS.com — Sekalipun dalam kondisi krisis akibat gempa bumi dan tsunami, disusul radiasi nuklir akibat bocornya PLTN Fukushima Daiichi, masyarakat Jepang menunjukkan kebersamaan dan kekuatan karakter untuk bangkit kembali. Sikap itu berangkat dari kemauan melakukan otokritik atas apa yang sudah dipersiapkan dan apa yang seharusnya dilakukan pada masa depan.
Berbeda dengan Jepang, saat bencana mendera Indonesia, seperti gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi yang susul-menyusul dalam enam tahun terakhir, terlihat betul kelemahan bangsa ini, dari ketidaksiapan infrastruktur, kacaunya manajemen bencana, hingga penjarahan oleh masyarakat.

Kekeliruan itu terus berulang hingga gempa dan tsunami terakhir melanda Mentawai serta Gunung Merapi meletus, akhir tahun 2010 lalu.

Bahkan, negara maju lain, seperti Amerika Serikat, terbukti tidak sekuat Jepang saat menangani badai Katrina. Penjarahan terjadi di wilayah Louisiana setelah badai terjadi.
Pakar bencana dan gempa Jepang yang ditemui wartawan Kompas Ahmad Arif setelah gempa dan tsunami mengakui, bencana kali ini melampaui perkiraan dan antisipasi yang telah dilakukan. Namun, mereka yakin mampu belajar dari bencana ini untuk bersiap diri lebih baik mengantisipasi bencana berikutnya.

Teruyuki Kato, profesor gempa dari Earthquake Research Institute The University of Tokyo, mengatakan, banyaknya korban yang jatuh dalam gempa bumi dan tsunami terjadi karena pemerintah dan ilmuwan gagal mengantisipasinya.

”Kami sudah menerapkan sistem pencegahan tsunami, juga pendidikan kepada masyarakat agar waspada bencana. Ternyata bencananya lebih besar dari perhitungan,” katanya.

Kato mengatakan, para ilmuwan di Jepang sudah memperkirakan terjadi gempa bumi di sekitar Miyagi. ”Perkiraannya terjadi dalam 30 tahun ini dengan kemungkinan 99,9 persen. Kekuatan gempanya diperkirakan hanya 7,4 skala Richter dengan tsunami maksimal 6 meter,” ujarnya.

Karena itu, Pemerintah Jepang telah membangun tanggul di sepanjang pantai dengan ketinggian 10 meter. Ia menambahkan, ”Namun, tsunaminya ternyata lebih besar. Kami harus belajar lebih banyak lagi ke depan.”

Semangat untuk mengoreksi kesalahan dan membangun lebih baik disampaikan Yozo Goto, ahli gempa di universitas yang sama. Gempa Kobe tahun 1981 membuat Pemerintah Jepang menetapkan standar bangunan tahan gempa hingga skala 6 MMI.

Dari pengalaman itu, gempa pekan lalu hampir tidak merusak bangunan dan infrastruktur jembatan, bahkan rel kereta api. ”Yang jadi masalah sekarang, tsunami. Sekuat apa pun bangunannya, kalau kena tsunami, akan terlewati dan bisa roboh. Ini tantangan ke depan,” kata Goto.

Yamamoto Nobuto, profesor di Departemen Politik Keio University, Tokyo, mengatakan, Pemerintah Jepang sebenarnya tak siap dan terlambat mengatasi bencana ini. Penyaluran bantuan kurang baik. Sepekan setelah bencana, distribusi bantuan masih tersendat. Namun, warga Jepang di pengungsian sangat kuat dan tidak mengeluh.

”Masyarakat di pedesaan, khususnya di utara, seperti Tohoku, punya rasa memiliki komunitas yang kuat. Saya lihat tayangan di televisi, ada kakek-kakek di pengungsian yang membuat sumpit karena ingin berbuat sesuatu untuk kepentingan bersama. Intinya, masyarakat tidak akan menuntut banyak,” paparnya.

Di beberapa titik pengungsian di Kesennuma, Miyagi, nyaris tak ada keluhan dari para pengungsi sekalipun mereka dalam kondisi sulit, misalnya tak ada pemanas di tengah suhu di bawah nol derajat celsius. Mereka bersikap tenang dan antre dengan tertib.
Nobuto menambahkan, media massa di Jepang memiliki peran penting membangun karakter bangsa. Saat ada bencana besar, seluruh jam tayang iklan di televisi dibeli pemerintah untuk menyiarkan layanan masyarakat perihal bagaimana seharusnya berbagi dan berbuat baik.

Pendidikan karakter
Bambang Rudyanto, profesor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Wako University, mengungkapkan, karakter masyarakat Jepang terbentuk dari kebiasaan sehari-hari yang dipelajari dari komunitasnya. Untuk pendidikan dasar, mereka lebih mementingkan pembentukan karakter dibandingkan dengan kognisi.

Nilai tradisional juga dipegang teguh, misalnya ajaran bushido. Mereka diajari untuk bersifat kesatria.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/22/07373026/

Minggu, 20 Maret 2011

Sembilan Kelinci dan Tujuh Bulan Penjara

KOMPAS.com - Nyamidin (19), warga Dukuh Kidul, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (16/3) lalu, hanya bisa pasrah, saat divonis tujuh bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bojonegoro. Hakim menilai Nyamidin terbukti bersalah dalam kasus pencurian sembilan ekor kelinci milik Sumiati, warga Desa Besaran, Kecamatan Ngasem, pada November 2010.
Pencurian sembilan ekor kelinci itu terungkap saat terdakwa kepergok mencuri kotak amal di sebuah tempat ibadah di Besaran. Setelah didesak warga, Nyamidin juga mengakui mencuri sembilan kelinci milik Sumiati. Kelinci itu dijual seharga Rp 56.000 kepada Sutrisno, yang saat ini menjadi buron.

Majelis hakim yang dipimpin I Wayan Sukanila menjatuhkan hukuman 7 bulan penjara, sama dengan tuntutan jaksa penuntut umum Nuraini Prihatin. Terdakwa dinilai melanggar Pasal 363 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian. Terdakwa ataupun jaksa menerima putusan tersebut.

