Selasa, 27 Februari 2018

Mari Mengetahui Sistem Penanggalan Khonghucu!!!

*JANGAN KHAWATIR ORANG TIDAK MENGENAL DIRIMU, KHAWATIRLAH KALAU TIDAK MENGENAL ORANG LAIN.

Imlek (kalender bulan) atau Kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari. Kalender Tionghoa sekarang masih digunakan untuk memperingati berbagai hari perayaan tradisional Tionghoa dan memilih hari yang paling menguntungkan untuk perkawinan atau pembukaan usaha. Kalender Tionghoa dikenal juga dengan sebutan lain seperti “Kalender Agrikultur” , “Kalender Yin “, “Kalender Lama” setelah “Kalender Baru” yaitu Kalender Masehi, diadopsi sebagai kalender resmi, dan “Kalender Xià” yang pada hakikatnya tidak sama dengan kalender saat ini.

SEJARAH PENANGGALAN IMLEK

Huang Di

Kalender Tionghoa mulai dikembangkan pada milenium ke-3 SM, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Huáng Dì, yang memerintah antara tahun 2698 SM-2599 SM, dan dikembangkan lagi oleh penguasa legendaris ke-4, Kaisar Yáo. Siklus 60 tahun (ganzhi atau liùshí jiazi) mulai digunakan pada milenium ke-2 SM. Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman Dinasti Zhou dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama setiap tahun dimulai dekat dengan titik balik Matahari pada musim dingin.

Dinasti Qin

Kalender Sìfen (4 triwulan), yang mulai diterapkan sekitar tahun 484 SM, adalah kalender Tionghoa pertama yang memakai perhitungan lebih akurat, menggunakan penanggalan Matahari 365,25 hari, dengan siklus 19 tahun (235 bulan), yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Peredaran Metonic. Titik balik Matahari musim dingin adalah bulan pertamanya dan bulan gandanya disisipkan mengikuti bulan ke-12. Pada tahun 256 SM, kalender ini mulai digunakan oleh negara Qín, kemudian diterapkan di seluruh negeri Cina setelah Qín mengambil alih keseluruhan negeri Cina dan menjadi Dinasti Qín. Kalender ini tetap digunakan sepanjang separuh pertama Dinasti Hàn Barat.

Dinasti Han

Kaisar Wu dari Dinasti Han Barat memperkenalkan reformasi kalender baru. Kalender Tàichu (Permulaan Agung) pada tahun 104 SM mempunyai tahun dengan titik balik Matahari musim dingin pada bulan ke-12 dan menentukan jumlah hari untuk penanggalan bulan (1 bulan lamanya 29 atau 30 hari) dan bukan sesuai dengan prinsip terminologi Matahari (yang secara keseluruhan sama dengan tanda zodiak), karena gerakan Matahari digunakan untuk mengalkulasi Jiéqì (ciri-ciri musim).

Dinasti Tang

Sedangkan pada zaman Dinasti Jin dan Dinasti Tang juga sempat dikembangkan Kalender Dàyan dan Huángjí, walaupun tidak sempat dipergunakan. Dengan pengenalan ilmu astronomi Barat ke Tiongkok melalui misi penyebaran agama Kristen, gerakan bulan dan Matahari mulai dihitung pada tahun 1645 dalam Kalender Shíxiàn Dinasti Qing, yang dibuat oleh Misioner Adam Schall.
CARA PERHITUNGAN PENANGGALAN IMLEK

Kalender Tionghoa memiliki aturan yang sedikit berbeda dengan kalender umum, seperti: perhitungan bulan adalah rotasi bulan pada bumi. Berarti hari pertama setiap bulan dimulai pada tengah malam hari bulan muda astronomi. (Catatan, “hari” dalam Kalender Tionghoa dimulai dari pukul 23:00 dan bukan pukul 00:00 tengah malam). Satu tahun ada 12 bulan, tetapi setiap 2 atau 3 tahun sekali terdapat bulan ganda (rùnyuè, 19 tahun 7 kali). Berselang satu kali jiéqì (musim) tahun Matahari Cina adalah setara dengan satu pemulaan Matahari ke dalam tanda zodiak tropis. Matahari selalu melewati titik balik Matahari musim dingin (masuk Capricorn) selama bulan 11.

Jika Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari dan Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar, Bulan atau Komariah, maka Kalender Imlek memadukan keduanya, yang disebut Sistem Lunisolar.

SISTEM SOLAR ATAU MATAHARI

Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari. Perhitungan sistem ini didasari oleh orbit Bumi mengitari Matahari, yang memakan waktu sekitar 365,25 hari per tahun. Jumlah hari per bulannya antara 30 atau 31 hari. Khusus untuk bulan Februari jumlahnya 28 hari, namun pada tahun yang habis dibagi empat, seperti halnya tahun 2004, jumlah hari bulan Februari menjadi 29, sebagai pembulatan kelebihan 0,25 hari per tahun.

Sistem Solar mempunyai keunggulan bisa menghitung secara tepat kapan jatuhnya musim semi, panas, rontok dan dingin, karena ia bisa menentukan letak semu Matahari terhadap Bumi secara pasti, kapan tepat berada di atas Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Utara, kembali ke Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Selatan, kembali lagi ke Khatulistiwa dan seterusnya.

SISTEM LUNAR ATAU BULAN
Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar. Sistem ini didasarkan pada orbit Bulan mengitari Bumi. Rata-rata jumlah hari per bulannya 29,5 hari, yang kemudian dibulatkan menjadi 29 dan 30 hari. Dari sini kita bisa menghitung bahwa jumlah hari per tahunnya adalah 29,5 x 12 = 354 hari, atau 11,25 hari lebih pendek dari Kalender Masehi. Inilah yang menyebabkan 1 Muharram dan Idul Fitri selalu maju 11 hari lebih awal.

