Rabu, 18 Maret 2015

Marga Huang Indonesia Mendukung Rumah Belajar Untuk Korban Sinabung

SUMUT, ayojambi.com - Marga Huang Indonesia, dipimpin oleh Darman Wijaya selaku ketua umum mengunjungi pengungsi dan tempat-tempat korban Erupsi Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo. Mereka sekaligus memberikan bantuan. Bantuan yang secara simbolis, berupa sandang pangan (handuk, sarung, perlengkapan mandi, snack, mie instan, ikan asin, bawang putih, minyak goreng), serta media rumah belajar (seperti, TV, DVD Player, loudspeaker, microphone, lemari buku, dan perlengkapan sekolah lainnya).

Selain perlengkapan alat sekolah, ada sejumlah uang juga diberikan kepada anak-anak korban Sinabung untuk keperluan pendidikan, “Anak pengungsi harus belajar terus hingga mencapai cita-citanya,” ungkap Darman didampingi Koordinator FKPS, Drs Hansen Sinulingga di UKA, usai membagikan bantuan.
Darman Wijaya selain Ketua Umum Marga Huang Indonesia, juga sebagai ketua MATAKIN Provinsi Jambi dan Ketua Pengpro Pexi Jambi, kali ini kunjungan Darman Wijaya ke korban Erupsi Gunung Sinabung didampingi sejumlah pengurus perkumpulan Marga Huang. Di antaranya, Samuel Sahabu (Sekretaris Jenderal), John Darma, Niki Mirinda. Hadir juga sejumlah tokoh FKPS seperti Heri Ketaren (Programmer Rumah Belajar), Johan Chandra, Adut, Vera, Kepala Dinas Perhubungan Tanah Karo Lesta Karo-karo, KBO Satlantas Polres, IPTU Hambali dan lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Marga Huang Indonesia juga mengunjungan berapa titik posko pengungsi dan desa-desa yang terdapat rumah belajar. Selain memberikan bantuan, sebelumnya diadakan Training for Trainer yaitu pembekalan untuk relawan rumah belajar dalam membantu masyarakat, khususnya untuk anak-anak dampak erupsi,” kata Hansen.

“Kunjungan Marga Huang ke Tanah Karo, bukan sekadar memberikan bantuan kemanusian, tapi pendidikan anak dampak erupsi juga diperhatikan. “Anak-anak harus giat belajar dan jangan sampai putus sekolah. Sebab, sekolah itu penting membantu mereka mendapatkan pekerjaan dan hidup lebih baik ke depan, juga membantu orang tua agar tidak prihatin atas keberadaan anaknya. Ini merupakan bentuk kepedulian dan keprihatinan kami demi masa depan mereka,” tutur Darman Wijaya.

Sebanyak sembilan lokasi yang mendapatkan bantuan sandang pangan dan sarana rumah belajar yang tengah digalakkan. Kesembilan lokasi itu, yakni, Posko KNPI, Posko UKA Kabanjahe, Posko Zentrum, Gereja GBKP di Desa Ndrokum Siroga, Desa Susuk, Desa Mardingding, Desa Perbaji, Desa Rimo Kayu dan Desa Nang Belawan.

Di Gereja GBKP di Desa Ndrokum Siroga, Mardingding, Perbaji, Rimo Kayu, selain
memberikan bantuan juga melakukan pembukaan Rumah Belajar. Sementara di Desa Susuk dan Desa Nang Belawan digandengkan dengan Pencanangan Rumah Belajar. “Sebelumnya, di Posko UKA Kabanjahe relawan melakukan pencanangan Rumah Belajar dan di Posko KNPI menggelar pembukaan Rumah Belajar. Khusus di Posko Zentrum, kita menyerahkan sandang pangan dan televisi untuk para relawan di sana,” ujar Hansen.

“Pada intinya, kegiatan kita dalam dua hari ini, dalam rangka mendukung berjalannya
program rumah belajar di posko pengungsian dan daerah terimbas erupsi, karena rumah belajar merupakan sarana interaksi membangun karakter dan memotivasi diri anak. Kepada seluruh anak-anak dampak erupsi, supaya tetap semangat, jangan pernah putus asa, berdoalah agar Tuhan selalu tetap menyertai kita,” kata Hansen.

Masyarakat di delapan desa yang dikunjungi cukup antusias menyambut kedatangan Marga Huang dan FKPS. Di antara mereka ada yang mengaku terharu, karena tim ini sangat peduli dengan nasib dan masa depan anak-anak terdampak erupsi. Bahkan warga Desa Susuk memberikan buah tangan berupa beberapa sisir pisang sebagai ungkapan terima kasihnya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Tuhan yang mempertemukan kami dengan para
komunitas yang baik dan peduli dengan nasib kami di sini,” ucap Fitri br Ginting, seorang anak pengungsi dalam doa yang diucapkannya di hadapan seluruh tim relawan.