Kasus pencurian kelinci itu menambah daftar panjang bahwa hukum tegas kepada pelaku kejahatan skala kecil. Betul, pencurian dari sisi aturan dan norma apa pun tidak dapat dibenarkan. Namun, patut dicermati pula tak sedikit yang mencuri karena terpaksa akibat impitan ekonomi dan beratnya beban hidup. Kuncinya adalah kemudahan akses ekonomi dan mencari penghidupan serta meraih kesejahteraan bagi masyarakat kecil.

Masih di Bojonegoro, pasangan suami istri Supriyono (19) dan Sulastri (19), warga Gang Pramuka, Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro Kota, pada 28 Januari 2010 divonis hukuman 3,5 bulan dipotong masa tahanan oleh Majelis Hakim PN Bojonegoro yang dipimpin Pudji Widodo. Keduanya tersandung kasus pencurian setandan pisang susu milik Maskun, warga Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro Kota.

Sidang keduanya selalu dipenuhi pengunjung, mulai dari aktivis antikorupsi, mahasiswa, dan masyarakat, yang ingin melihat langsung jalannya sidang. Sidang tersebut menarik simpati dan menyentuh rasa kemanusiaan. Apalagi Sulastri menjalani sidang dalam keadaan hamil.

Saat vonis selesai dibacakan, Abdul Wachid dari Lembaga Anti-Korupsi (LAiK) Bojonegoro berteriak, ”Ganyang koruptor. Mereka mencuri bukan untuk memperkaya diri. Koruptorlah yang memperkaya diri.”

Kedua terdakwa sebelumnya dituntut enam bulan penjara oleh jaksa Arif Suhermanto. Terdakwa dinilai secara sah dan meyakinkan melakukan pencurian dengan pemberatan, sesuai dengan dakwaan Pasal 363 Ayat (1) keempat KUHP. Terdakwa juga diwajibkan mengganti pisang susu yang dicurinya.

Kedua terdakwa juga dinilai melanggar pasal pencurian dan pemberatan karena dilakukan lebih dari satu orang. Selain itu, sesuai dengan keterangan, terdakwa sebelumnya juga pernah mencuri pisang dan mangga.

Dalam pembelaan yang dibacakan Nur Syamsi, penasihat hukum terdakwa, disebutkan, perbuatan terdakwa memang mencuri pisang. Namun, hal itu dilakukan karena terpaksa.
Pencurian setandan pisang oleh suami istri itu terjadi pada 19 Oktober 2009. Awalnya Supriyono dan Sulastri berboncengan dengan sepeda motor, mencari pinjaman untuk kebutuhan keluarga. Keduanya sama-sama menganggur. Upaya mencari pinjaman tersebut gagal sehingga mereka ”terjebak” jalan pintas. (Adi Sucipto Kisswara)

http://nasional.kompas.com/read/2011/03/21/09182655/

Bupati Pidato, Camat Tonton Video Porno

MALANG, KOMPAS.com — Tingkah para pejabat kini semakin aneh saja. Mereka seolah tak sadar ada etika dan kepatutan yang mesti dijaga. Seperti terjadi di Kabupaten Malang, saat bupati berpidato, dua camat malah asyik menonton video porno. Terlalu!
Peristiwa yang terjadi di sela-sela sidang paripurna pembahasan empat rancangan peraturan daerah (raperda) di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Senin (14/3/2011), itu tidak sengaja terekam kamera wartawan yang meliput dari balkon. Namun, kasus itu baru terungkap pada Jumat (18/3/2011).
Entah, mungkin terlalu jenuh karena lama mendengarkan pidato pandangan Bupati Rendra Kresna dan fraksi-fraksi, di sela-sela acara serius itu, dua camat dan seorang pejabat setempat mencari hiburan dengan menonton film porno.

Awalnya, salah satu oknum camat yang baru dilantik pada 7 Januari 2011 lalu itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah BlackBerry (BB) dari saku celananya. Entah siapa pemilik BB tersebut, tak berapa lama, ia kemudian memutar sebuah file film porno.

Dasar mungkin karena punya pikiran yang sama, camat yang berada di sebelahnya rupanya tak mau ketinggalan. Ia kemudian memindahkan pandangannya dari sudut depan, tempat Bupati Rendra berpidato, ke arah film tersebut. Begitu juga pejabat sebelahnya. Dengan demikian, kompaklah ketiganya menikmati film tersebut.
Deretan tempat duduk para pejabat negara itu kebetulan memang hanya diisi oleh empat orang sehingga tak sampai menimbulkan kegaduhan.

Ketiganya terlihat asyik menonton, meski sekilas seperti memerhatikan pembahasan raperda.
Seorang pejabat di sebelah camat pemilik BB itu sempat mengingatkan dengan cara menepuk tangannya agar tidak menunjukkan video itu. Dia juga tampak berusaha meminta agar film di BB itu segera dimatikan. Apalagi di belakang tempat duduk mereka juga ada pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya yang serius mendengarkan raperda.

Namun, camat tersebut terlihat masih asyik. Maklum, cara menonton film itu memang tidak mencolok. Sang camat memperlihatkannya di bawah meja. Namun, karena layar ponsel itu lebar, maka gambarnya juga sangat jelas. Oleh karenanya, tiga pejabat di satu deret tempat duduk itu bisa nonton bareng.

Mungkin karena sudah selesai, camat pemegang ponsel yang diduga berasal dari Malang di bagian timur ini tak lama kemudian mematikan film. Ia keluar dari ruangan menuju kamar kecil dan tidak kembali lagi.

Bupati Malang Rendra Kresna pun sangat menyesalkan kejadian itu. "Seharusnya pembahasan raperda disimak karena itu juga penting bagi mereka. Saya tidak memungkiri kalau ada individu yang pasti memiliki koleksi film seperti itu di ponselnya. Namun, kalau memutar film itu dalam sidang paripurna, ya salah tempat," kata Rendra Kresna menjawab Surya, Jumat malam.

Ia menyatakan, kesalahan ada pada masalah etika. Tidak seharusnya pejabat publik melakukan hal itu di gedung wakil rakyat, saat membahas masalah serius.
Rendra mengatakan, empat hal yang dibahas saat itu merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang yang harus diketahui para pejabat yang hadir dalam sidang itu.