Sistem Lunar tidak bisa menghitung kapan terjadi pergantian musim, namun ia mempunyai keunggulan bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadi bulan baru dan purnama, yang masing-masing terjadi tanggal 1 dan 15. Karenanya sistem ini bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadinya air surut dan air pasang, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Sistem Solar.

KALENDER IMLEK DAN SISTEM LUNISOLAR

KalenderFenomena Lun Imlek menggunakan Sistem Lunisolar. Perhitungan jumlah hari per bulan didasarkan pada Sistem Solar, sedang selisih 11,25 hari per tahunnya dikonversi dengan menyisipkan bulan ke –13 pada tahun tertentu sebanyak 7 kali per 19 tahun, agar jumlah hari per tahunnya sesuai dengan Sistem Solar, karena 11,25 x 19 = 213,75 hari atau setara dengan 7 bulan.

Mekanisme penyisipan bulan ke –13 disebut ‘lun’. Dengan tambahan bulan ke –13, maka akan terjadi bulan dobel pada tahun-tahun tertentu. Pada tahun 2555, terjadi ‘lun’ di bulan –2. Dengan demikian setelah bulan –1, bulan -2, masuk ke bulan –2 lagi dan baru kemudian ke bulan –3, -4, -5 dst.

Dengan mekanisme penyisipan tersebut, maka Kalender Imlek di samping bisa digunakan untuk menghitung kapan terjadi bulan purnama, air surut dan air pasang, juga bisa digunakan untuk menentukan pergantian musim.

PENENTUAN TAHUN AWAL KALENDER IMLEK

Kalender Imlek ini diciptakan Huang Di, 2696-2598 sM, salah satu raja suci purba dan Nabi dalam Ru Jiao (agama Khonghucu) dan digunakan pertama kali oleh Dinasti Xia, 2205-1766 sM. Awal tahun baru ditetapkan jatuh pada awal musim semi. Ketika Xia jatuh diganti Dinasti Shang, 1766-1122 sM, awal tahun baru dimajukan satu bulan, berbarengan dengan akhir musim dingin. Ketika Shang digantikan Dinasti Zhou, 1122-255 sM, awal tahun barunya dimajukan lagi sebulan, tepat pada puncak musim dingin.

Kongzi, Khongcu atau Confucius hidup pada jaman Dinasti Zhou, 551-479 sM. Suatu ketika ia menganjurkan agar Dinasti Zhou kembali menggunakan Kalender Xia, karena tahun barunya jatuh pada musim semi, sehingga cocok dijadikan pedoman bercocok tanam. Namun nasihat ini baru dilaksanakan Han Wu Di dari Dinasti Han, 140-86 sM, pada 104 sM. Sejak itu Kalender Xia, yang kini dikenal sebagai Kalender Imlek diterapkan kembali.

Sebagai penghormatan kepada Kongzi, perhitungan tahun pertama Kalender Imlek ditetapkan oleh Han Wu Di dihitung sejak kelahiran Kongzi, yaitu sejak tahun 551 sM. Itulah sebabnya Kalender Imlek lebih awal 551 tahun ketimbang Kalender Masehi. Jika sekarang kalender Masehi bertahunkan 2012, maka Kalender Imlek bertahunkan 2012 + 551 = 2563. Pada saat bersamaan agama Khonghucu (Ru Jiao) ditetapkan Han Wu Di sebagai agama negara. Sejak saat itu penanggalan Imlek juga dikenal sebagai Kongli (Penanggalan Kongzi).

Penghormatan yang diterima Kongzi, setara dengan yang diterima Nabi Isa Almasih dan Nabi Muhammad, SAW. Tahun pertama Kalender Masehi dihitung sejak tahun kelahiran Nabi Isa Almasih, sedang tahun pertama Kalender Hijriah dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad, SAW, dari Mekkah ke Madinah.

PENENTUAN AWAL TAHUN BARU

Pada tanggal 22 Desember letak Matahari berada di 23,5° Lintang Selatan. Di bagian Selatan Bumi, hari itu merupakan hari terpanjang; sedang di Utara merupakan hari terpendek. Setelah 22 Desember Matahari bergerak ke Utara dan pada hari ke –91 atau 21 Maret, tepat berada di atas 0° atau Khatulistiwa. Hari ke –46 setelah pergerakan Matahari ke Utara atau tanggal 5 Februari – yang merupakan titik tengah antara 23,5° Lintang Selatan dengan Khatulistiwa – merupakan awal musim semi. Karena jumlah hari per bulan adalah 29,5 atau 30 hari, maka kisaran setengah bulan ke depan dan ke belakang dari tanggal 5 Februari adalah tanggal 21 Januari dan 19 Februari. Ini sebabnya awal Tahun Baru Imlek jatuh di antara kedua tanggal tersebut.

Batas 21 Januari s.d. 19 Februari ini yang menentukan terjadinya penyisipan bulan –13. Ketika awal Tahun Baru Imlek maju 11,25 hari per tahun dan diperhitungkan akan melewati 21 Januari, maka tahun tersebut disisipi bulan –13. Dengan demikian awal tahun baru yang mestinya maju 11 hari melewati 21 Januari, malah mundur 30 – 11 = 19 hari. Pada tahun Masehi yang habis dibagi empat (366 hari), awal Tahun Baru Imlek sesudahnya akan maju 12 hari atau mundur 18 hari.

LUN GWEE


Lun-gwee adalah bulan kabisat dalam kalender Imlek. Di dalam kalender Gregorian (Masehi) yang kita kenal sebagai tahun kabisat, di mana setiap 4 tahun sekali ada 29 hari dalam bulan Februari. Dalam kalender Imlek, kita kenal bulan kabisat, di mana ada 2 bulan yang sama dalam setahun, artinya 1 tahun Imlek tersebut mempunyai 13 bulan.

MENGAPA HARUS ADA LUN GWEE?