Sementara itu, pengelola Gereja GBKP Desa Rimo Kayu, Pdt. Jesiska br Barus mengatakan, pihaknya sangat senang dan bangga dengan atensi dan kepedulian para komunitas. Ia menilai, anak-anak yang terdampak erupsi sangat membutuhkan rumah belajar. “Mereka saat ini hanya bermain tidak tentu arahnya. Kami akan maksimalkan tempat ini sekaligus program ini agar anak-anak di sini bisa memiliki masa depan yang lebih baik sehingga bisa mewujudkan mimpinya. (Romy)

Sabtu, 14 Maret 2015

Lim Tek Chong Taoshe Pimpin Po Un Untuk Memohon Berkah

 Po Un selain diikuti umat biasa, juga diikuti wakil ketua MATAKIN 
Prov Jambi Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua
 Perkumpulan ANKE Edyson beserta istri
Wakil ketua MATAKIN Prov Jambi Alex Sujanto
 Wakil ketu Perkumpulan ANKE Edyson
 
JAMBI, ayojambi.com - Puluhan umat Khonghucu mengikuti ritual Po Un terakhir di Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Sai Che Tien Jambi (15/3), Untuk memenuhi permintaan umat di Jambi, Lim Tek Chong Taoshe sengaja datang dari Sumatera Selatan (Palembang), prosesi Po Un ini adalah terakhir dilakukan di Jambi, maka sebanyak 23 kepala keluarga mengikuti ritual sejak pukul 09.30 WIB di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Gambar; Po Un di Kelenteng Sai Che Tien Jambi].
Antara puluhan peserta Po Un, terdapat wakil ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) Edyson beserta istri mengikuti tahapan Po Un dengan mengelilingi altar Nabi Khonghucu (Fu Xi) sebanyak 12 putaran. 

Menurut Alex Sujanto, tahun ini agak terlambat mengikuti Po Un, “Biasanya sudah mengikuti Po Un awal Imlek”, karena awal imlek sedang berada diluar daerah bersama keluarga.

Po Un selain diikuti umat dari Jambi, juga ada peserta yang sengaja datang dari luar daerah, seperti datang dari Pakanbari (Riau) dan Selat Panjang (kepri), mereka setiap tahun selalu mengikuti ritual tersebut di Jambi serta mereka memandang Po Un yang dipimpin Lim Tek Chong Taoshe dari China berbeda dengan Po Un yang diselenggara oleh pihak lain. Tradisi Po Un tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu, meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksana di masing-masing kelenteng, namun tujuanya sama yakni untuk meminta keselamatan. (Romy) 
* www.ayojambi.com/

Ini 4 Cara Membedakan Bakso Sapi dan Babi

 
 
 
 
Ketika menyantap bakso, kadang kita dikhawatirkan soal apakah makanan berbahan daging yang disantap itu betul-betul sudah halal atau tidak. Pemicunya karena maraknya pemberitaan soal penemuan bakso berbahan babi.
Bakso berbahan daging babi memang banyak dijual, tapi ada dua peruntukannya. Ada untuk warung khusus dan ada juga untuk umum (pedagang nakal). Di warung umum, mungkin disangka bakso itu berbahan daging sapi, tapi ternyata sebaliknya. Perlu kehati-hatian dan kecermatan memilih warung dan penjual.
Lalu, bagaimanakah tindakan preventive yang bisa anda lakukan untuk membedakan antara bakso yang terbuat dari daging sapi murni dan bakso yang memakai campuran daging babi di dalamnya? Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan untuk mengetahui perbedaan antara bakso sapi dan bakso babi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa hal berikut ini.

Cermati aromanya
Aroma daging yang dihasilkan oleh sapi dan babi tentu berbeda. Setelah bakso daging babi direbus di dalam panci, biasanya akan tercium aroma khas daging babi yang lebih amis dibandingkan aroma daging sapi. Untuk itu anda sebaiknya waspada jika aroma bakso yang akan anda konsumsi tidak seperti aroma daging sapi kebanyakan.

Cermati teksturnya
Daging babi celeng memiliki tekstur lebih kasar. Jika dijadikan bakso, maka akan mudah pecah bila ditusuk sendok. Jika Anda memakan bakso yang sudah terlihat seperti itu, maka lebih baik berhenti memakannya. Bisa saja bakso tersebut memang dicampuri dengan daging babi.