Dari rekaman gambar yang diperoleh wartawan, tidak bisa dipastikan apakah Rendra sudah pasti mengetahui sosok yang dimaksud. Namun, dia memastikan akan memberikan sanksi kepada ketiga pejabat yang menonton film biru di ruang sidang. "Nanti biar ditangani oleh Inspektorat Kabupaten Malang," katanya.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang Purnomo Anwar berpendapat, sidang paripurna yang dimulai pukul 10.00 hingga 14.00 itu merupakan forum resmi yang harus disimak secara serius. Apalagi saat itu semua pejabat hadir, seperti bupati, wakil bupati, sekda dan para asistennya, pimpinan SKPD, serta semua camat dan pimpinan DPRD. Ini menunjukkan pentingnya acara itu.

"Memang kadang-kadang kalau kelamaan acaranya, timbul rasa mengantuk dan bosan. Itu manusiawi sekali. Tapi kalau sampai memutar film seperti itu di ruang sidang ya enggak etis," cetus politisi dari Partai Golkar ini.

Pengamat sosial dari Universitas Negeri Malang (UM), Marthein Pali, menilai, perilaku yang dilakukan camat dan pejabat tersebut merupakan hal tak terpuji. Apalagi mereka adalah pejabat negara. "Sebenarnya, ini masih dalam taraf kewajaran. Hanya, mengapa mereka melakukannya tidak pada tempatnya, yakni sewaktu mengikuti sidang paripurna DPRD Kabupaten Malang," katanya.

Dia mengatakan, menonton film porno dalam situasi seperti sekarang bukan barang yang aneh lagi. "Yang salah, dia tidak bisa menempatkan dirinya, itu saja," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UM ini.

Menurutnya, menonton video porno lewat ponsel saat sidang menunjukkan sang pejabat tidak memiliki komitmen terhadap profesinya. "Sebab, dia kan sedang berada dalam ruang sidang yang di sana juga dihadiri Bapak Bupati. Apalagi ini sidang untuk kepentingan rakyat," katanya.

Meski demikian, apa yang dilakukan oleh pelaku dengan menonton video porno tidak pada tempatnya ini, di mata Martheil, juga imbas dari makin modernnya teknologi. Jika ponsel dengan fasilitas video tidak pernah ada, barangkali perilaku menonton video di tempat sidang dan tempat lainnya tidak bakalan terjadi.

Apa yang terjadi di Malang boleh jadi memang manusiawi. Juli lalu, hal serupa juga terjadi di Lampung. Saat Bupati Way Kanan Tamanuri membacakan laporan keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan, enam oknum camat asyik menonton video porno yang diperankan artis Indonesia.

Meski demikian, tentu saja ini harus menjadi pelajaran bersama bahwa tak sepatutnya pejabat pemerintah mengumbar kebiasaan yang kurang patut di sembarang tempat. (Sylvianita Widyawati /Eko Darmoko)

http://regional.kompas.com/read/2011/03/20/12230892/

Ditemukan Sabu dalam Penangkapan Putri

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Ditnarkoba Polda Metro Jaya) menyita sabu sebanyak 0,8 gram saat penangkapan cicit mantan Presiden Soeharto yang juga putri Ari Sigit, Putri Aryanti Haryowibowo.
"Sabu dari tangan dia sebanyak 0,8 gram," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Anjan Pramuka Putra saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu (20/3/2011).

Anjan menyebutkan penangkapan cicit mantan pejabat nomor satu di Indonesia itu, berlangsung di salah satu kamar Hotel Maharani, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2011) dinihari.

Sebelumnya beredar informasi, polisi menyita puluhan kilogram sabu dan ratusan butir ekstasi hasil penangkapan Putri dan jaringannya. Namun hal itu dibantah Anjan karena petugas menyita sekitar 30 gram sabu dari hasil pengembangan penyelidikan jaringan narkoba tersebut.

Sementara itu, kuasa hukum Putri, Sandy Arifin membantah kliennya memiliki sabu sebanyak 0,8 gram karena barang haram itu bukan dari tangan Putri. Sandy menuturkan Putri masih menjalani pemeriksaan guna penyelidikan selanjutnya.

http://nasional.kompas.com/read/2011/03/20/1645331/

Sabtu, 19 Maret 2011

Hidup Sehat “Tanpa Narkoba”

JAMBI – Dengan motto, Hidup Sehat “Tanpa Narkoba” semalam Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jambi, secara mendadak kembali melakukan razia narkoba dan tes urine terhadap pengunjung tempat hiburan malam terindikasi menjadi tempat peredaran narkotika dan hotel di Kota Jambi, Minggu dinihari (20/3).
Razia dipimpin Kompol Khairul Salahudin di dua lokasi, yaitu tempat hiburan karauke “Intan” di Jalan Pangeran Hidayat dan Hotel melati Tepian Batanghari kawasan Aurduri, Kota Jambi. "Razia dan sekaligus tes urine tersebut dilakukan secara mendadak terhadap tamu di Hotel Tepian Batanghari kawasan Auduri, agar hasilnya memang bisa maksimal," ujar Kompol Khairul Salahudin.

Di Hotel Tepian Batanghari BNP mengamankan satu pasangan, Tarigan dan Serly yang menginap di kamar No. 236 dan menyimpan barang bukti alat hisap shabu (bong) di dalam laci disamping ranjang.

Setelah diperiksa seksama, ternyata urine keduanya positif mengandung meamphetamin dan keduanyapun digiring petugas ke kantor BNP di Kota Jambi berikut barang bukti alat hisap shabu-shabu.

Sedangkan dari kamar No. 227 petugas menemukan satu pasangan remaja yang mengaku sebagai pasutri namun mereka tidak bisa menunjukan surat nikah dan identitas diri (KTP). Saat digrebek keduanya dalam kondisi bugil, namun petugas tidak mengambil tindakan lantaran tidak menemukan narkotika, sedangkan diduga penghuni kamar No. 226 melarikan diri liwat jendela, mungkin terdengar ada razia, kondisi ranjang dalam keadaan acak-acakan dan AC masih hidup.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk pencegahan beredarnya narkoba di Provinsi Jambi, sehingga dengan adanya kegiatan seperti ini, barang haram tersebut tidak sampai beredar di Jambi, terutama di tingkat pelajar.