Penanggalan Yangli KongziliLun-gwee ini ada di dalam kalender Imlek karena kalender Imlek adalah kalender lunisolar, kalender yang mendasarkan perhitungannya atas pergerakan bulan dan matahari. Memperhitungkan matahari karena Tiongkok adalah negara agraris di mana pergantian musim sangat penting untuk memutuskan waktu mulai menanam dan memanen. Juga memutuskan tanaman apa saja yang cocok untuk ditanam untuk musim berbeda.

Namun, kalender lunar yang mendasarkan perhitungan atas gerakan bulan cuma punya 29.5 hari dalam 1 bulan atau 354 hari dalam setahun. Sedangkan pergerakan matahari adalah 365.25 hari dalam setahun. Sehingga ada beda 11.25 hari antara setahun kalender lunar dengan kalender matahari. Lun-gwee kemudian ditambahkan ke dalam tahun Imlek untuk sinkronisasi perhitungan atas pergerakan bulan dengan pergerakan matahari itu. Berdasarkan perhitungan, maka ada 7 bulan kabisat yang perlu ditambahkan dalam periode 19 tahun Imlek.

BAGAIMANA CARA PENETAPAN LUN GWEE?

Penetapan Lun-gwee tidak tentu, sekitar 2 atau 3 tahun sekali ditambahkan 1 bulan kabisat pada tahun Imlek tersebut. Misalnya tahun 2004, ada 2 kali bulan 2 (lun Ji gwee), tahun 2006 ada 2 kali bulan 7 (lun Chit gwee), tahun 2009 ada 2 kali bulan 5 (lun Go gwee) dan tahun 2012 ini ada 2 kali bulan 4 (lun Si wee)

Penentuan bulan apa yang akan menjadi bulan kabisat ini tidak tentu dan tidak beraturan, namun ada aturannya. Pada dasarnya kaitannya erat dengan periode matahari. Periode matahari adalah istilah lain dalam kalender Imlek, ada 24 periode matahari dalam setahun. 2 periode matahari yang terkenal misalnya Ceng-beng dan Tang-che. Ceng-beng ziarah ke makam selalu jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahunnya, sedang Tang-che makan ronde tetap jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahun.

Jarak antar periode matahari pada dasarnya adalah 15.75 hari, namun jumlah hari pada 1 bulan Imlek hanya 29.5 hari, sehingga berdasarkan perhitungan setiap 2 atau 3 tahun sekali akan ada 1 bulan yang tidak punya periode matahari genap atau sederhananya, ada bulan Imlek yang hanya punya 1 periode matahari. Bulan inilah yang harus di-kabisat-kan.

BAGAIMANA KALAU KITA LAHIR DI BULAN LUN GWEE?

Lahir di Lun-gwee, misalnya lahir pada lun Go gwee (kabisat bulan 5), maka ulang tahun Imleknya adalah tetap pada bulan 5 setiap tahunnya, tetapi yang diperingati adalah bulan 5 yang pertama, bukan yang kabisatnya.

KALAU LUN PEK GWEE (KABISAT BULAN 8)
APAKAH BERARTI ADA 2 KALI PERAYAAN FESTIVAL MUSIM GUGUR?


Pada dasarnya tidak begitu, festival musim gugur tanggal 15 bulan 8 hanya dirayakan pada bulan 8 asli, bulan 8 kabisat tidak usah dirayakan.

MENGAPA LUN GWEE KELIHATAN TIDAK BERATURAN PENENTUANNYA?

Kalender lunar mendasarkan perhitungan atas gerakan bulan hanya punya 29.5 hari dalam 1 bulan atau 354 hari dalam setahun. Sedangkan pergerakan matahari adalah 365.25 hari dalam setahun. Sehingga ada beda 11.25 hari antara setahun kalender lunar dengan kalender matahari. Lun-gwee kemudian ditambahkan ke dalam tahun Imlek untuk sinkronisasi perhitungan atas pergerakan bulan dengan pergerakan matahari itu. Berdasarkan perhitungan, maka ada 7 bulan kabisat yang perlu ditambahkan dalam periode 19 tahun Imlek. 19 tidak bisa dibagi rata 7, maka dari itu kadang sekitar 2 atau 3 tahun sekali ditambahkan 1 bulan kabisat pada tahun Imlek tersebut. Misalnya pada tahun 2004 ada 2 kali bulan 2 (lun Ji gwee), tahun 2006 ada 2 kali bulan 7 (lun Chit gwee), tahun 2009 ada 2 kali bulan 5 (lun Go gwee) dan tahun 2012 ini ada 2 kali bulan 4 (lun Si gwee)

Penentuan bulan apa yang akan menjadi bulan kabisat ini tidak tentu dan tidak beraturan, namun ada aturannya. Pada dasarnya kaitannya erat dengan periode matahari. Periode matahari adalah istilah lain dalam kalender Imlek, ada 24 periode matahari dalam setahun. 2 periode matahari yang terkenal misalnya Ceng-beng dan Tang-che. Ceng-beng ziarah ke makam selalu jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahunnya, sedang Tang-che makan ronde tetap jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahun.

Jarak antar periode matahari pada dasarnya adalah 15.75 hari, namun jumlah hari pada 1 bulan Imlek hanya 29.5 hari, sehingga berdasarkan perhitungan setiap 2 atau 3 tahun sekali akan ada 1 bulan yang tidak punya periode matahari genap atau sederhananya, ada bulan Imlek yang hanya punya 1 periode matahari. Bulan inilah yang harus di-kabisat-kan.

ADAKAH KEBIASAAN YANG DILAKUKAN PADA SETIAP BULAN LUN GWEE?