Cermati rasanya
Jika bakso tersebut sudah tercampur degan daging babi, maka rasanya pun sedikit berbeda. Bakso tersebut, saat dikonsumsi akan terasa lebih gurih. Namun, ada juga pedagang bakso yang licik dengan menambahkan bawang putih untuk menghilangkan ciri khas bau daging babi tersebut.

Perbedaan harga
Anda patut mencurigai harga bakso yang dijual murah di pasaran. Bakso oplosan yang dijual pasaran itu bisa saja mengandung babi karena dijual murah. Bakso oplosan biasanya dijual seharga Rp. 300 hingga Rp. 1.500 per butir, sesuai ukuran. Sedangkan, bakso sapi ukuran terkecil biasanya dijual dengan harga Rp. 1000 per butir. Agar tidak tertipu bakso tersebut mengandung babi atau tidak, alangkah baiknya membeli bakso yang sudah dikemas saja dan terdapat tulisan halalnya.(carapedia.com)

http://jambi.tribunnews.com/2015/03/14/ini-4-cara-membedakan-bakso-sapi-dan-babi

Kamis, 05 Maret 2015

Puluhan Ribu Warga Sambut Perayaan Cap Go Meh Di Jambi

JAMBI, ayojambi.com - Ribuan warga kota Jambi memadati kawasan koni untuk mengikuti prosesi perayaan Malam Cap Go Meh [Lihat Gambar: Cap Go Meh] yang digelar oleh umat Khonghucu di Jambi, perayaan malam Cap Go Meh selain dihadiri warga kota Jambi dan sekitarnya, juga dihadiri oleh warga Sumatera Selatan (Palembang), Batam dan Pakanbaru (Riau).
Menariknya perayaan yang selalu dipadati warga itu, juga memadukan pelepasan 200 buah lampion terbang di MAKIN Kelenteng Sai Che Tien dan MAKIN Kelenteng Leng Chun Keng. Cap Go Meh sendiri merupakan prosesi keagamaan Khonghucu sebagai bagian dari akhir perayaan Imlek 2566 Kongzili.

Banyak kalangan yang hanya tahu Malam Perayaan Cap Go Meh, namun tidak tahu apa yang tergandung dalam perayaan Cap Go Meh, istilah Cap Go Meh nampaknya lebih akrab dan melekat sebagai sebutan di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Padahal dari sononya lebih dikenal dengan nama Goan Siao Cui atau Goan Meh artinya bulan purnama pertama pada tanggal 15 Imlek, Cap Go artinya 15 dan Me malam.

Hari raya Cap Go Meh merupakan rangkaian upacara terakhir dari tahun baru Imlek, pada hari itu keluarga yang merayakan kembali menggelar sesaji di altar abu leluhur, bisa juga di meja biasa bagi yang tidak lagi memelihara abu leluhur. Sesaji untuk acara cap go meh lebih sederhana bila dibandingkan saat tahun baru Imlek, Ceng Beng. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Puluhan Ribu Warga Sambut Festival Cap Go Meh Di Jambi


JAMBI, ayojambi.com - Puluhan ribu warga kota Jambi dari berbagai elemen berbaur memadati kawasan koni untuk mengikuti festival perayaan Malam Cap Go Meh [Lihat Gambar: Cap Go Meh] yang digelar oleh umat Khonghucu di Jambi, perayaan malam Cap Go Meh selain dihadiri warga kota Jambi dan sekitarnya, juga dihadiri warga dari Sumatera Selatan (Palembang), Batam dan Pakanbaru (Riau).
"Sekitar puluhan barisan pembawa bendera kebesaran para roh suci, Lampion, kursi tandu singasana para dewa, Barongsai, Liong.” (5/3).

Bahkan puluhan ribu warga memadati perkampungan Tionghoa (China Town) untuk menyaksikan malam Cap Go Meh, acara tersebut diikuti 12 Tandu (kio) dan 10 kitong turun ke jalan meramaikan prosesi tersebut.

Menariknya perayaan yang selalu dipadati warga itu, selain pesta kembang api, juga  pelepasan 200 buah lampion terbang di MAKIN Kelenteng Sai Che Tien  印尼占碑省獅仔殿廟宇 dan MAKIN Kelenteng Leng Chun Keng 印尼占碑省龍春宮廟宇. Cap Go Meh sendiri merupakan prosesi keagamaan Khonghucu sebagai bagian dari akhir perayaan Tahun Baru Imlek 2566 Kongzili. (Romy)
* www.ayojambi.com/