Kabid Pemberantasan Narkotika BNP Provinsi Jambi, Kompol Khairul Salahudin, selaku ketua tim, mengatakan, tim razia terdiri dari lima orang anggota BNP, Satuan Narkoba Polda Jambi tujuh orang, Satpol PP Provinsi lima orang, Balai POM satu orang dan Laboratorium Kesehatan Provinsi dua orang.

Kini narkotika semakin mengancam Jambi, pasalnya kini anak pelajarpun sudah pada pakai narkotika, peredaran narkotika sudah menyentuh ke semua kalangan. Mulai dari pengusaha, mahasiswa, pelajar, pegawai negeri sipil (PNS) hingga aparat keamanan (kepolisian dan TNI) pun ada yang sudah terkontaminasi oleh barang mematikan itu. Makanya tak heran, menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Jambi masuk dalam salah satu kawasan daerah peredaran narkoba terbesar di Indonesia. (Rom)

Polisi: Korban Tewas-Hilang 18.000

TOKYO, KOMPAS.com — Kepolisian nasional Jepang, Sabtu (19/3/2011), delapan hari setelah gempa besar dan tsunami melanda negara itu, menyatakan, jumlah korban yang dipastikan tewas atau hilang mencapai 18.000 orang.
Ada kekhawatiran bahwa korban tewas jauh lebih tinggi akibat bencana yang menyapu kawasan hunian yang luas di sepanjang pantai Pasifik di Pulau Honshu bagian utara.

Badan kepolisian nasional mengatakan, 7.197 orang telah dikonfirmasikan tewas dan 10.905 resmi terdaftar sebagai orang hilang. Jadi, total korban sebanyak 18.102 orang pada Sabtu pukul 09.00 waktu setempat (atau 07.00 WIB) akibat bencana pada 11 Maret lalu itu.

Harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat di antara puing-puing telah berkurang di tengah cuaca dingin yang melanda timur laut Jepang, dengan salju menutupi sebagian besar wilayah bencana pada awal pekan ini.

Jumlah korban tewas itu telah melampaui jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7,2 yang mengguncang kota pelabuhan Kobe di Jepang barat tahun 1995, yang menewaskan 6.434 orang. Gempa pada 11 Maret lalu sekarang merupakan bencana paling mematikan di Jepang sejak gempa besar Kanto tahun 1923, yang menewaskan lebih dari 142.000 orang.

Angka-angka terbaru pihak kepolisian untuk orang hilang itu tidak mencakup laporan-laporan lokal tentang orang-orang yang belum ditemukan di sepanjang pantai yang terkena tsunami. Wali kota kota pesisir Ishinomaki di Prefektur Miyagi, Rabu, mengatakan bahwa jumlah orang hilang di sana mencapai 10.000 orang, lapor Kyodo News.

Sabtu, NHK mengatakan bahwa sekitar 10.000 orang belum ditemukan di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang sama.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/19/12522648/

Jumat, 18 Maret 2011

Budaya Jepang di Tengah Penderitaan Gempa dan Tsunami

Kondisi dan penderitaan yang dialami warga Jepang pasca gempa dan tsunami masih belum menentu. Setelah diguncang gempa dahsyat 9 Skala Richter, tsunami setinggi 10 meter, dan kini mereka harap-harap cemas menunggu redanya krisis nuklir. Kini malah dari sejumlah informasi di sana diberitakan bahwa sejumlah reaktor yang ada di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima mungkin sudah rusak. Merujuk pada uap radioaktif yang telah menyebar, Juru bicara pemerintah Jepang malah mengatakan tingkat radioaktif mencapai 10 “millisievert” per jam.
Data tentang korban terus bertambah dan diperkirakan ribuan orang telah tewas. Jutaan lainnya kini terlunta-lunta. Mereka bertahan hidup tanpa rumah, kekurangan air, kekurangan pangan dan obat-obatan. Tapi ada satu hal yang menarik dari kondisi bencana di Jepang ini, yaitu tidak adanya pemandangan penjarahan bahan makanan oleh korban bencana di sana, baik pada toko-toko yang ada ataupun supermarket. Padahal dalam berbagai bencana di sejumlah negara, penjarahan kerap terjadi. Usai gempa dahsyat di Haiti dan Cile, usai banjir besar di Inggris 2007, dan usai badai Katrina di Amerika Serikat. Di empat negara ini, seluruh warganya menjarah bahan pangan untuk bertahan hidup. Dan penjarahan makanan ini tidak terjadi di Jepang.

Sepertinya kita, bangsa Indonesia harus belajar banyak dalam urusan ini pada bangsa Jepang. Walau did era penderitaan akibat bencana yang sangat besar, budaya Jepang yang taat aturan dan disiplin tetap berlaku di sana. Bahkan yang luar biasa, sejumlah supermarket yang masih tetap buka justru menurunkan harga bahan makanannya! Bukan menaikkan dan mengambil untung. Sejumlah mesin penyedia makanan dan minuman otomatis malah dibuka secara gratis. “Rakyat bekerja sama untuk selamat semuanya,” kata sejumlah orang di sana.

Budaya ini benar-benar sudah tertanam begitu dalam di alam bawah sadar orang Jepang. Sehingga tetap saja nilai-nilai ini berlaku dan berjalan dalam kondisi apapun, termasuk di tengah kepungan penderitaan akibat bencana yang terjadi. Perlu kita ketahui bersama, bahwa budaya Jepang memang sangat berbeda dengan budaya negara lain. Mereka menomorsatukan harga diri, kehormatan, dan martabat. Warga Jepang tidak melihat bencana ini sebagai kesempatan untuk mencuri apapun. Kita warga Indonesia harus belajar bagaimana bisa berbudaya seperti mereka. Orang Jepang juga sangat disiplin dan penuh kebanggaan atas negaranya. Secara sosiologis, ini dimungkinkan terjadi akibat adaptasi nilai yang mereka buat. Bahwa masyarakat dalam jumlah yang besar harus hidup di tanah yang sangat terbatas. Mereka harus memiliki keteraturan yang sangat tinggi.