Kebiasaan seperti itu mSembahyangemang ada, seperti misalnya di Taiwan Selatan pada setiap bulan Lun, anak perempuan (termasuk putrinya yang sudah menikah ke keluarga lain) untuk memberikan Mi Shua (mian shou atau mie panjang umur). Hal ini disebabkan karena ada kepercayaan dengan adanya bulan Lun maka umur orang tua akan berkurang, dengan cara memberikan doa panjang umur serta mie panjang umur akan membuat hal diatas tidak terjadi.

Masing-masing sub etnis memiliki kebiasaan yang berbeda. Makna dari pemberian ini adalah bakti dari anak perempuan kepada orang tua. Karena zaman dulu, anak perempuan yang telah menikah dianggap merupakan bagian dari keluarga sang suami dan berbakti kepada orang tua sang suami, namun untuk tidak melupakan jasa orang tua membesarkan sang anak perempuan sampai menikah, maka ada tradisi seperti ini.

NAMA NAMA BULAN

NO    PENANGGALAN TIONG HOA    LAMA HARI
1    Cia Gwee    30
2    Ji Gwee    29
3    Sa Gwee    30
4    Si Gwee    30
5    Go Gwee    29
6    Lak Gwee    30
7    Cit Gwee    29
8    Pe Gwee    29
9    Kauw Gwee    30
10    Cap Gwee    29
11    Cap It Gwee    29
12    Cap Ji Gwee    30
13    Lun ... Gwee    -30
TOTAL        354/(384)

HARI BESAR AGAMA KHONGHUCU

NO    TANGGAL    KETERANGAN
1.    1 bulan I (Zheng Yue)    Sembahyang Tahun Baru Kongzili/Yinli, Xin Zheng, atau Chun Jie.
2.    4 bulan I (Zheng Yue)    Sembahyang Menyambut Malaikat Dapur Turun (Ying Zao Jun Xia Jiang).
3.    8/9 bulan I (Zheng Yue)    Sembahyang Besar kepada Tuhan YME (Jing Tian Gong).
4.    15 bulan I (Zheng Yue)    Sembahyang Syukur Shang Yuan Jie/Yuan Xiao Jie, atau Cap Go Me.
5.    18 bulan II (Er Yue)    Sembahyang Hari Wafat Nabi Kongzi (Zhi Sheng Ji Chen).
6.    4 atau 5 April    Sembahyang Hari Sadranan (Qing Ming Jie).
7.    5 bulan V (Wu Yue)    Sembahyang Duan Yang Jie/Duan Wu Jie, atau Bai Chuan.
8.    15 bulan VII (Qi Yue)    Sembahyang Arwah Leluhur (Zhong Yuan Jie).
9.    29 bulan VII - (Qi Yue)    Sembahyang Arwah Umum (Jing He Ping/Jing Hao Peng).
10.    15 bulan VIII (Ba Yue)    Sembahyang Syukur kepada Tuhan YME dan kepada Malaikat Bumi (Fu De Zheng Shen) pada saat pertengahan Musim Gugur (Zhong Qiu Jie).
11.    27 bulan VIII (Ba Yue)    Sembahyang Hari Lahir Nabi Kongzi (Zhi Sheng Dan).
12.    15 bulan X (Shi Yue)    Sembahyang Syukur Akhir Panen kepada Tuhan YME dan kepada Malaikat Bumi (Fu De Zheng Shen) pada awal Musim Dingin (Xia Yuan Jie).
13.    21 atau 22 Desember    Sembahyang Hari Genta Rohani dan Wafatnya Mengzi (Dong Zhi Jie).
14.    24 bulan XII (Shi Er Yue)    Sembahyang Hari Persaudaraan; Mengantar Malaikat Dapur Naik (Song Zao Jun Shang Tian, atau Er Si Sheng An).
15.    29 atau 30 bulan XII (Shi Er Yue)    Sembahyang Tutup Tahun (Chu Xi).

TEMPAT IBADAH AGAMA KHONGHUCU

Kong Miao, (Confucius Temple); Ada satu ciri khas yang membedakaKelenteng Kong Miaon antara Miao atau Kuil Khonghucu dengan bangunan tempat ibadah yang serupa. Pada umumnya di dalam Kong Miao tidak terdapat patung dewa-dewi, melainkan hanya berupa tulisan pada papan peringatan (Sienci) yang biasanya hanya berisi tulisan tentang nama Nabi Kongfuzi/Khonghucu (nama yang lebih umum Kongzi dan juga nama-nama para muridnya yang terkenal). Bangunan Kong Miao yang tertua di Indonesia terdapat di kota Surabaya yang dikenal dengan “Boen Bio” dan Khongcu Bio di kota Cirebon.

Litang,  (Ruang Ibadah); Litang adalah nama tempat ibadah agama Khonghucu yang banyak terdapat di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 150 Litang yang tersebar di seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) dan organisasi pusatnya adalah MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia). Ciri tempat ibadah tersebut selain altarnya yang berisi Kim Sin Nabi Kongzi/Khonghucu, juga biasanya terdapat lambang “Mu Duo” atau Bok Tok (dalam dialek Hokian) yaitu berupa gambar Genta dengan tulisan huruf ‘Zhong Shu’ atau Tiong Sie (bahasa Hokian) artinya “Satya dan Tepasarira/Tenggang Rasa” yang merupakan inti ajaran agama Khonghucu. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Kongzi dalam Kitab Lun Yu “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan terhadap orang lain”. Umat Khonghucu biasanya melakukan ibadah di Litang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek. Namun ada pula yang melaksanakannya pada hari Minggu dan hari lain, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat. Upacara-upacara hari keagamaan lain seperti peringatan Hari Lahir Nabi Khonghucu (28 bulan 8 Iemlik), Hari Wafat Khonghucu (18 bulan 2 Iemlik), Hari Tangcik (Genta Rohani), dan Tahun Baru Iemlik, dsb. biasanya juga dilakukan di Litang.

