Jumat, 29 Oktober 2010

Ribuan Warga Selo Tetap di Pengungsian

BOYOLALI, KOMPAS.com - Ribuan pengungsi dari lereng Gunung Merapi memadati tempat pengungsian akhir di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hingga Sabtu (30/10/2010) pagi ini.

Ribuan pengungsi itu berasal dari Desa Jrakah, Klakah, dan Lencoh. Mereka menempati barak-barak di Lapangan Samiran, aula kecamatan, masjid, dan gedung dinas pendidikan cabang setempat setelah Merapi meletus dengan suara dahsyat, Sabtu sekitar pukul 01.00.

Menurut Koordinator Tim SAR Barameru Selo, Samsuri, letusan Merapi terdengar sangat dasyat dari pos penjagaan pendakian, Dusun Plalangan, Desa Lencoh. Api membumbung tinggi ke segala arah.

"Letusan Merapi terjadi sekitar pukul 00.45 WIB terlihat jelas dari Desa Lencoh, sehingga tanda bahaya sirine langsung terdengar dan warga berlarian menyelamatkan diri ke tempat yang aman," kata Samsuri. "Titik api Merapi ke arah atas sehingga ada yang menuju ke sisi utara atau Selo, Boyolali."

Menurut dia, desa-desa sekitar lereng Merapi di wilayah Selo saat ini dalam kondisi lengang karena ditinggalkan warganya mengungsi ke pusat Kecamatan Selo.

Akibat semburan awan panas Merapi tersebut belum dilaporkan adanya korban jiwa, tetapi Tim SAR akan menyisir lokasi jika kondisinya sudah aman.

Sementara, pengungsian juga terjadi di kantor Kabupaten Boyolali yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari puncak Merapi.

Para mengungsi yang memadati kantor Pemkab tersebut sebagian besar warga dari Wonodoyo, Kecamatan Cepogo.

Yuli, warga Boyolali menjelaskan, pengungsi warga Cepogo sudah memenuhi kantor pemkab, sehingga sejumlah jajaran Muspida setempat sibuk mempersiapkan kebutuhan pengungsi akibat bencana Merapi. "Pengungsi kini menempati di pendapa pemkab," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2010/10/30/05292632/