Sikap Umum Media & Pemerintah Jepang
Gempa dan tsunami ini merupakan gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Dan tentu saja kepanikan tidak bisa disembunyikan dari seluruh wajah warga Jepang. Ribuan orang galau hatinya, ada yang menangis serta tak tahu harus berbuat apa. Dan bila kita berkaca pada kejadian di tanah air kita (Indonesia) sepertinya sesuau hal yang wajar bila kemudian TV-TV dan media kita memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini di Jepang? dari hari pertama bencana, TV-TV di sana tak satupun memperdengarkan lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun mereka. Terus tentang pengumuman tentang rekening dompet bencana alam-pun ternyata tak satupun TV yang memuatnya. Apalagi kemunculan video klip tangisan anak negeri yang biasanya kalau di Indonesia biasa diputar berulang-ulang setiap hari. Ternyata di Jepang, ketiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana dan video klip tangisan anak negeri) sama sekali tidak muncul dan disiarkan, apalagi diputar berulang-ulang.

Yang ada di TV-TV Jepang justeru adalah hal-hal seperti dibawah ini :

1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada

2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah Tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)

3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana

4. Tips-tips menghadapi bencana alam

5. Nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam

6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana

7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)

8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati

9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :*ada yang nyari istrinya, belum ketemu-ketemu, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)

http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/03/16/

Kamis, 17 Maret 2011

Tidak Sendirian

Seorang pemuda memakai kacamata, membagikan “ramen” mie rebus ke beberapa orang di tempat penampungan korban tsunami. Oleh wartawan TV ditanya dari group relawan mana. Pemuda itu menjawab, “Bukan. Volunteer. Saya memang penduduk sini dan pekerjaan saya memang menjual ramen. Rumah dan warung saya juga hilang dan tidak ada lagi. Akan tetapi saya tidak sendirian. Oleh karena itu dalam keadaan sekarang kita bersama-sama melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membangun kembali”.
Bukan tangis dan ratapan yang ditunjukan, tetapi semangat untuk bangkit kembali karena menyadari yang mengalami musibah kehilangan rumah dan pekerjaan bukan dia sendiri.
Dua orang bapak berdiri di atas bukit kecil, memandang kebawah suatu kota kecil yang sekarang sudah tidak ada lagi rumah yang berdiri. Dia menunjukan lokasi rumah dia dulu. Tampak bahwa tidak hanya rumah yang hilang tapi “kota” atau “kampung” semua hilang ditelan tsunami. Semangat tetap tercermin dalam diri bapak-bapak itu karena mereka merasa “tidak sendirian”.

Ada teman saya di Kanada menanyakan : “Jepang kan negara donor, kenapa kok mengumpulkan dana juga dari masyarakatnya?”. Mungkin jawabnya adalah bukan pada jumlah uang yang berhasil dikumpulkan tetapi lebih pada rasa setia kawan atau rasa kebersamaan sebagai satu negara/bangsa sehingga ingin berbuat sesuatu. Rasa bersama inilah yang ada dalam setiap orang jepang. Rasa ini menjadi semangat bagi orang yang ditimpa bencana, sehingga bisa bangkit lagi. Ada juga sempat di muat di kompas.com, mahasiswa atau mahasiswi jepang di Yogya mengumpulkan dana dari orang lewat di jalan ( dengan memakai pakaian jepang). Tentu saja gerakan ini kalau dilihat hasil jumlah tidak banyak, tapi “arti” dari yang dia lakukan itu cukup besar bagi dia sendiri dan bagi bangsanya. Ada rasa kesatuan sehingga tidak merasa sendirian dalam menghadapi bencana.

Pada hari ke-5 setelah gempa, yaitu tanggal 16 Maret 2011, transportasi utama di Tokyo untuk orang bekerja sudah “normal”. Ini juga berkat kerja sama antara TEPCO (perusahaan penyedia listrik), perusahaan kereta, dan Kementrian Transportasi. Memang kekurangan pasokan listrik masih ada. Akan tetapi, pengaruh ke kegiatan utama di perkantoran sedapat mungkin di kurangi supaya roda ekonomi tidak terlalu terganggu.

Berkat kerja sama tiga instansi ini, maka di waktu orang berangkat ke kantor dan pulang ke kantor, jumlah dan jadwal kereta semua normal. Artinya sama seperti sebelum gempa. Dengan demikian, orang berangkat dan pulang kerja seperti biasa. Jumlah kereta yang dikurangi adalah jam-jam tidak sibuk, yaitu jam 10 pagi sampai jam 6 sore (16:00). Suatu langkah penanganan yang juga berlandaskan semangat “tidak sendirian”, tapi bersama-sama mengatasi masalah.

Semangat bahwa “tidak sendirian” ini juga tampak jelas sekali ditunjukan oleh pemain sepak bola asal Jepang, Nagatomo, yang bermain untuk klub eropa Inter Milan. Sebelum pertandingan, bersama-sama semua pemain dan penonton berdoa untuk Jepang. Setelah pertandingan Nagatomo memegang bendera Jepang dan tertulis dalam bahasa Jepang dan juga dalam bahasa Inggris: ”You will never walk alone”. Sementara di layar TV dituliskan dalam bahasa Jepang, “Sora ha tsunagatteiru node ( kimochi ha ) tsunagaru to omoimasu” ( Langit itu bersambungan/tidak terpisah, maka perasaan juga bisa tersambung ).

Ada satu ungkapan yang sudah diajarkan ke anak sejak TK ,SD, dan sampai dewasa yaitu, “chikara o awaseru”, yang berarti kita bersama-sama menggalang kekuatan. Kalau sendirian tidak akan bisa, tetapi kalau bersama2 kita susun kekuatan maka kita akan bisa melakukannya.

http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/03/17/tidak-sendirian/

Gempa Jepang di Mata Orang Lokal

Ketika terjadi gempa besar di Sendai hari Jumat lalu, reaksi orang Jepang mungkin beragam. Namun, sebagian besar, boleh dikatakan demikian, tetap saja menampakkan ketenangannya. Dalam sebuah program televisi Jepang pasca-gempa, diwawancarai beberapa orang asing yang punya pasangan orang Jepang. Hampir semuanya merasa heran kenapa pasangan Jepangnya bisa begitu tenang, padahal gempa yang menggoyang Honshu kemarin bukan main-main.
Skalanya 9,0 Magnitudo (M), menurut badan metereologi Jepang, dan 8,9 M, menurut USGS, dengan kedalaman yang cukup dangkal, yakni 24 km dari permukaan kulit bumi. Tetapi, kebanyakan orang Jepang bersikap tenang. Bahkan masih ada yang tetap bertahan di dalam gedung Pachinko ketika saya pulang dari kampus untuk menengok kondisi keluarga saya Jumat sore lalu. Luar biasa!
Bagaimana mereka bisa tenang?