Kelenteng, Miao; kelenteng pada umumnya digunakan sebagai sarana tempat bersembahyang/ibadah oleh kebanyakan orang Tionghoa terutama umat tradisional sehingga kadang-kadang kita sulit membedakan apakah mereka itu penganut aKlenteng Tien Kok Siegama Buddha Mahayana, Khonghucu atau Tao. Namun kalau kita telaah lebih jauh, ada ciri yang membedakan dari ketiga bangunan tempat ibadah masing-masing penganut agama tersebut yaitu dari nama kelenteng tersebut dan juga para Dewa-dewi yang berada dalam bangunan Kelenteng tersebut. Namun secara umum bangunan Kelenteng biasanya bergaya arsitektur khas Tiongkok, misalnya terdapat ukiran Naga atau Liong pada bagian atas atap atau tiang/pilarnya,ada lukisan Qilin (Hokkian:Kilien) binatang yang dianggap suci, bentuknya seperti seekor rusa, kulitnya bersisik berwarna hijau keemasan, bertanduk tunggal. Hewan suci ini pernah muncul pada saat menjelang kelahiran Khonghucu/Kongzi dan terbunuh oleh Pangeran Lu Ai Gong dalam perburuannya yang menandai peristiwa sebelum kewafatan Khonghucu. Klenteng atau kelenteng (bahasa Hokkian: miao) adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya. Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya disamakan sebagai tempat ibadah agama Konghucu. Di beberapa daerah, klenteng juga disebut dengan istilah tokong. Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara. Klenteng bagi masyarakat Tionghoa tidak hanya berarti sebagai tempat ibadah saja. Selain Gong-guan (Kongkuan), Klenteng mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan komunitas Tionghoa dimasa lampau.

ASAL MULA KATA KLENTENG

Klenteng dibangun pertama kali pada tahun 1650 oleh Letnan Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng. Klenteng ini dipersembahkan kepada Kwan Im (dewi penyayang). Dari kata Kwan Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya lebih mengenal kata Klenteng daripada Vihara, yang kemudian melafalkannya sebagai Klenteng hingga saat ini. Klenteng juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian dari karakter (miao). Ini adalah sebutan umum bagi klenteng di Republik Rakyat Tiongkok.

Miao QuFu Pada mulanya, klenteng adalah tempat penghormatan pada leluhur “Ci” (rumah abuh), masing-masing marga membuat “Ci” untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh. Para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga mereka. Seiring perkembangan zaman, penghormatan kepada dewa-dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus yang dikenal sebagai klenteng yang dapat dihormati oleh berbagai macam marga, suku. Di dalam klenteng bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) dikhususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para sanak keluarga masing-masing. Ada pula di dalam klenteng disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran atau agama leluhur seperti ajaran-ajaran Konghucu, Taoisme, dan bahkan ada pula yang mempelajari ajaran Buddha. Klenteng selain sebagai tempat penghormatan para leluhur, para dewa-dewi, dan tempat mempelajari berbagai ajaran, juga digunakan sebagai tempat yang damai untuk semua golongan tidak memandang dari suku dan agama apapun.

KATEGORI KLENTENG

Klenteng adalah sebutan umum bagi tempat ibadat orang Tionghoa sehingga klenteng sendiri terbagi atas beberapa kategori yang mewakili agama Taoisme , Konghucu , Buddhisme , Agama Rakyat atau Sam Kaw yang masing-masing memiliki sebutan tempat ibadat yang berbeda-beda.

KLENTENG DAN VIHARA PADA ORDE BARU

Pada masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari klenteng dan vihara. Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat, dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain berfungsi sebagai tempat spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Tiongkok.

Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama dari bahasa Sanskerta atau bahasa Pali yang mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan, sehingga terjadi kerancuan dalam membedakan klenteng dengan vihara.

Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi, banyak vihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada vihara atau menamakan diri sebagai Tempat Ibadah Tridharma (TITD).

Sumber Altiker:
https://www.gurisa.com/penanggalan-dan-tempat-ibadah-agama-khonghucu/

Kamis, 22 Februari 2018

占碑孔教妇女春节向孔子学校学生分发红包

 
 
 
2月16日农历正月初一新春佳日上午10时,印尼占碑孔教妇女会主席郑华玲和夫婿黄汉雄在占碑孔教学校礼堂分发节日红包予该校学生和孔教老师。
  学生们整齐列队,井然有序地领取红包。华人传统节日春节,都会分发红包。红色是代表欢喜及带来好运。
  郑华玲对学生们解说为何要用红色纸张包起来后分发给大家,她表示,在春节期间由长辈在年三十晚上0点后派给晚辈的红包称作压岁钱,是表示把新的一年的祝福和好运带给他们……而给年老人寓意为“长命百岁”;用红纸包一枚大洋,象征“一本万利”。至今,红包已普及为一种习俗。因为红色象征好运,所以,每逢婚嫁、添丁、新宅、开工、生日等等……皆发红包。
  郑华玲也简述春节过年,都用红色装饰,有其特殊意义。相传:中国古时候有一种叫"年"的怪兽,头长尖角,凶猛异常,每到除夕,爬上岸来吞食牲畜伤害人命,因此每到除夕,村村寨寨的人们扶老携幼,逃往深山,以躲避“年”的伤害.原来“年”兽最怕红色,火光和炸响。这时大门大开,“年”兽大惊失色,仓惶而逃。本报记者明光报道Romy供图

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20180223/413018.shtml

Rabu, 21 Februari 2018

Sai Che Tien Gelar Ritual Po Un


JAMBI – Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Klenteng Sai Che Tien Jambi 占碑獅子殿” yang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Lorong Koni IV, Rt. 01, Kelurahan Talang Jauh, Kecamatan Jetung, kota Jambi, di Klenteng tersebut sebuah Kim Sin (dewa) yang dikenal dengan Hok Hie Te Sien atau Sien Kong, dewa tersebut juga dikenal sebagai dewa obat, dewa pencipta Bagua [Noton Video: Sai Che Tien Gelar Ritual Po Un].
Selasa pagi (20/2) puluhan kepala rumah tangga atau yang diwakili salah satu keluarga hadir di klenteng Makin Sai Che Tien untuk mengikut upacara Po Un yang dipimpin langsung oleh Lim Tek Cuh Taoshe (中國道士林绎取) dari negara tirai bambu, Po Un tahun ini diikuti lebih kurang seratus kepala keluarga (kk) dan dilaksanakan dari 20 Februari hingga 15 Maret 2018, bagi warga yang hendak Po Un sebelumnya harus mendaftarkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, tanggal kelahiran, jam kelahiran dan shio serta membawa baju satu lembar, sedangkan beberapa sesajen disediakan Makin Klenteng Sai Che Tien, peserta Po Un wajib ikut dalam prosesi upacara, dapat diwakili oleh salah satu keluarganya.

Prosesi Po Un dimulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 dengan membaca nama, tanggal kelahiran, jam kelahiran dan shio yang bersangkutan dihadapan dewa Hok Hie Te Sien atau Sien Kong terus mengelilingi altar sang dewa sebanyak 12 putaran.

Menurut penuturan Sai Kong, Lim Tek Cuh, bahwa, “Manusia lahir, hidup dan meninggal merupakan takdir dari sang pencipta alam semesta, namun perjalanan seseorang maupun nasib seseorang tergantung dari perilakunya sehari-hari”, sedangkan prosesi Po Un adalah untuk membuang kiat atau sial diri yang bersangkutan.

Selanjutnya ujar Lim Tek Cuh, perjalanan seseorang di tahun Anjing, ada bulan yang baik dan ada pula bulan yang kurang baik, maka kita mesti memohon kepada Yang Maha Esa serta memohon agar para dewa memberikan perlindungan dan memberikan berkah yang baik bagi keluarga maupun yang bersangkutan.

Bagi yang ingin ikut Po Un (保運) dapat hubungi Rohaniawan The Lien Teng (鄭連丁) Hp: 0813 6613 2661 (Romy)* https://www.facebook.com/makinjambi

占碑蔡邦胜春节与军警及职工共庆佳节

 
 
 
 
农历正月初一(16/2)上午,占碑省关注幕阿啦占碑佛塔协会创办人之一,咖啡AAA品牌业主蔡邦 胜 居 士 ,在 占 碑 Payo Selincah区于春节敞门迎客及庆祝咖啡厂成立 52 周年。占碑警长Muchlis A.S警察准将等警官,白鹰042军区 Refrizal 上校等军官,Danyon 142/Ksatria Jaya, Ikhsanudin少将,前省长 哈山(Hasan Basri Agus)(HBA),前白鹰042军区长Sutrisno等及回教长老、职工向蔡居士祝贺新春快乐,万事如意,业务蒸蒸日上。
  蔡居士创办的AAA品牌咖啡,深受广大占碑高官市民喜爱,前总统苏西洛访占碑市时,品尝了AAA咖啡,大加称赞,给予好评。
  蔡居士表示,他生产的咖啡是原料单纯,精选好的品种供给广大消费者。本报记者明光/Romy报道摄影

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20180222/412558.shtml

Umat Khonghucu Sambut Sejit Cheng Cui Co She

JAMBI - Setelah lima hari perayaan Tahun Baru Imlek 2569 kongzili, ratusan umat Khonghucu di Kota Jambi silih berganti mendatangi Klenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Hok Kheng Tong 占碑福慶堂 yang terletak di Jalan Koni IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, kehadiran umat Khonghucu tersebut untuk untuk mengikuti prosesi upacara perayaan sejit roh suci Cheng Cui Co She/ Qing Shui Zu Shi (Hok Kian = Ching Cui Co Shu) atau yang lebih dikenal dengan nama sebutan “Co She Kong”, yang dilakukan pada Jum’at (21/2-2018) pagi.

Mereka datang bersama keluarga maupun anak untuk sembahyang di Klenteng Hok Kheng Tong sambil makan bersama dengan pengurus klenteng Hok Kheng Tong Jambi [Nonton Video: 占碑福慶堂庆祝清水祖師神旦千秋]

Upacara sembahyang langsung dipimpin oleh langsung Lim Tek Cuh dari negara Tongkok (china), upacara mulai dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 13.00.
Prosesi upacara terbagi dua tahap, yakni tahap pertama adalah sembahyang menghadap altar Tien (Tuhan), tahap kedua baru sembahyang di altar roh suci Cheng Cui Co She atau “Co She Kong”. Tahap demi tahap diikuti oleh segenap pengurus klenteng Hok Kheng Tong beserta para Lo Cu (panitia), semua prosesi dilakukan pengurus dengan kusuk, setengah jam kemudian, prosesi upacara kedua dilanjutkan didalam klenteng, yakni di altar Cheng Cui Co She. Sebagaimana biasanya berbagai sesajen terbentang di atas meja segi empat berwarna merah, sesajian ada yang dibawa oleh masing-masing umat sendiri.

Seusai sembahyang tersebut, sesajen-sesajen yang ada di altar lalu dimasak, kemudian dimakan bersama. Tradisi makan bersama ini, menurut kepercayaan umat Khonghucu, dengan memakan makanan dari hasil sembahyang ulang tahun para roh suci shen ren, diri mereka akan mendapatkan perlindungan dari mahluk-mahluk yang berniat jahat.

Tampak hadir dalam sejit Co She Kong, Ketua Matakin Kota Jambi, Darmadi Tekun, Pengurus Klenteng MAKIN Leng Chun Keng, Herison (Lim Yong Siang).