Yasui, seorang mahasiswa pascasarjana di Keio University, mengatakan bahwa orang Jepang merasa tenang karena mereka sudah terbiasa dengan gempa bumi. Tak heran karena pulau Honshu di Jepang sebenarnya terbentuk dari tumbukan dua lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara. Lalu, terletak pula di perbatasan antara lempeng Laut Filipina dan Pasifik. Ada empat lempeng tektonik yang “menyangga” Jepang. Jadi, menurut Yasui, kemunculan gempa yang sangat sering di Jepang membuat orang Jepang akrab dan biasa dengan gempa. Jadi, itu membuat mereka tidak panik dan biasa-biasa saja.

Ota, seorang penerjemah yang tinggal di kawasan Tokyo, mengatakan bahwa ketenangan orang Jepang barangkali akibat tingginya kepercayaan mereka terhadap konstruksi dan teknologi antigempa dari bangunan tempat tinggal atau tempat bekerja mereka. Selain itu, mereka juga dilatih sejak kecil untuk menghadapi bencana gempa bumi. Jadi, mereka sudah tahu apa saja yang harus dilakukan kalau terjadi gempa. Mereka diajarkan bahwa jika ketika gempa bumi sempat merasa takut, itu artinya gempa buminya tidak berlangsung lama. Namun, gempa jumat kemarin terjadi cukup lama menurut saya. Getaran itu berlangsung paling tidak satu menit.

Karena pernah lama tinggal di Jakarta, Ota pun tidak begitu yakin dengan alasan orang Jepang. Dia pernah mengalami gempa bumi di Jakarta dan Bandung. Itu mulai membuatnya takut. Rasa takut itu kini masih selalu hinggap dalam dirinya ketika terjadi gempa bumi, terlebih lagi pada saat gempa bumi yang baru lalu.

Jika terjadi gempa bumi ataupun bencana alam di Indonesia, biasanya masyarakat langsung cepat tanggap. Ada yang mendirikan posko atau dapur umum. Ada pula yang menjadi relawan dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan di Jepang?

Menurut Yasui dan Ota, sebenarnya masyarakat Jepang juga punya kebiasaan dan pengalaman dalam penanganan gempa dengan membantu langsung atau menjadi relawan. Ota mengatakan bahwa dalam gempa di Kansai dan di Awaji beberapa tahun silam, ada banyak pengalaman orang Jepang yang masuk ke tempat korban gempa dan pengungsian dengan cara sendiri-sendiri. Namun, situasinya justru menjadi kacau. Jadi, berkaca dari pengalaman itu sekarang masyarakat Jepang memilih untuk menunggu sampai situasinya stabil dan aman, baru mereka melakukan sesuatu.

Yasui mengemukakan bahwa tidak dianjurkannya kegiatan relawan dari masyarakat secara langsung, selain hal di atas, juga karena kemungkinan masih adanya bencana sekunder atau berikutnya. Orang yang tidak terlatih tentu justru akan membahayakan diri sendiri apabila menjadi relawan. Kehadiran relawan spontan juga kadang-kadang bisa mengganggu kerja para prajurit beladiri Jepang atau para petugas darurat bencana.

Kemudian, Yasui dan Ota sepakat bahwa dalam distribusi bantuan dan makanan, relawan masyarakat tentu bisa salah sasaran. Misalnya, orang yang sebenarnya sudah dibantu justru diberi bantuan, sementara yang belum dibantu tidak mendapatkan pertolongan sebagaimana semestinya. ”Kalau ada petugas, penyaluran orang dan barang bisa diarahkan ke tempat yang tepat karena adanya koordinasi dan organisasi yang rapi,” kata Ota. Ya, biasanya relawan memang suka berkumpul tanpa sadar karena medan lokasi kejadian gempa tidak selalu bagus aksesnya. Jadi, sulit masuk ke tempat pengungsian yang terpelosok. “Jadi, tahu-tahu semua relawan berkumpul di tempat yang sama,” tambah Ota yang pernah tinggal juga di Vietnam.

Menurut Yasui, selain hal yang telah dikemukakan sebelumnya, kadang-kadang juga sering terjadi konflik kepentingan di antara kelompok relawan atau antar-relawan. Hal ini tentu mempunyai kontribusi negatif bagi penanganan korban bencana alam. Jadi, masuk akal juga kalau relawan dari elemen masyarakat di Jepang umumnya menunggu hingga situasi stabil dan tidak berbahaya lagi. Ketika itulah mereka bisa membantu sesama mereka yang mengalami musibah dengan lebih aman dan efektif.

http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/03/13/

Singdikat Penjual Minah Antar Provinsi Diringkus

JAMBI – Sindikat penjual minya tanah antar Provinsi berhasil diringkus jajaran Reskirim Poltabes Jambi saat hendak membawa minah keluar dari Jambi menuju Sumsel (Palembang).
Petugas berhasil meringkus pemilik minah berikut sopir dan kenek mobil truk sebagai pengakut minah menuju Palembang, setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.

Setelah digeledah, dua mobil yang membawa minyak tanah, yaitu mobil APV dan truk menyimpang ribuan liter minyak tanah yang hendak dijual ke kawasan Palembang.

Selain itu petugas juga menahan tiga orang pria, yaitu Doni, Ucok dan Cherles yang diduga merupakan jaringan sindikat penjual minah antar provinsi yang selama ini menjadi incaran Polisi.

Pasalnya minyak tanah di Kota Jambi, semakin langka, hingga ibu-ibu rumah tangga harus antri untuk membelinya, juga adanya ulah para pengencer di pangkalan-pangkalan.

Atas laporan masyarakat, bahwa ada dua mobil dari Kota Jambi yang akan ke Palembang membawa minyak tanah.

Setelah di periksa petugas berpatroli, petugas menemukan dua mobil yang mencurigakan, yakni mobil APV warna hitam dam truk yang tengah melintrtugas berpatroli, petugas menemukan dua mobil yang mencurigakan, yakni mobil APV warna hitam dam truk yang tengah melintas di kawasan Sipin, Kota Jambi.

Setelah diperiksa, ternyata mereka tidak dapat mengelak, karena di dalam mobil APV dan truk tersebut, petugas menemukan ribuan liter minyak tanah disimpan dalam galon ukuran besar dan puluhan drum yang siap dijual ke Palembang.

Kepada petugas, Charles, salah satu dari tersangka yang membawa mengaku melakukan penyelundupan minyak tanah sebanyak 6,5 ton atau 6500 karena untuk kebutuhan hidup. Mereka membeli dari pangkalan minyak tanah di Jambi dengan harga perliter Rp. 5000 rupiah dan dijual di Palembang dengan harga sebesar Rp. 11.000 perliter.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan ketiga tersangka kini mereka mendekam di sel tahana Poltabes Jambi berikut barang bukti berupa belasan drum, selang, sebuah truck dan mobil APV (nug)

Truck Batu Bara Terguling, Lingkar Selatan Macet Total

JAMBI - Rusaknya jalan lingkar selaatam di Provinsi Jambi, membuat ratusan mobil truk bermuatan baru bara kembali terjebak kemacetan pangjang hingga lebih dari tujuh kilometer.
Ini disebabkan ada dua mobil truk pengakut batu bara terpelosok di jalan berlobang dan berlumpur sehingga kedua kendaraan tersebut tidak bisa ditarik karena terbalik.

Apa lagi beberapa hari ini, di Kota Jambi setiap hari turun hujan, hingga membuat jalan-jalan berlobang di Provinsi Jambi dikenangi air yang berlumpur sedalam lebih dari lima puluh centimeter.

Para sopir tidak dapat berbuat banyak, lantaran ada dua mobil pengakut batu bara terjebak ke dalam lobang berlumpur hingga terbalik. Hal inilah membuat pengguna jalan pada mengeluh terutama para sopir, karena belum adanya perhatian dari pemerintah setempat untuk memperbaiki jalan yang rusak ini, hingga macet panjang tidak dapat terdindarkan. (nug)

Selasa, 15 Maret 2011

Ketangguhan Jepang Memukau Dunia

KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir, memukau dunia. Reputasi internasional Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra ”bangsa beradab”.
Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.

Evakuasi korban tsunami berjalan seiring dengan evakuasi ribuan warga yang terancam terpapar radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, utara Tokyo. Prefektur Fukushima juga termasuk salah satu daerah korban gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat lalu.

Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia, seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air bah itu ”diam”.

Jepang lalu mengabarkan drama amuk alam yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas dan 10.000 orang hilang itu ke seluruh dunia. Meski sempat panik, Jepang dengan cepat bangkit, mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari tentara, kapal, hingga pesawat terbang. Jumlah tentara dinaikkan dua kali lipat dari 51.000 personel menjadi 100.000 personel. Sebanyak 145 dari 170 rumah sakit di seluruh daerah bencana beroperasi penuh.

Sekalipun kelaparan dan krisis air bersih mendera jutaan orang di sepanjang ribuan kilometer pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, para korban sabar dan tertib menanti distribusi logistik. Hingga hari keempat pascabencana, Selasa, tidak terdengar aksi penjarahan dan tindakan tercela lainnya.

Associated Press melukiskan, warga Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan bencana. Sisi lain yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar meski mereka diliputi dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih. Mereka sabar menanti bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus pada evakuasi, penyelamatan, dan distribusi logistik.

Bencana terbaru adalah bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam reaktor nuklir, empat di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar dari kasus Chernobyl dan membangun sistem PLTN-nya lebih baik. Pemerintah menjamin tak akan ada insiden Chernobyl di Jepang.

”Perserikatan Bangsa-Bangsa belum mengambil langkah-langkah selama belum ada permintaan. Jepang adalah negara paling siap di dunia (menghadapi bencana),” kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Reuters.

Byrs melanjutkan, ”Jepang menanggapi tiga darurat sekaligus, yakni gempa, tsunami, dan ancaman nuklir, dan melakukannya dengan sangat baik.”

Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic) dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat, jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.

Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.

Saat bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang, citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari bencana tersebut.

Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008 dan 2009.

Menghadapi kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar, Jepang masih menimbang tawaran internasional. ”Meski dilanda tragedi dahsyat, peristiwa menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari Jepang,” kata Nye kepada AFP.
”Terlalu dini untuk memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi. Tetapi, dilihat dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat krisis. Hal ini berbicara banyak soal Jepang di masa depan,” kata Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies Nicholas Szechenyi.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/16/07391145/

Minggu, 13 Maret 2011

Jutaan Orang Tanpa Pangan

Tokyo, Minggu - Jutaan korban tsunami di sepanjang pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, Minggu (13/3), dalam kondisi krisis pangan dan air bersih. Bencana yang telah menghancurkan kota dan sumber penghidupan warga itu membuat warga stres, putus asa, sedih, dan kehilangan kepercayaan diri untuk bertahan.
Kondisi tersebut membuat beban penderitaan makin berat. Air mata duka akibat telah kehilangan orang-orang yang dikasihi, baik istri, suami, anak, maupun sepupu, para korban terjebak lagi dalam situasi yang mengancam keselamatan mereka akibat ketiadaan pangan yang memadai. Mi instan dan makanan ringan sudah sangat terbatas karena banyak toko dan pasar swalayan juga hancur diterjang tsunami.

Di sepanjang ratusan kilometer garis pantai timur Jepang setidaknya ada jutaan orang berkerumun di pusat-pusat bantuan darurat pangan. Jumlah pasokan pangan masih sangat terbatas. Sekitar 1,4 juta keluarga kesulitan air dan sekitar 2,5 juta keluarga lagi gelap tanpa pasokan listrik.

NHK melaporkan, ada sekitar 380.000 orang telah dievakuasi ke tempat penampungan darurat. Banyak dari mereka dalam kondisi lemas karena kurang makan.

Di kota Iwaki, warga juga cemas akibat terbatasnya makanan dan bahan bakar. Di kota ini belum ada listrik dan semua toko ditutup. Polisi setempat membantu 90 orang dan memberi mereka selimut dan makanan darurat, tetapi jumlahnya juga terbatas.

Di kota kecil Tagajo, dekat kota pelabuhan Sendai, Miyagi, warga bingung melintasi jalan-jalan penuh dengan mobil hancur, rumah rusak dan rongsokan besi. Warga di sini pun kesulitan makanan dan air bersih.

”Sudah tiga hari ini saya hanya dibekali sepotong roti dan rice ball. Sekarang saya belum mendapat bantuan makanan lagi,” kata Masashi Imai (56), warga Tagajo.

Di Chiba, ratusan korban harus antre di beberapa penampungan air di kota itu. Rembesan air menggenangi sebagian jalan. Beberapa bangunan dan jalanan di kota retak-retak. Sebagian di antaranya rubuh dihantam tsunami. Sekolah diliburkan hingga Selasa depan.

Korban tewas
Mengutip penjelasan seorang polisi, NHK melaporkan, korban tewas khusus di Prefektur Miyagi mencapai sekitar 10.000 orang, dan 10.000 lainnya hilang. Miyagi berpenduduk 2,3 juta orang dan merupakan salah satu dari tiga daerah paling terpukul akibat tsunami di wilayah Tohoku.

”Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 10.000 orang,” kata Takeuchi Naoto, Kepala Polisi Miyagi, kepada NHK.

Jumlah korban tewas itu belum terhitung dengan di prefektur lain seperti Iwate dan Fukushima, dan di Prefektur Ibaraki dan Chiba di wilayah Kanto. Korban tewas diperkirakan telah jauh melampaui angka 10.000. NHK melaporkan, di kota pelabuhan Minamisanriku, yang telah rata dengan tanah, sekitar 10.000 orang hilang.

Laporan resmi Badan Kepolisian Nasional, Minggu, jumlah korban tewas 977 orang dan 739 orang hilang, hampir 2.000 orang terluka. Angka ini tidak termasuk dengan 400-500 mayat yang ditemukan di Jepang timur laut.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan telah memerintahkan militernya untuk meningkatkan personel dari sekitar 50.000 menjadi 100.000 orang untuk membantu evakuasi dan memperlancar proses distribusi makanan darurat bagi korban.

Jepang adalah negara yang paling siap dan masyarakatnya pun terlatih menghadapi gempa. Namun, kali ini, gempa diikuti tsunami, membuat negara itu benar-benar tidak berdaya. ”Saya meminta upaya maksimal untuk menyelamatkan warga sebanyak mungkin,” kata Kan seperti dilaporkan Kyodo News.

Menteri Pertahanan Toshimi Kitazawa mengatakan, 100.000 personel tentara, itu sama dengan 40 persen dari angkatan bersenjata Jepang. Mereka akan ditugaskan selama dua hari. ”Ada begitu banyak orang yang masih terisolasi dan menunggu bantuan,” kata Kitazawa.

Komunitas internasional juga sudah mulai mengirimkan tim bantuan bencana, Minggu, untuk membantu Jepang. AS misalnya menyiagakan 8-10 kapal angkatan lautnya ke Jepang untuk mengangkut bantuan pangan, dan obat-obatan. PBB mengirimkan tim bantuannya untuk mengoordinasikan bantuan.

Ancaman nuklir
Kini muncul lagi ancaman bencana baru, yakni rusaknya reaktor nuklir pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang dioperasikan Tokyo Electric Power Co (Tepco). Publik Jepang bahkan mengkhawatirkan dampaknya akan lebih buruk dari bencana Chernobyl.

Sebanyak 180.000 warga Jepang tinggal dalam radius 20 kilometer dari PLTN Fukushima. Akibat kebocoran radiasi pada reaktor Unit 1, ada 160 orang di antaranya dilaporkan telah terkontaminasi.

Sekretaris Kabinet Yukio Edano kepada wartawan, Minggu, mengatakan, setelah terjadi ledakan pada reaktor Unit 1, saat ini Unit 3 juga ”sangat mungkin” bermasalah. Media melaporkan, reaktor pada Unit 2 juga mengalami kebocoran. Televisi CNN melaporkan, atap bangunan pada PLTN itu roboh karena terjadi ledakan.

”Kami tidak bisa langsung memeriksa, tetapi kami mengambil tindakan dengan asumsi kemungkinan terjadi krisis parsial,” kata Edano menjelaskan.

Belum diketahui secara pasti seperti apa dampak ledakan dari reaktor Unit I. Amerika Serikat telah mengirimkan tenaga nuklirnya untuk membantu Jepang.
(AFP/AP/REUTERS/CAL)

http://cetak.kompas.com/read/2011/03/14/02352482/

Korban Gempa-Tsunami Jepang Hampir 900

TOKYO, TRIBUNJAMBI.COM - Jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di wilayah pantai timur laut Jepang hampir mencapai 900, kata kepolisian setempat, Ahad.
Dinas Kepolisian Nasional mengatakan bahwa 688 orang dipastikan tewas,a 642 hilang dan 1.570 terluka dalam bencana yang terjadi pada Jumat siang itu (11/3).

Angka perhitungan kepolisian nasional itu tidak mencakup jumlah kematian yang dihitung kepolisian kota Sendai, yang mengatakan sedikit-dikitnya 200 telah ditemukan.

Juru bicara Perdana Menteri Naoto Kan sekaligus tangan kanannya, Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano, sebelumnya menyampaikan keyakinannya tentang jumlah korban yang mungkin telah mencapai lebih dari 1.000 orang.

Di tengah upaya penyelamatan massal, terdapat sejumlah laporan terbaru yang menunjukkan bertambahnya jumlah korban di sepanjang pantai timur Pulau Honshu, tempat gelombang bencana itu menghancurkan atau merusak lebih dari 12.250 rumah dan bangunan lain.

Sedikit-dikitnya 2.400 rumah tersapu oleh tsunami itu, sementara lebih dari 100 rumah lagi terbakar, menurut kepolisian, yang menambahkan terjadinya 60 kasus tanah longsor.

http://jambi.tribunnews.com/2011/03/13/korban-gempa-tsunami-jepang-hampir-900