Menurut Ketua Klenteng MAKIN Hok Kheng Tong, Berlianta Eliamsya (Lie Tjin Hai), setiap awal tahun penanggalan imlek, Klenteng Hok Kheng Tong selalu adakan sembahyang bersama memperingati hari besar Cheng Cui Co She, dalam upacara tersebut kita memohon agar para roh suci (baca dewa) dapat melindungi negara dari berbagai bencana, rakyat aman sentosa, usaha lancar dan keluarga selalu rukun.

Menurut legenda, Co She Kong berasal dari Propinsi Hok Kian, Kabupaten Yong Chun, Tiongkok (China). Nama panggilan sehari-hari adalah Chen Zhao Ying (Hok Kian = Tan Ciao Eng). Beliau dilahirkan pada tanggal 6 bulan 11 Imlek, tahun 1044 M, pada zaman Dinasti Song (960-1279 M), dimasa Pemerintahan Kaisar Ren Zhong tahun keempat.

Chen Zhao Ying mahir dalam bidang pengobatan dan mendatangkan hujan bagi penduduk di sekitar An Xi (An Hui) & Xia Men (E Meng). Beliau sering membantu penduduk yang miskin dalam masalah pengobatan dan suka menolong orang-orang membangun jembatan. Di dekat gua tempat beliau bertapa terdapat sumber air yang jernih, yang bernama Qing Shui Yan (Ching Cui Giam) yang berarti Cadas Air Bersih. Dengan air jernih dan meditasi di gua ini Chen Zhao Ying mengobati orang-orang yang meminta pertolongannya. (Romy)

Minggu, 18 Februari 2018

Berduka Cita Atas Berpulangnya ke Haribaan Tian Yang Maha Esa Ibu Lystiani


KUALA TUNGKAL - Keluarga Besar Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) dan umat Khonghucu, menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang mendalam atas berpulangnya ke Haribaan kebajikan Tian Yang Maha Esa, Ibu Lystiani  Ketua Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) kota Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi pada hari Minggu, 11 Februari 2018, pukul 17,03 Wib, dalam usia 57 tahun, di National University Hospital, Singapura [Nonton Video: Upacara Duka Agama Khonghucu Pert 1 & 2].
Upacara duka dilaksanakan sesuai dengan permintaan almarhumah Lystiani (Lie Chu Fong) yakni agama kepercayaan beliau yaitu agama Khonghucu dan upacara duka Agama Khonghucu baru kali pertama dilaksanakan di Provinsi Jambi.

“Kabar duka tersebar luas bagi Penganut Khonghucu Indonesia (Ru Jiao) tanah air Indonesia, Telah berpulang ke Haribaan Tian, Lie Chu Fong Dauqin,” kata Js. Widi utusan Matakin Pusat untuk memimpin upacara duka.

Jenazah disemayamkan di rumah duka Yayasan Budi Luhur, Jalan Jendral Sudirman, No 40 Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Jenazah beliau dimakamkan dipemakaman tionghoa Parit Gompong pada hari Kamis 15 Februari 2018, pukul 09.10 WIB. Segenap sanak famili, handai tolan hingga tokoh masyarakat setempat berdoa untuk almarhumah dan keluarga yang ditinggalkan dapat menerima dengan tabah. Semoga Tian Yang Maha Esa memberikan ketabahan dan kekuatan iman di dalam menerima kedukaan serta dapat meneruskan cita-cita almarhumah.

Lystiani nama mandarin Lie Chu Fong merupakan sosok Perempuan Khonghucu Indonesia yang aktif dalam pembinaan terhadap para anggotanya.

Wanita yang dikenal konsisten memperjuangkan Umat Khonghucu di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjab Barat, Provinsi Jambi. (Romy)* https://www.facebook.com/makinjambi

Sabtu, 17 Februari 2018

Pengusaha Kopi Open House & HUT Kopi AAA Ke 52 Bersama Karyawan


JAMBI – Salah satu tradisi di hari raya Imlek adalah menyampaikan uacapan kepada keluarga maupun pimpinan perusahaan tempat bekerja, seperti tahun baru imlek 2569 kongzili dimana ratusan karyawan serta karyawati terkemuka di Jambi, yakni perusahaan Kopi bubuk AAA bersilaturahmi kerumah pimpinannya yang berlokasi di kawasan Payo Selincah Jambi sekaligus memperingati HUT Kopi AAA Jambi yang ke 52.
Open House untuk kalangan pejabat itu sudah biasa kita temui, namun Open House untuk kalangan bahwa boleh dibilang jarang sekali kita temukan.

Ratusan karyawan karyawati Kopi AAA Jambi disuguhi berbagai hidangan dan minuman yang sengaja disediakan oleh Hidayat, seusai santap makanan maupun minuman mereka ramai bernyanyi (karaoke) di aula perusahaan yang telah disediakan oleh perusahaan Kopi terbesar di Jambi.

Selain Karyawan tampak bersilaturahmi Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis A.S beserta jajaran Kapolda, Danrem 042/ Garuda Putih Jambi, Kolonel Inf Refrizal beserta jajaran rombongan, Danyon 142/Ksatria Jaya, Mayor Inf Ikhsanudin, mantan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA), Sutrisno, mantan Danrem 042/Gapu Jambi sambil menyampaikan Gong Xi Fa Chai disambut Hidayat.

Selain rombongan pejabat Jambi, tampak hadir juga beberapa instansi maupun tokoh-tokoh ulama dalam open house yang dilakukan di pabrik Kopi AAA Jambi. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi

Perkhin Jambi Bagi-bagi Angpao Saat Tahun Baru Imlek 2569 Kongzili

JAMBI - Untuk kali pertama Tahun Baru Imlek 2018 Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN) Provinsi Jambi membagi-bagikan angpao kepada siswa-siswi Sekolah Khonghucu dan para guru agama Khonghucu di aula littang Nabi Kongzi (16/2-2018).

Ketua Perkhin Jambi Herwai dan bersama suaminya Hasan Andi Ng membeagi-bagikan angpao dan jeruk yang dimasukan ke dalam keranjang plastik, dengan gembira para siswa-siswi dan guru berbaris menerima angpao sambil mengucapkan Gong Xi Fa Chai "恭喜發財".
Adalah amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek. Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa yang nasib baik bagi penerimanya.

Makna angpao sebenarnya bukan hanya sekedar perayaan tahun baru Imlek semata karena angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik, sehingga angpao juga ada di dalam beberapa perhelatan penting seperti pesta pernikahan, hari ulang tahun, syukuran naik rumah baru dan lain-lain yang bersifat suka cita.

Menurut tradisi, pemberian uang angpao tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Ada beberapa aturan yang dipercaya harus dilakukan sebelum memberikan angpao. Tujuannya agar uang angpao itu tetap membawa keberuntungan (Romy).
* https://www.facebook.com/makinjambi"

Ribuan Umat Khonghucu Sembahyang Ke Klenteng 🏮🏮🏮🏮

JAMBI - Perayaan Tahun Baru Imlek ke 2569 kongzili di Kota Jambi, di sambut antusias oleh ribuan umat Khonghucu se-kota Jambi (16/2-2018).

Sejak pukul 00.00 dinihari, belasan klenteng di kota Jambi telah di buka untuk memberikan pelayanan terhadap umat yang hendak lakukan sembahyang Imlek tahun 2018.
Aroma gahayu yang semerbak harumnya tercium dari depan gerbang klenteng diiringi terangnya puluhan lilin berwarna merah dari berbagai ukuran Sebagai ungkapan rasa syukur. Sembahyang imlek sudah dilakukan umat Khonghucu sejak ribuan tahun silam secara turun temurun dan dilakukan setiap perayaan Imlek.

Warga berharap, di tahun yang baru ini, kehidupan akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dan keluarganya akan diberikan kesejahteraan serta kesehatan. Ribuan warga Tionghua yang mayolitas beragama Khunghucu untuk memanjatkan doa.

Seperti yang dilakukan para umat Khonghucu di klenteng Siu San Teng, klenteng terbesar di kota Jambi yang terletak dikawasan Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, kota Jambi.

Warga berharap semoga di tahun yang baru ini, kehidupan akan lebih baik dan umat akan diberikan kesejahteraan serta kesehatan. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi

Kamis, 08 Februari 2018

占碑忠义堂春节前夕分发爱心红包予贫苦居民


 
 
 
 
春节来临之际,座落在占碑省东占碑镇 Sulanjana乡, Pangeran Diponegoro, 街“忠义堂”,于2018年2月3-4日上午,由忠义堂寺庙主席吴金来、财政翁志成等理事向占碑市、Muara Jambi 和Batanghari 县华裔贫困居民分发节日红包与礼品,以表达对他们的关注,让他们能度过一个快乐的春节。

  吴金来表示,这两天来我们忠义堂理监事们积极参与分发占碑市郊区华裔贫困居民,使他们能与其他华社一起度过春节。他说,贫困居民,长期卧病在身,不能谋生,无亲无故,非常孤独可怜。希望其他兄弟团体,也能伸出援手帮助他们,在此也希望年轻一带的华裔青年能挺身出来为华社做点福利工作。忠义堂理监事如下:顾问:阵鸿华 、戴建达(Muliady)、谢進森(Hasanuddin)、陈露雯 、关文镒(Irawan)主席:吴金来(Eddy Gunawan)副主席:李忠正(Suroto)秘书:陈朱财(Danny Djati Kusuma)财政:翁志成(Sayuti Agus (Atek))总务:张明勇(Chandra Lestio (Ayong))、李亚多(Ali Warto)、阵有原(Irwan Tahir)、李金安(Andreas Sumadi)

  本报记者明光/Romy报道

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20180209/407819.shtml
* https://www.facebook.com/makinjambi

Minggu, 04 Februari 2018

Klenteng Tiong Gie Thong “忠義堂” Bagi Angpao Untuk Warga Miskin

 
 
Selama dua hari penuh Klenteng Tong Gie Thong beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur membagikan ratusan angpao kepada warga keturunan Tionghoa yang tidak mampu.

Bantuan dalam berbentuk angpao tersebut agar warga yang tidak mampu bisa ikut menikmati perayaan Tahun Baru Imlek 2569 Kongzili bersama keluarga [Lihat Foto: “忠義堂” BagiAngpao Untuk Warga Miskin (Part 1)].

Ujar Wu Jīn Lái (吴金来先生), Ketua Klenteng Tiong Gie Thong "忠義堂" didampingi Bendahara Tiong Hie Thong, Wēng Zhì Chéng (翁志成先生), Sebagai rasa peduli pengurus klenteng Tiong Gie Thong Jambi terhadap warga Tionghoa yang kurang beruntung bisa turut merayakan Tahun Baru Imlek 2018 yang jatuh pada 16 Februari 2018, maka kami menghimpun dana dari para pengurus klenteng dengan harapan agar angpao tersebut dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh warga tersebut [Lihat Foto: “忠義堂” BagiAngpao Untuk Warga Miskin (Part 2)].

Sebagai rasa peduli terhadap keluarga Tionghoa yang tidak mampu di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari, pengurus Klenteng Tiong Gie Thong Jambi salurkan bantuan dalam bentuk angpao kepada ratusan warga tionghoa yang tidak mampu.

Sungguh luar biasa para pengurus Klenteng Tiong Gie Thong (忠義堂) yang rata-rata masih muda sudah begitu peduli terhadap warga yang kurang mampu, semoga kedepan ada generasi muda bisa mengikuti semangat mereka.

Warga yang menerima bantuan tersebut selain tidak mampu, ada juga warga yang sedang sakit bertahun-tahun hanya terbaring lemah diatas ranjang. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi